×
image

Pentingnya Oposisi di Parlemen: Penjaga Demokrasi dan Aspirasi Publik

  • image
  • By Cecep Mahmud

  • 17 Oct 2024

 Pakar hukum tata negara dari Universitas Andalas, Feri Amsari. (tangkap layar)

Pakar hukum tata negara dari Universitas Andalas, Feri Amsari. (tangkap layar)


LBJ - Oposisi di parlemen memiliki peran krusial dalam menjaga keseimbangan demokrasi. Pakar hukum tata negara dari Universitas Andalas, Feri Amsari, menekankan bahwa oposisi penting sebagai alternatif bagi masyarakat dan alat kontrol terhadap pemerintah.

Dalam sebuah diskusi bertajuk "Oposisi dalam Parlemen: Benteng Terakhir Melawan Tirani atau Musuh Kemajuan Bangsa?" yang diselenggarakan oleh Senat Mahasiswa FISIP UPN Veteran Jakarta, Feri menyatakan, "Pemerintah dirugikan kalau tidak ada oposisi."

Ia menambahkan, oposisi memastikan agar kebijakan pemerintah tetap selaras dengan kehendak publik.

Feri menjelaskan, oposisi berfungsi sebagai lawan tanding pemerintah.

"Oposisi dibutuhkan untuk membentuk kebijakan-kebijakan yang mengakomodasi kepentingan publik," ungkapnya.

Dengan oposisi, pemerintah dapat terus diingatkan ketika kebijakannya melenceng.

Menurut Feri, oposisi juga menjadi wadah bagi aspirasi masyarakat.

“Kalau pemerintah tidak benar, ke mana kita mengadu?” tegasnya.

Oposisi menjadi tempat bagi publik untuk menyampaikan ketidakpuasan dan memastikan adanya alternatif yang dapat diandalkan pada pemilihan umum mendatang.

Feri juga menyoroti bahwa oposisi adalah bagian penting dari proses demokrasi dalam jangka panjang.

“Keberadaan oposisi akan menjadi alternatif pada pemilu lima tahun ke depan,” ujarnya.

Oposisi memberikan masyarakat opsi lain ketika pemerintahan yang ada tidak memuaskan. Dengan demikian, adanya oposisi memastikan adanya mekanisme yang sehat dalam pergantian kekuasaan.

Saat ini, setelah Pemilu 2024, Koalisi Indonesia Maju (KIM) mendominasi pemerintahan dengan tujuh dari delapan partai parlemen bergabung mendukung pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Di tengah situasi ini, oposisi menjadi semakin langka, karena mayoritas partai politik kini bergabung dalam koalisi pemerintah.

Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani, juga telah menyatakan bahwa PDIP akan ikut membangun pemerintahan bersama Prabowo-Gibran. Ini semakin mempersempit ruang oposisi di parlemen.

Feri mengingatkan bahaya hilangnya oposisi dalam sistem demokrasi.

"Kalau tidak ada rekayasa itu, mustahil pemerintahan kita akan berkembang dengan baik," katanya.

Oposisi diperlukan agar demokrasi tetap sehat dan kebijakan yang diambil benar-benar pro-rakyat.

Masyarakat juga berperan penting dalam mengawal keberadaan oposisi. Feri mengajak publik untuk memastikan sistem politik yang sehat dengan mendukung peran oposisi di parlemen.***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post