×
image

Delapan Ribu Tentara Korea Utara Dekati Ukraina, Siap Bantu Rusia dalam Pertempuran?

  • image
  • By Cecep Mahmud

  • 01 Nov 2024

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, menyebutkan Rusia bahkan melatih tentara Korea Utara dalam operasi militer garis depan, termasuk keterampilan artileri dan operasi pembersihan parit. (tangkap layar)

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, menyebutkan Rusia bahkan melatih tentara Korea Utara dalam operasi militer garis depan, termasuk keterampilan artileri dan operasi pembersihan parit. (tangkap layar)


LBJ - Amerika Serikat baru-baru ini mengungkap bahwa sekitar 8.000 tentara Korea Utara telah dikerahkan ke wilayah Kursk, Rusia, yang berbatasan langsung dengan Ukraina. Informasi ini memicu kekhawatiran global mengenai potensi keterlibatan tentara Korea Utara dalam konflik Rusia-Ukraina.

Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, menyampaikan bahwa meskipun tentara Korea Utara belum bertempur, pergerakan mereka semakin dekat ke garis depan.

“Kami memperkirakan mereka akan dikerahkan dalam beberapa hari mendatang,” kata Austin dalam konferensi pers yang digelar Kamis lalu.

Laporan ini muncul sehari setelah Austin menyebut hanya "sebagian" tentara yang tiba di Kursk. Namun, kini angkanya meningkat secara dramatis. Berdasarkan estimasi AS, sekitar 10.000 tentara Korea Utara sudah berada di Rusia, dan jumlah ini diperkirakan naik menjadi 11.000 menurut Korea Selatan dan hingga 12.000 menurut Ukraina.

Baca juga: Pemilu Presiden AS 2024: Begini Cara Kerja Proses Pemilihannya

Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Robert Wood, turut mengonfirmasi data ini.

"Kami menerima informasi bahwa saat ini terdapat 8.000 tentara Korea Utara di wilayah Kursk," ungkap Wood di Dewan Keamanan PBB.

Kehadiran tentara Korea Utara ini dikhawatirkan menambah eskalasi konflik di perbatasan Rusia-Ukraina. Menurut Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, Rusia bahkan melatih tentara Korea Utara dalam operasi militer garis depan, termasuk keterampilan artileri dan operasi pembersihan parit.

"Rusia sepenuhnya berniat menggunakan mereka dalam operasi garis depan," kata Blinken.

Pernyataan ini menimbulkan kekhawatiran global terkait potensi perluasan skala perang yang telah berlangsung sejak invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.

Pengerahan pasukan Korea Utara ke Rusia dianggap melanggar hukum internasional. Namun, Korea Utara menolak tuduhan tersebut, mengklaim bahwa tindakan mereka sah dan sesuai dengan hukum internasional.

Baca Juga: AS Dianggap Abai atas Penyalahgunaan Senjata Mereka Oleh Israel di Gaza

Langkah ini mendapat kecaman dari Amerika Serikat, Inggris, Korea Selatan, Ukraina, dan sejumlah negara lainnya, yang menuduh Rusia melanggar Piagam PBB serta resolusi PBB.

“Kami mempertanyakan apakah Rusia masih menyangkal keberadaan tentara DPRK di wilayah mereka,” ujar Robert Wood.

Hingga kini, Rusia belum memberikan tanggapan langsung terkait tuduhan tersebut.

Keputusan Korea Utara untuk mendukung Rusia memunculkan banyak pertanyaan terkait stabilitas kawasan dan kemungkinan keterlibatan militer dari negara lain. Hingga saat ini, masih belum jelas bagaimana reaksi selanjutnya dari negara-negara Barat dan apakah akan ada sanksi tambahan untuk Rusia dan Korea Utara.

Dengan situasi yang semakin memanas di perbatasan Rusia-Ukraina, banyak pihak mengkhawatirkan bahwa konflik ini akan semakin meluas dengan keterlibatan pihak ketiga seperti Korea Utara. Jika eskalasi terus terjadi, dampaknya bisa dirasakan di seluruh dunia, baik secara geopolitik maupun kemanusiaan.***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post