Janji Ridwan Kamil: Rp200 Juta per RW, Solusi atau Celah Korupsi untuk Jakarta?
By Shandi March
12 Oct 2024
Program Rp200 juta per RW yang dijanjikan Ridwan Kamil dianggap tak perlu karena banyak masalah lain yang prioritas dikerjakan di Jakarta. (Foto: Tangkapan Layar Youtube KPU DKI Jakarta)
LBJ - Ridwan Kamil, bakal calon gubernur DKI Jakarta, berjanji akan mengalokasikan anggaran Rp100 juta hingga Rp200 juta per tahun untuk setiap Rukun Warga (RW) di Jakarta jika terpilih dalam Pilgub DKI 2024.
Program ini bertujuan agar setiap RW dapat mendesain masa depan daerahnya sendiri sesuai kebutuhan lokal.
"Salah satu programnya nanti RW-RW akan kita kasih anggaran minimal Rp100 sampai Rp200 juta," ujar Ridwan Kamil di Jakarta Timur, Jumat (6/9).
Skema Alokasi Dana per RW
Menurut data dari Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa Kementerian Dalam Negeri, DKI Jakarta memiliki 1.367 RW. Jika setiap RW mendapatkan alokasi minimal Rp100 juta, total anggaran yang dibutuhkan mencapai Rp136,7 miliar per tahun. Jika anggaran ditingkatkan menjadi Rp200 juta, maka total dana yang diperlukan mencapai Rp273,4 miliar.
Namun, juru bicara pasangan Ridwan Kamil-Suswono, Fahlino Sjuib, menegaskan bahwa tidak semua RW akan mendapatkan alokasi dana yang sama. Anggaran tersebut akan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi sosial-ekonomi di setiap RW.
"Tidak semua RW dapat alokasi yang sama. Nanti akan disesuaikan karena tiap RW memiliki penduduk dengan status sosial-ekonomi yang berbeda-beda," kata Fahlino.
Efektivitas dan Tantangan Program
Program ini memunculkan pertanyaan, apakah dana hingga Rp200 juta per RW akan efektif dalam meningkatkan partisipasi warga dalam pembangunan daerah?.
Atau akan menjadi celah baru untuk korupsi, dan menjadi dana bancakan berbagi. dengan para birokrat dan anggota dewan?.
Direktur Eksekutif CORE, Mohammad Faisal, menilai program ini memiliki potensi seperti program bantuan dana desa.
Namun, pengawasan yang ketat dan transparansi dalam penggunaan dana menjadi kunci keberhasilan program ini.
"Bagaimana kalau tadi ingin mengembangkan potensi, sebetulnya menurut saya juga tidak melulu semuanya bottom-up. Karena kadang-kadang masyarakat juga perlu dikasih rambu-rambu," jelas Faisal dikutip dari CNNIndonesia.com, Selasa (8/10).
Selain itu, Direktur Ekonomi Celios, Nailul Huda, mempertanyakan apakah program ini merupakan prioritas yang paling dibutuhkan warga Jakarta saat ini. Menurutnya, ada masalah lain seperti kemacetan yang perlu lebih diutamakan.
"Kan masih ada permasalahan yang lebih urgent seperti kemacetan yang saya rasa manfaatnya lebih dirasakan oleh banyak orang. Maka mencari program prioritas merupakan langkah penting," tandas Nailul.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini