Gedung Putih Prihatin dengan Kebocoran Informasi Serangan Israel ke Iran
By Cecep Mahmud
22 Oct 2024

John Kirby, Penasihat Komunikasi Keamanan Nasional, menegaskan keprihatinan mendalam terkait kebocoran informasi rahasia rencana Israel untuk menyerang Iran. (tangkap layar)
LBJ - Gedung Putih menyatakan keprihatinan mendalam terkait kebocoran informasi rahasia yang mengungkap rencana Israel untuk menyerang Iran. John Kirby, Penasihat Komunikasi Keamanan Nasional, menegaskan hal ini dalam konferensi pers pada hari Senin.
“Kami sangat prihatin, dan presiden tetap sangat prihatin tentang kebocoran informasi rahasia ke ranah publik, bahwa hal itu tidak seharusnya terjadi, dan tidak dapat diterima jika terjadi,” ujar Kirby di hadapan wartawan.
Pada 18 Oktober, dokumen intelijen rahasia muncul di internet, memicu penyelidikan serius oleh Amerika Serikat. Dokumen tersebut berisi rencana latihan Angkatan Udara Israel menggunakan rudal udara-ke-darat, yang dianggap sebagai persiapan untuk menyerang Iran. Dokumen ini bertanggal 15 dan 16 Oktober dan ditandai sebagai "sangat rahasia." Hanya anggota aliansi intelijen Five Eyes yang memiliki akses pada informasi tersebut.
Baca juga: Iran Siap Balas Israel:
Laporan awal dari CNN mengungkapkan bahwa dokumen itu juga merinci pergerakan amunisi Israel. Kebocoran ini menambah ketegangan di wilayah Timur Tengah, yang sudah panas setelah serangan rudal Iran terhadap Israel di awal bulan.
Pada 1 Oktober, Iran meluncurkan serangan rudal balistik besar-besaran ke arah Israel. Serangan ini diklaim sebagai tindakan membela diri oleh Iran, setelah sebelumnya terlibat dalam ketegangan dengan Israel. Menurut Israel, sekitar 180 rudal ditembakkan, namun sebagian besar berhasil dicegat.
“Kami melihat kerusakan minimal di beberapa lokasi,” ujar perwakilan militer Israel, meskipun video di media sosial menunjukkan dampak jatuhnya peluru di berbagai wilayah Israel.
Baca juga: Rumah Netanyahu Jadi Target Drone, Israel Bersumpah Akan Balas Iran
Tidak ada korban jiwa dari warga Israel dalam serangan ini, namun beberapa media melaporkan kematian satu orang, yang diduga sebagai warga Palestina dari Jalur Gaza.
Amerika Serikat, sebagai sekutu utama Israel, berjanji untuk memberikan dukungan penuh. Namun, serangan rudal ini memunculkan kritik dari pihak Rusia. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, menyebut pemerintahan Presiden AS Joe Biden gagal menangani krisis di Timur Tengah.
“Ini menunjukkan ketidakberdayaan AS dalam menyelesaikan krisis yang ada di wilayah ini,” tegas Zakharova dalam pernyataannya.
Investigasi kebocoran ini semakin memperumit situasi geopolitik di Timur Tengah. Amerika Serikat berupaya memastikan keamanan informasi rahasia, terutama yang berkaitan dengan sekutu strategisnya di kawasan tersebut.
Dengan meningkatnya ketegangan dan bocornya informasi yang seharusnya tetap rahasia, dunia internasional terus mengamati bagaimana perkembangan situasi ini akan memengaruhi stabilitas global.
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini