LBJ - Ketua Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Dadi Rachmadi, menjadi sorotan setelah disindir oleh Menko Polhukam Mahfud MD terkait pembelaannya terhadap tiga hakim yang memberikan vonis bebas kepada Gregorius Ronald Tannur.

Tiga hakim tersebut, yakni Erintuah Damanik, Heru Hanindyo, dan Mangapul, tertangkap dalam operasi tangkap tangan (OTT) Kejaksaan Agung karena diduga menerima suap.

Dalam sebuah unggahan di media sosial, Mahfud MD menyatakan bahwa Dadi Rachmadi seharusnya diperiksa lebih lanjut karena memuji hakim-hakim yang membebaskan Gregorius Ronald.

"Waktu itu Ketua PN Surabaya juga membela mati-matian bhw putusan atas Tannur itu sdh benar. Bahkan dia menyebut ketua majelis hakim tsb. sbg patriotik krn pernah menghukum mati seorang isteri hakim yg membunuh suaminya. Ternyata penilaian Ketua PN tsb salah, perlu juga diperiksa." ujar Mahfud MD dalam pernyataannya.

Baca juga : Suap Vonis Bebas Ronald Tannur, Mahfud MD Minta Ketua PN Surabaya Diusut

Pujian Kontroversial

Kritik Mahfud MD bermula dari komentar Dadi Rachmadi yang disampaikan pada 30 Juli 2024, di depan massa yang berunjuk rasa di PN Surabaya.

Saat itu, Dadi menyebut bahwa ketiga hakim yang memberikan vonis bebas kepada Gregorius Ronald Tannur merupakan hakim profesional. Ia bahkan mengangkat prestasi Erintuah Damanik yang sebelumnya pernah memberi vonis hukuman mati dalam kasus pembunuhan Hakim Jamaluddin di Medan tahun 2019.

Namun, setelah para hakim tersebut tertangkap dalam kasus suap, pernyataan Dadi dianggap keliru oleh banyak pihak, termasuk Mahfud MD, yang menilai bahwa pengawasan lebih ketat harus diterapkan, termasuk pada Ketua PN Surabaya sendiri.

Karier dan Profil Dadi Rachmadi

Dadi Rachmadi, SH, MH, adalah Ketua PN Surabaya Kelas IA Khusus yang baru dilantik pada 17 April 2024. Ia menggantikan Rudi Suparmono yang dimutasi ke PN Jakarta Pusat. Sebelum memegang jabatan ini, Dadi telah memiliki karier panjang di dunia peradilan Indonesia.

Baca juga : Ini Penampakan Tiga Hakim Terjaring OTT Kasus Suap Vonis Bebas Ronald Tannur

Dadi memulai kariernya pada 1988 sebagai staf di instansi luar pemerintahan, kemudian lolos seleksi calon hakim di PN Pandeglang pada 1999. Setelah beberapa kali dimutasi ke berbagai wilayah di Sumatra dan Jawa, Dadi mengisi beberapa posisi penting, termasuk menjadi Ketua PN Bukittinggi dan PN Indramayu, serta pernah menjabat di Mahkamah Agung. Kariernya terus melesat hingga akhirnya ia dipercaya menjadi Ketua PN Surabaya pada 2024.

Kasus pembelaannya terhadap hakim yang terlibat suap kini semakin memancing perhatian publik, yang menunggu bagaimana kelanjutan pemeriksaan terhadap para pihak terkait.***

Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini