×
image

Beit Lahiya Dinyatakan Daerah Bencana, Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Parah

  • image
  • By Cecep Mahmud

  • 31 Oct 2024

Israel telah menggempur Gaza Utara dalam sepekan terakhir, menewaskan sekitar 350 orang. (Foto X)

Israel telah menggempur Gaza Utara dalam sepekan terakhir, menewaskan sekitar 350 orang. (Foto X)


LBJ - Pemerintah kota Beit Lahiya, Gaza utara, menyatakan daerahnya sebagai zona bencana akibat serangan udara intensif Israel. Pernyataan ini dikeluarkan pada Rabu, setelah serangan malam yang mengakibatkan delapan korban jiwa.

Israel telah menggempur Gaza Utara dalam sepekan terakhir, menewaskan sekitar 350 orang, menurut Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA).

“Kota ini adalah daerah bencana akibat perang pemusnahan dan pengepungan Israel," sebut pernyataan pemerintah Beit Lahiya.

Serangan tanpa henti Israel sejak awal Oktober memperparah krisis di Gaza Utara. Ribuan penduduk mengungsi dalam kondisi kekurangan makanan, air, dan sumber daya penting lainnya.

Baca juga: Israel Negara Kedua Terburuk dalam Pembunuhan Jurnalis, Menurut CPJ

"Situasi di sini benar-benar bencana," ujar juru bicara Bulan Sabit Merah Palestina di Gaza.

Fasilitas kesehatan tak lagi berfungsi, sehingga layanan medis nyaris tak ada.

Sam Rose dari Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina menyebut kondisi Gaza utara sebagai “benar-benar menyedihkan dan mengerikan.”

Pemerintah kota Beit Lahiya mendesak agar koridor aman dibuka. Koridor ini diharapkan dapat memasok kebutuhan medis, bahan bakar, makanan, dan peralatan pertahanan sipil ke wilayah Gaza utara yang terdampak.

“Inilah alasan mengapa kami mendeklarasikan wilayah ini sebagai daerah bencana,” lapor Hani Mahmoud, jurnalis Al Jazeera.

Serangan di Gaza Utara mengundang kecaman global. Tor Wennesland, utusan PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah, menyatakan keprihatinan mendalam terkait kemungkinan pelanggaran hukum humaniter internasional.

Baca juga: Hizbullah Akan Terus Lawan Israel Hingga Capai Gencatan Senjata yang Adil

“Lingkaran kematian dan kehancuran ini harus segera diakhiri,” tegas Wennesland.

Amerika Serikat juga mengutuk serangan di Gaza, meski terus memasok bantuan militer ke Israel. Sementara itu, Oxfam menuduh Israel menggunakan kelaparan sebagai senjata dengan membatasi bantuan ke Gaza.

Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan sekitar 800 orang tewas akibat pengepungan di Gaza utara. Salah satu serangan terberat terjadi Senin malam, dengan 93 korban tewas di Beit Lahiya setelah sebuah gedung runtuh terkena bom.

“Mengerikan sekali, insiden demi insiden menimpa penduduk yang sudah tak berdaya," kata Sam Rose.

Militer Israel menyatakan sedang melakukan investigasi, namun tak mengomentari serangan terbaru. Menurut OCHA, setidaknya 347 korban jiwa tercatat antara 24 hingga 29 Oktober dalam insiden korban massal di Gaza, dan banyak warga lain diduga tertimbun reruntuhan.***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post