Mengaku Disetrum dan Ditembak Peluru Karet, Tangis Sudirman Pecah di Sidang PK Kasus Vina
By Shandi March
03 Oct 2024
Sudirman terdakwa kasus Vina menangis saat sidang PK. (Tangkap layar Kompas TV)
LBJ - Sudirman, terpidana kasus pembunuhan Vina dan Eky, menangis saat menceritakan dirinya disiksa oleh polisi. Hal tersebut diungkapkan Sudirman saat sidang Peninjauan Kembali (PK) yang digelar di Pengadilan Negeri (PN) Cirebon, Rabu (2/10).
Dalam sidang tersebut, Sudirman mengungkapkan bahwa dirinya dipaksa mengaku sebagai pelaku dengan cara disiksa secara fisik.
Sudirman mulai menceritakan pengalamannya ketika ditangkap polisi pada 31 Agustus 2016.
"Sebelum ditangkap, saya habis main ke rumah kakak saya, terus setelah itu adek saya sms suruh jemput sekolah. Pulang saya mau jemput, nah Jaya manggil saya mau pinjem motor untuk mengambil gitar, terus saya pinjamin," kata Sudirman.
Namun, beberapa menit kemudian, polisi tiba-tiba datang dan langsung menendang motornya. Ia dan Jaya kemudian ditangkap dan dibawa ke Polresta Cirebon.
Sudirman menjelaskan bahwa saat tiba di Polresta Cirebon, ia mengalami berbagai tindakan kekerasan. Polisi menyiksanya untuk memaksa dirinya mengaku sebagai pelaku pembunuhan.
"Waktu itu saya disetrum, dimasukin colokan, ditembak (peluru) karet di punggung, lalu ditendang-tendang untuk mengaku," ungkapnya dengan nada getir.
Ia mengatakan bahwa meskipun terus disiksa, ia awalnya tetap tidak mau mengakui perbuatan yang tidak dilakukannya.
"Sebelum ditangkap, saya habis main ke rumah kakak saya, terus setelah itu adek saya sms suruh jemput sekolah. Pulang saya mau jemput, nah Jaya manggil saya mau pinjem motor untuk mengambil gitar, terus saya pinjamin," kata Sudirman.
Namun, setelah kekerasan berlanjut, Sudirman akhirnya menyerah dan mengaku.
"Waktu itu masih dipukuli polisinya. Baru saya ngaku," ucapnya sambil menangis.
Selain itu, Sudirman juga dipaksa untuk menuliskan nama-nama teman-temannya, meskipun ia tidak mengetahui siapa yang terlibat.
Polisi bahkan memaksanya menunjukkan batu yang dianggap sebagai barang bukti, padahal ia tidak mengetahui keberadaannya.
Siksaan Fisik yang Berat
Selama di tahanan, Sudirman mengaku menerima perlakuan kejam lainnya, termasuk dipaksa melakukan squat jump sebanyak 100 kali.
"Di ruang sel, baru kemaluan saya dibakar, suruh squat jump 100 kali, kalau enggak kuat dipukuli," jelasnya dengan mata berkaca-kaca.
"Terus pas sudah dianiaya kaya gitu, dikasih makan, kaya ngasih makan ayam disebarin gitu pak, kalau enggak makan sama dipukulin juga," imbuhnya.
Sudirman pun tak kuasa menahan air mata, berhenti sejenak dan menenangkan diri.
Kisah tragis ini berujung pada pemaksaan Sudirman untuk menandatangani Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang menurutnya tidak pernah dibuatnya.
“Pas itu saya di ruangan penyidik disuruh bikin BAP, saya enggak mau, saya dipukulin terus sama polisi. Saya disuruh tanda tangan. Pas itu saya melihat saudara Eko ditendang, dipukulin, hidungnya ditendang sampai berdarah, suruh ngakuin," ungkapnya.
Dalam tangisnya, Sudirman berharap keadilan bisa ditegakkan melalui proses hukum yang adil.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini