LBJ - Pada Selasa, sebuah gedung di daerah Hadath, pinggiran selatan Beirut, diserang oleh pesawat Israel. Kolom asap tebal terlihat dari blok yang berjarak beberapa kilometer di atas ibu kota Lebanon. Hingga kini, belum ada laporan resmi mengenai korban jiwa atau cedera akibat serangan tersebut.

"Kami belum memiliki data pasti mengenai korban," ujar seorang pejabat yang enggan disebutkan namanya.

Serangan ini hanya berjarak enam kilometer dari Bandara Internasional Beirut. Meski demikian, pihak Amerika Serikat menegaskan bahwa bandara dan jalan raya menuju ke sana harus tetap dibuka.

"Bandara Beirut harus tetap terbuka untuk evakuasi warga negara asing dan Amerika," tegas juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller.

Washington berupaya memastikan agar penerbangan tetap beroperasi meski situasi keamanan di Lebanon terus memanas.

Serangan di Hadath ini adalah bagian dari rangkaian operasi militer Israel yang semakin intensif di Lebanon. Selain itu, Israel juga melakukan operasi udara di Damaskus, Suriah, yang mengakibatkan tujuh korban tewas dan 11 orang terluka. Israel mengklaim bahwa tujuan operasi ini adalah menciptakan kondisi aman bagi 60.000 penduduk yang melarikan diri dari wilayah utara.

Sejak 1 Oktober, Israel telah melancarkan operasi darat dan udara terhadap Hizbullah di Lebanon. Meskipun mengalami kerugian, Hizbullah terus melakukan perlawanan dengan menembakkan roket ke wilayah Israel. Hingga kini, situasi tetap tegang di wilayah perbatasan, dengan kedua pihak saling menyerang.

Banyak warga Lebanon khawatir serangan ini akan memperparah krisis keamanan di Beirut. Foto-foto dari lokasi kejadian mulai beredar, menunjukkan kerusakan yang diakibatkan oleh dua serangan di daerah tersebut. Meskipun situasi di bandara stabil, ketidakpastian membuat warga dan komunitas internasional tetap waspada.***

Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini