LBJ - Menteri Luar Negeri Iran, Seyed Abbas Araghchi, menyatakan bahwa Teheran telah mengidentifikasi target di Israel sebagai respons jika negara itu menyerang Iran. Araghchi menegaskan bahwa serangan terhadap Iran akan dianggap sebagai pelanggaran batas merah.

"Setiap serangan terhadap Iran berarti melewati batas merahnya. Kami tidak akan membiarkannya tanpa respons," tegas Araghchi.

Ia juga menambahkan bahwa Teheran siap melancarkan serangan serupa terhadap Israel. Pernyataan ini disampaikan menyusul ketegangan yang semakin meningkat di kawasan.

Ketegangan antara Iran dan Israel memanas setelah Israel terus mempersiapkan kemungkinan serangan ke Iran. Hal ini juga terkait dengan dukungan Amerika Serikat terhadap Israel, yang dianggap Iran sebagai salah satu alasan Israel bisa melancarkan operasi militer.

Menurut Araghchi, tanpa dukungan AS, Israel tidak akan mampu melakukan operasi di Gaza dan Lebanon.

"Jika Amerika benar-benar memiliki kemauan politik, mereka dapat menghentikan Israel dan mengakhiri serangan," ujarnya.

Pernyataan Araghchi muncul di tengah situasi tegang di kawasan Timur Tengah. Pada 1 Oktober, Iran melancarkan operasi militer dengan meluncurkan roket ke Israel, sebagai bagian dari operasi "True Promise 2". Israel sendiri sudah bersiap menanggapi serangan ini, dengan rapat kabinet keamanan yang dipimpin Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Pihak utama dalam ketegangan ini adalah Iran dan Israel, dengan Amerika Serikat sebagai sekutu penting Israel. Iran melihat AS sebagai penggerak di balik operasi militer Israel, sementara Israel terus memperkuat kesiapan militernya terhadap kemungkinan serangan Iran.

Konflik ini dipicu oleh ketidakpuasan Iran atas tindakan Israel dan dukungan AS. Iran merasa perlu mengambil langkah antisipasi terhadap ancaman terhadap fasilitas nuklirnya. Araghchi menyebutkan bahwa serangan apapun terhadap Iran akan direspons dengan tegas.

Iran telah mengidentifikasi target di Israel sebagai langkah balasan. Israel di sisi lain menyatakan akan menanggapi serangan Iran jika diperlukan. Namun, Araghchi menekankan bahwa konflik berskala besar bisa menyeret Amerika Serikat dan menyebar ke negara-negara Teluk. Meski begitu, ia masih melihat peluang penyelesaian diplomatik.***

Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini