×
image

Nelayan Gaza: Bertaruh Nyawa Demi Bertahan Hidup di Tengah Konflik

  • image
  • By Cecep Mahmud

  • 25 Oct 2024

Demi bisa bertahan hidup, nelayan Gaza bertaruh nyawa mencari ikan ditengah konflik. (foto X)

Demi bisa bertahan hidup, nelayan Gaza bertaruh nyawa mencari ikan ditengah konflik. (foto X)


LBJ - Setiap hari saat matahari terbit, Mohammed Baker, seorang nelayan Palestina terlantar yang tinggal di Deir al-Balah, Jalur Gaza tengah, bergegas ke laut, mengendarai perahu kecilnya yang rusak untuk menangkap ikan meskipun bahaya menghadang.

"Setiap kali saya pergi memancing, saya tidak tahu apakah saya akan kembali hidup-hidup karena tentara Israel mungkin akan membunuh saya," kata ayah delapan anak berusia 55 tahun itu kepada Xinhua.

"Saya tidak punya kemewahan untuk tinggal di rumah selama kondisi kehidupan yang buruk saat ini... Anak-anak saya kelaparan dan bantuan makanan yang kami terima dari lembaga PBB tidak cukup untuk mereka," keluh nelayan paruh baya itu.

"Saya memutuskan untuk mengambil risiko dan menangkap ikan untuk dijual di pasar lokal guna memperoleh sejumlah uang yang akan membantu saya menghidupi keluarga saya di tengah perang berdarah di Gaza," katanya.

Baca juga: Serangan Israel di Jabalia Menewaskan Ratusan Warga Sipil

Kapal Baker rusak setelah ditembak oleh kapal angkatan laut Israel lima bulan lalu.

"Saya berhasil memperbaikinya dengan biaya yang mahal. Kemudian, saya pergi ke laut dan mulai mencari ikan... Pada hari pertama saya kembali ke laut, angkatan laut Israel menembaki saya, dan saya terpaksa meninggalkan daerah itu tanpa menangkap ikan," kenang nelayan itu.

Namun Baker belum menyerah. Ia memutuskan untuk melaut lagi. "Saya harus berusaha menangkap ikan untuk memberi makan anak-anak saya. Saya tidak sanggup menatap mata mereka saat mereka menderita kelaparan."

Setelah berkali-kali mencoba, Baker akhirnya berhasil memancing dan menjual hasil tangkapannya di pasar lokal.

"Saya kumpulkan sekitar 8 kilogram ikan... Saya jual seharga 150 dolar AS," katanya seraya tersenyum getir.

Ikan kini menjadi barang mewah bagi warga Gaza. Satu kilogram ikan dulunya berharga 6 dolar, tetapi kini harganya mencapai 30 dolar.

Sejak 7 Oktober 2023, tentara Israel telah melancarkan serangan besar-besaran terhadap daerah kantong pantai yang terkepung, sebagai balasan terhadap serangan militer yang dilakukan oleh Hamas terhadap kota-kota Israel yang berdekatan dengan wilayah tersebut.

Baca juga: Lima Tentara Israel Tewas dalam Bentrokan dengan Hizbullah di Lebanon Selatan

Jumlah korban tewas warga Palestina akibat serangan Israel yang sedang berlangsung di Gaza telah meningkat menjadi 42.847, otoritas kesehatan yang berbasis di Gaza mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis.

Serangan Israel juga telah menghancurkan sebagian besar sektor ekonomi di Gaza, termasuk perikanan, menurut Nizar Ayyash, kepala serikat nelayan setempat.

"Selama lebih dari setahun perang ini, tentara Israel telah menewaskan sekitar 150 nelayan Palestina," kata Ayyash kepada Xinhua.

"Kami membutuhkan sekitar 1 juta dolar untuk melanjutkan pekerjaan kami di sektor perikanan, sementara kami membutuhkan sekitar 10 juta dolar untuk menghidupkan kembali sektor perikanan dasar kami" setelah perang berakhir, katanya.

Faktanya, sektor perikanan di Gaza telah merosot jauh sebelum perang karena pembatasan akses Israel di lepas pantai Gaza.

"Selama 17 tahun blokade Israel, sektor perikanan telah menderita kerugian besar," kata Ayyash.

Namun, baik blokade Israel maupun perang saat ini tidak akan membuat Ibrahim Abu Ryala, nelayan Palestina lainnya yang tinggal di Gaza, melepaskan profesinya yang diwarisi dari leluhurnya.

"Selama lebih dari 17 tahun, saya berjuang untuk melaut dan menangkap ikan demi menghidupi keluarga saya, dan saya tidak bisa meninggalkan profesi saya," kenang ayah empat anak berusia 45 tahun itu kepada Xinhua.

"Saya tidak dapat menemukan profesi lain untuk menghasilkan uang," kata pria yang membuat jaring buatan tangannya sendiri untuk menangkap ikan di laut di Gaza tengah meskipun kapalnya diserang Israel.

Abu Ryala hanya bisa menangkap 2 atau 3 kilogram ikan per minggu selama masa perang.

"Saya hanya bisa mendapatkan sekitar 50 dolar, yang bahkan tidak cukup untuk membeli kebutuhan pokok anak-anak saya," keluhnya.

“Ketika saya pergi melaut untuk mencari ikan, saya memandang pelabuhan dan berdoa agar Tuhan kembali ke tanah air saya,” katanya dengan mata berkaca-kaca.***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post