Jam Koma: Fenomena Baru yang Populer di Kalangan Gen Z
By Cecep Mahmud
22 Oct 2024
Fenomena "Jam Koma" ini memiliki kemiripan dengan kondisi medis yang disebut cognitive fatigue atau kelelahan kognitif. (XYZONEmedia)
LBJ - Istilah "Jam Koma" tengah ramai diperbincangkan di media sosial, terutama oleh generasi Z di platform seperti TikTok dan X. Istilah ini dipakai untuk menggambarkan kondisi kelelahan yang ekstrem hingga membuat seseorang kehilangan fokus.
Istilah ini dipopulerkan oleh seorang TikTokers bernama Oslo Ibrahim melalui akun TikToknya, @osloibrahim. Oslo menjelaskan, “Jam Koma adalah waktu ketika seseorang merasa sangat lelah dan tidak sadar melakukan hal-hal di luar kontrol.”
Apa itu "Jam Koma"?
Menurut Oslo, fenomena "Jam Koma" biasanya terjadi antara pukul 14.00 hingga 16.00 atau saat larut malam. Pada jam-jam tersebut, banyak orang, terutama generasi Z, mengalami penurunan energi yang drastis. Mereka mulai menunjukkan tanda-tanda seperti pandangan kosong, sering typo saat mengetik, dan berbicara tidak nyambung.
"Saat kamu merasa seperti ini, artinya kamu sudah masuk ke fase 'jam koma'," tambah Oslo dalam salah satu videonya.
Baca juga: Nikmati Kepingan Surga di Pantai Batu Kasah dengan Tiket Masuk Cuma Dua Ribu Rupiah!
Gejala dan Penyebab "Jam Koma"
Beberapa gejala lain yang sering muncul saat seseorang mengalami "Jam Koma" adalah melamun dalam waktu lama dan merasa otak menjadi beku. Oslo Ibrahim juga menekankan pentingnya mengenali tanda-tanda ini untuk menghindari dampak yang lebih serius. Ia menyarankan untuk segera melakukan sesuatu yang bisa mengembalikan energi, seperti mengonsumsi makanan atau minuman manis.
Mirip dengan Kelelahan Kognitif
Fenomena "Jam Koma" ini memiliki kemiripan dengan kondisi medis yang disebut cognitive fatigue atau kelelahan kognitif. Menurut Medical News Today, kelelahan kognitif terjadi ketika seseorang kehilangan kemampuan untuk berpikir secara efektif dan sulit menjaga fokus. Kelelahan ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti stres, kurang tidur, atau beban kerja mental yang berat.
Psikolog David Tzall, Psy.D, menjelaskan bahwa beberapa tanda kelelahan kognitif meliputi kesulitan berkonsentrasi, sering lupa, dan membutuhkan waktu lebih lama untuk menyelesaikan tugas.
"Semua aktivitas mental yang berlebihan dapat menyebabkan otak kita mengalami kelelahan seperti halnya tubuh kita," ungkap David.
Cara Mengatasi "Jam Koma" dan Kelelahan Kognitif
Untuk mengatasi kondisi "Jam Koma" atau kelelahan kognitif, penting untuk beristirahat sejenak, terutama ketika sedang melakukan tugas berat. Menurut Oslo, rehat dengan cara sederhana seperti makan cemilan manis dapat membantu mengembalikan energi yang hilang. Sementara itu, Medical News Today menambahkan bahwa pola tidur yang cukup, manajemen stres, serta pola makan yang seimbang juga memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan kognitif.
Walau istilah "Jam Koma" populer di kalangan anak muda, penting untuk diingat bahwa kondisi ini tidak sama dengan kelelahan kognitif. Jika seseorang merasa mengalami gejala kelelahan kognitif dalam jangka panjang, sebaiknya berkonsultasi dengan ahli.
"Diagnosis dari seorang profesional penting untuk memahami kondisi otak dan menemukan solusi terbaik," jelas David Tzall.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini