×
image

Pasukan Israel Mundur dari RS Kamal Adwan Tinggalkan Kerusakan Parah

  • image
  • By Cecep Mahmud

  • 27 Oct 2024

 Dr. Hossam Abu Safia, Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan, berusaha bertahan selama lebih dari setahun ditengah situasi yang buruk, di wilayah Gaza. (foto X)

Dr. Hossam Abu Safia, Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan, berusaha bertahan selama lebih dari setahun ditengah situasi yang buruk, di wilayah Gaza. (foto X)


LBJ - Pasukan Israel resmi meninggalkan Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza Utara pada Jumat, setelah menduduki rumah sakit tersebut selama beberapa hari. Pengambilalihan ini membuat situasi rumah sakit kacau, merusak fasilitas yang krusial bagi ribuan warga Gaza. Penarikan tersebut dikonfirmasi oleh Kementerian Kesehatan Gaza.

Marwan al-Hams, direktur rumah sakit lapangan di Kementerian Kesehatan Gaza, menyebut kejadian ini sebagai krisis kemanusiaan yang parah.

“Bau kematian menyebar di sekitar rumah sakit,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa pasukan Israel menghancurkan perlengkapan medis agar para petugas tidak bisa menyelamatkan pasien.

Baca juga: Serangan Israel Hancurkan Gaza Utara, 35 Warga Palestina Tewas

Krisis Medis dan Penahanan Personel

Sebelum serangan pada hari Jumat, Rumah Sakit Kamal Adwan menampung lebih dari 600 orang, termasuk pasien dan keluarga mereka. Namun, situasi berubah mencekam ketika pasukan Israel menahan 44 dari 70 anggota tim medis, meskipun akhirnya 14 di antaranya, termasuk direktur rumah sakit Hussam Abu Safia, dibebaskan.

Tedros Adhanom Ghebreyesus, kepala WHO, menyoroti kondisi medis di Gaza yang semakin kritis.

“Kekurangan pasokan medis diperparah dengan akses yang terbatas,” tulisnya di X pada hari Sabtu.

WHO pun mendesak adanya evakuasi untuk warga yang terluka dari wilayah konflik.

Serangan yang Menghancurkan Fasilitas Medis

Kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan Israel terhadap Rumah Sakit Kamal Adwan sangat luas, termasuk pada unit farmasi dan ruang ICU.

“Rumah sakit ini merupakan jalur penyelamat bagi dua pertiga warga Gaza Utara,” ungkap juru bicara rumah sakit Hisham Sakani.

Di luar rumah sakit, ratusan selongsong peluru terlihat berserakan.

Baca juga: Israel Luncurkan Serangan Militer ke Iran, Dunia Bereaksi Keras

Menurut Mayssoun Alian, seorang perawat, tentara Israel melakukan pengepungan pada pagi hari.

“Mereka mengevakuasi semua orang, memisahkan pria dari wanita. Ini sangat mempermalukan,” katanya seperti yang dikutip dari Al Jazeera.

Krisis Bertambah Parah: Kekurangan Listrik dan Bahan Bakar

Dua anak dilaporkan meninggal di unit perawatan intensif setelah pasukan Israel menghancurkan generator dan stasiun oksigen rumah sakit pada Jumat pagi. Insiden ini hanya menambah keparahan krisis kesehatan di Gaza. “Di rumah sakit, tidak ada makanan atau air untuk pasien. Tidak ada bahan bakar, tidak ada listrik,” kata Rosalia Bollen, perwakilan UNICEF.

Baca juga: Diserang Israel, Iran Ungkap Dampak Kerusakannya

Bollen juga menyatakan bahwa pasokan bantuan ke wilayah utara sangat terbatas. Hanya 224 truk bantuan yang berhasil masuk ke Gaza selama sebulan terakhir, sementara kebutuhan harian jauh melebihi jumlah tersebut.

Israel Mengklaim Operasi Anti-Teroris

Israel menyatakan operasi ini dilakukan untuk menangkap “teroris dan infrastruktur teroris” yang diyakini ada di sekitar rumah sakit. Namun, serangan terus berlanjut dan mengakibatkan lebih dari 42.000 warga Palestina tewas sejak awal konflik pada 7 Oktober 2023, dengan 17 dari 35 rumah sakit di Gaza tidak berfungsi penuh.

Kondisi di Gaza terus memburuk di tengah konflik yang berkepanjangan. Organisasi internasional mendesak agar akses bantuan lebih lancar, sementara krisis kemanusiaan yang semakin parah membutuhkan perhatian segera.***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post