Ibu dan Anak Tewas Terbakar Hidup-hidup dalam Serangan Udara Israel di Gaza
By Cecep Mahmud
16 Oct 2024

Shaban Al-Dalou. Seorang mahasiswa teknik perangkat lunak, tewas terbakar hidup-hidup bersama ibunya akibat serang Israel. (foto X)
LBJ - Tragedi menyayat hati kembali terjadi di Gaza. Seorang ibu dan anak tewas terbakar hidup-hidup dalam serangan udara Israel yang menghantam tenda pengungsian mereka di halaman Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa, Gaza. Shaban al-Dalou, 19 tahun, dan ibunya menjadi korban saat bom menghancurkan tempat perlindungan sementara mereka pada Senin dini hari.
Shaban, seorang mahasiswa teknik perangkat lunak, sudah berjuang selama berbulan-bulan untuk melindungi keluarganya dari kekejaman perang. Namun, pada hari naas itu, ia bersama ibunya tak berhasil melarikan diri dari api yang menjebak mereka.
Ayahnya, Ahmad al-Dalou, yang selamat dari serangan itu, menuturkan dengan duka mendalam, “Shaban sangat mencintai ibunya.
Sekarang mereka berdua telah menjadi martir bersama.”
Tenda yang dijadikan tempat berlindung oleh keluarga al-Dalou berada di halaman Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa, sebuah tempat yang sebelumnya dianggap aman. Namun, bom Israel menghantam area tersebut, menyulut kebakaran besar yang melahap tenda-tenda pengungsi. Shaban dan ibunya terjebak dalam tenda yang terbakar, tanpa kesempatan untuk menyelamatkan diri.
“Setelah ledakan, api menyebar dengan cepat. Saya tidak bisa menyelamatkan siapa pun,” kata Ahmad al-Dalou, yang mengalami luka bakar parah saat mencoba menyelamatkan keluarganya.
Shaban dan ibunya tewas seketika di tempat kejadian, meninggalkan Ahmad dan beberapa anggota keluarga lainnya yang selamat dalam kondisi duka yang mendalam.
Sejak beberapa bulan terakhir, Shaban dan keluarganya terpaksa mengungsi lima kali karena serangan udara yang terus meningkat di Gaza. Dalam video-video yang ia rekam sebelum kematiannya, Shaban sering mengungkapkan betapa sulitnya hidup di bawah pendudukan Israel.
“Tidak ada tempat aman di Gaza,” katanya dalam salah satu video. Shaban bahkan pernah meminta sumbangan agar bisa membawa keluarganya keluar dari Gaza, tetapi usahanya tidak membuahkan hasil.
Pada hari terakhir hidupnya, Shaban tengah berusaha menjaga keluarganya tetap aman di tenda. Namun, ketika bom menghantam, tak ada waktu untuk menyelamatkan diri. Tenda yang mereka gunakan sebagai tempat perlindungan berubah menjadi perangkap maut, melalap Shaban dan ibunya dalam api.
Selain Shaban dan ibunya, serangan ini juga melukai puluhan pengungsi lainnya yang berlindung di sekitar rumah sakit. Madi, seorang pengungsi yang selamat, menuturkan betapa mengerikan situasi itu.
“Orang-orang berlarian sambil berteriak. Beberapa tubuh mereka terbakar,” ujarnya.
Ia dan keluarganya berhasil menyelamatkan diri, namun banyak pengungsi lainnya tidak seberuntung itu.
Serangan terhadap pengungsi yang sudah terpojok menambah panjang daftar korban sipil dalam konflik yang belum kunjung usai. Kekerasan di Gaza terus meningkat, sementara warga sipil seperti keluarga al-Dalou menjadi korban utama dari perang yang tak berkesudahan ini.
Gambar-gambar mengerikan yang memperlihatkan warga sipil terbakar hidup-hidup mengundang reaksi dari komunitas internasional. Pemerintah Amerika Serikat, melalui juru bicaranya, menyatakan keprihatinan mendalam atas serangan tersebut dan meminta Israel untuk lebih berhati-hati dalam menghindari jatuhnya korban sipil. Namun, Israel tetap berdalih bahwa serangan itu terjadi karena adanya aktivitas militer di dekat lokasi tersebut.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini