×
image

Arab Amerika: Pilih Harris yang Tak Peduli atau Trump yang Sok Perdamaian?

  • image
  • By Cecep Mahmud

  • 04 Nov 2024

<br />
<b>Deprecated</b>:  htmlspecialchars(): Passing null to parameter #1 ($string) of type string is deprecated in <b>/home/lbjjakarta/public_html/post.php</b> on line <b>218</b><br />


Deprecated: htmlspecialchars(): Passing null to parameter #1 ($string) of type string is deprecated in /home/lbjjakarta/public_html/post.php on line 221


LBJ - Dalam setahun terakhir, komunitas Arab Amerika di Michigan menghadapi “pemakaman kolektif,” kata Layla Elabed, aktivis lokal. Konflik Israel di Gaza dan Lebanon menjadi isu yang menyakitkan, membuat komunitas ini merasa kecewa terhadap kandidat utama dalam pemilu Amerika Serikat.

“Kami berduka. Kami frustrasi. Kami merasa dikhianati,” ujar Elabed kepada Al Jazeera.

Meski pemilu semakin dekat, banyak warga Arab Amerika merasakan bahwa tidak ada satu pun kandidat yang memiliki solusi untuk menghentikan kekerasan ini.

Dengan pemilu yang tinggal hitungan hari, sebagian komunitas Arab Amerika memutuskan tidak akan memilih. Bagi Elabed, baik Kamala Harris dari Partai Demokrat maupun Donald Trump dari Partai Republik dianggap tidak membawa harapan. Elabed menegaskan bahwa ia memilih untuk membiarkan kolom presiden kosong.

“Baik Harris maupun Trump belum menunjukkan kebijakan jelas untuk menghentikan bom di Gaza,” kata Elabed.

Namun, pendapat ini tidak sepenuhnya disetujui. Sebagian warga mendukung Harris dengan harapan dapat mendorong perubahan kebijakan melalui kolaborasi di dalam negeri.

Di sisi lain, sejumlah kecil lainnya melihat Trump sebagai pilihan untuk menyampaikan protes terhadap Partai Demokrat, yang dianggap gagal mendukung perdamaian di Timur Tengah.

Alissa Hakim, lulusan universitas asal Lebanon, mengungkapkan kekecewaannya terhadap pemilu kali ini. Pada 2020, ia memilih Joe Biden dengan harapan kebijakan luar negeri Amerika akan lebih manusiawi. Namun, konflik yang terus berlanjut di Timur Tengah mengubah pandangannya.

“Kami pantas untuk menghargai suara kami, bukan sekadar memilih yang terbaik dari dua kejahatan,” tegas Hakim.

Aktivis setempat juga menggambarkan ketidakpuasan mereka dengan kebijakan Harris yang terus mendukung persenjataan untuk Israel.

"Ini pil yang sangat sulit untuk ditelan,” ujar Ali Dagher, seorang aktivis Demokrat di Michigan.

Dagher menambahkan bahwa keputusan mendukung Harris didasari oleh kekhawatiran akan dampak buruk jika Trump kembali memimpin.

Mengapa Pemilu Kali Ini Berbeda?

Kota Dearborn, yang dikenal sebagai Ibu Kota Arab Amerika, menunjukkan kurangnya antusiasme terhadap pemilu kali ini. Survei di lingkungan Arab di kota tersebut menunjukkan spanduk kampanye yang lebih banyak untuk pemilu lokal dan isu budaya dibandingkan spanduk untuk dua kandidat presiden utama. Data menunjukkan bahwa Biden meraih 80% suara warga Arab di Dearborn pada 2020. Namun, rasa frustrasi terhadap kebijakan luar negeri Demokrat membuat dukungan ini merosot tajam.

Kedua kampanye besar mencoba menjangkau komunitas Arab Amerika, namun hasilnya mengecewakan. Pada sebuah acara di Michigan, Harris mengungkapkan bahwa ia berharap “mendapatkan” suara dari komunitas tersebut, tetapi ia tidak berhasil meyakinkan mereka. Sebaliknya, Trump dan timnya dengan agresif menyoroti hubungan Harris dengan Liz Cheney, tokoh politik yang dikenal dengan pandangan pro-perang.

“Kamala berkampanye dengan seseorang yang ingin menyerang hampir semua negara Muslim,” ujar Trump dalam sebuah rapat umum di Michigan.

Wali Kota Hamtramck, Amer Ghalib, menjadi salah satu pejabat Arab Amerika yang menunjukkan dukungannya terhadap Trump. Ia menyatakan bahwa hubungan dengan Partai Republik telah terjalin sebelum konflik terkini, berharap ada perubahan dalam kebijakan luar negeri.

Namun, suara lainnya seperti aktivis Wissam Charafeddine lebih memilih kandidat alternatif, seperti Jill Stein dari Partai Hijau, untuk menyampaikan pesan ketidakpuasan mereka terhadap sistem politik yang ada.

“Kami dihadapkan pada trauma yang tak terelakkan,” ujar Charafeddine, merujuk pada dampak langsung dari konflik terhadap keluarga dan teman di Timur Tengah.

Komunitas Arab Amerika di Michigan kini berada di persimpangan sulit. Mereka merasa tidak diwakili oleh kedua kandidat utama, yang memicu keraguan terhadap pengaruh suara mereka dalam pemilu.

“Kami hanya ingin suara kami dihargai, bukan sekadar dijadikan objek politik,” pungkas Elabed.


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Tags:


Popular Post