×
image

Romo Benny Susetyo, Staf Khusus BPIP yang Vokal dalam Isu Kemanusiaan dan Dialog Antaragama

  • image
  • By Shandi March

  • 05 Oct 2024

Romo Benny adalah seorang pastor sekaligus aktivis kemanusiaan yang sejak lama memperjuangkan dialog antaragama dan hak asasi manusia. (Foto:X@lensaRTV)

Romo Benny adalah seorang pastor sekaligus aktivis kemanusiaan yang sejak lama memperjuangkan dialog antaragama dan hak asasi manusia. (Foto:X@lensaRTV)


LBJ – Kabar duka datang dari dunia aktivisme dan keagamaan Indonesia. Antonius Benny Susetyo, yang dikenal dengan sapaan Romo Benny, meninggal dunia pada Sabtu (5/10) dini hari di RS Mitra Medika Pontianak. Romo Benny, yang juga menjabat sebagai Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), wafat pada usia 55 tahun, hanya lima hari sebelum ulang tahunnya yang ke-56.

Berita ini dikonfirmasi oleh Martin Jenarut, Sekretaris Eksekutif Keadilan, Perdamaian, Migran dan Perantau dari Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), serta Alissa Wahid, Direktur Nasional Gusdurian Network Indonesia (GNI). "Iya, beliau meninggal dunia," ungkap Alissa.

Jenazah Romo Benny rencananya akan dibawa ke Rumah Duka Gotong Royong di Malang, kota kelahirannya. Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti penyebab kematiannya.

Pengabdian Romo Benny pada Kemanusiaan dan Keberagaman

Lahir di Malang pada 10 Oktober 1968, Romo Benny adalah seorang pastor sekaligus aktivis kemanusiaan yang sejak lama memperjuangkan dialog antaragama dan hak asasi manusia.

Pendidikan tingginya ia tempuh di Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi (STFT) Widya Sasana Malang, di mana kegemarannya pada isu kemanusiaan dan keberagaman sudah terlihat sejak awal kariernya.

Sebagai Sekretaris Eksekutif Komisi Hubungan Agama dan Kepercayaan (HAK) di KWI, Romo Benny berperan penting dalam mendorong dialog lintas agama di Indonesia.

Ia juga merupakan salah satu pendiri Setara Institute, sebuah organisasi yang berfokus pada perlindungan keberagaman dan martabat manusia.

Dalam aktivitasnya, Romo Benny selalu vokal menyuarakan kebebasan berpikir dan berpendapat. Pada 8 Januari 2019, misalnya, ia mengkritik keras tindakan Kodim dan Kejari Padang yang menyita buku-buku yang diduga mengandung paham komunis.

"Jadi pemberedelan (penyitaan) itu, itu sesuatu yang menurut saya melawan nalar akal sehat. Jadi tolong hentikan pemberedelan itu. Karena apa? Pengetahuan harus dibalas dengan pengetahuan," tegas Romo Benny saat itu.

Sikap Tegas terhadap Pengelolaan Tambang

Tak hanya dalam isu hak asasi manusia, Romo Benny juga mengambil sikap tegas terhadap pengelolaan sumber daya alam. Pada 11 Juni lalu, ia mengkritik keras izin pengelolaan lahan tambang yang diajukan kepada ormas Katolik. Ia berpendapat bahwa gereja tidak seharusnya terlibat dalam bisnis tambang karena dapat merusak ekosistem alam.

"Jadi kita harus betul-betul jangan sampai kita jatuh masuk ke dalam sebuah perangkap 'jebakan Batman' karena tambang-tambang besar. Perangkap artinya jangan sampai kita terjebak tata kelola ekosistem alamnya itu menjadi rusak," jelas Romo Benny, mengingatkan pentingnya prinsip kehati-hatian dalam mengelola sumber daya alam.***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post