×
image

Sritex, Dari Kios Pasar Klewer Kuasai Tekstil se-Asia Tenggara Kini Pailit

  • image
  • By Sitiayani

  • 25 Oct 2024

Sritex diputus pailit PN Semarang, Senin (21/10/2024). Foto: www.sritex.co.id

Sritex diputus pailit PN Semarang, Senin (21/10/2024). Foto: www.sritex.co.id


LBJ - Raksasa tekstil Asia Tenggara PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex dinyatakan pailit Pengadilan Negeri (PN) Niaga Semarang (Sritex pailit). Perusahaan menghadapai masalah keuangan. Dilaporkan keuangan Sritex berdarah-darah.

Sritex menanggung utang sebesar USD1,597 miliar atau jika dirupiahkan sekitar Rp25 triliun dengan asumsi USD1 sama dengan Rp15.600. Perusahaan menderita rugi selama empat tahun sejak 2021.

Emiten berkode SRIL berusaha selamat dari pailit melalui upaya kasasi atas putusan pailit PN Semarang.

Manajemen menyatakan operasional perusahaan masih berjalan normal dan belum ada rencana PHK karyawan. Jika dinyatakan pailit, maka aset perusahaan akan dijual untuk membayar kewajiban.

Sebelumnya, perusahaan berbasis di Kabupaten Sukoharjo digugat pailit oleh PT Indo Bharta Rayon karena polemik utang belum terbayarkan.

Sritex bersama dengan perusahaan afiliasinya, PT Sinar Pantja Djaja, PT Bitratex Industries, dan PT Primayudha Mandirijaya dianggap lalai memenuhi kewajiban pembayaran kepada PT Indo Bharat Rayon, selaku pemohon.

Mengutip laman Sritex, perusahaan ini berawal dari usaha kios sederhana bernama UD Sri Rejeki di Pasar Klewer, Kota Solo dikelola Haji Muhammad Lukminto pada 1966.

Usaha terus berkembang hingga mendirikan pabrik kain putih dan berwarna pada 1968. Pabrik kedua yakni pabrik tenun dibangun pada 1982.

Dari tahun ke tahun, perusahaan semakin berkembang pesat. Fasilitas produksi terus bertambah.

Pada 1992, Sritex menjadi perusahaan tekstil terintegrasi dari pemintalan, penenunan, hingga diproses menjadi pakaian jadi.

Sritex menjadi perusahaan yang banyak menopang ekonomi Kabupaten Sukoharjo. Di Jakarta, Sritex memiliki kantor di Jalan Wahid Hasyim Nomor 147, Jakarta Pusat.

Nama Sritex semakin dikenal ketika perusahaan tekstil ini meneken kontrak pembuatan seragam NATO dari Angkatan Perang Jerman pada 1997.

Pada 1998, jumlah pesanan seragam mencapai sekitar satu juta peach stell (PS). Kontrak yang sama juga dilakukan PT Sritex dengan Angkatan Perang Inggris yang memesan seragam NATO sebanyak 400.000 PS.

Selain itu, Papua Nugini juga memesan seragam polisi sebanyak 50.000 PS pada Sritex. Tak ketinggalan, seragam Kantor Pos Jerman juga memesan sebanyak satu juta PS.

Produk Sritex digunakan pasukan militer lebih dari 30 negara. ***

 

 


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Tags:


Popular Post