Serangan Udara Israel di Wilayah Lebanon Tewaskan Ratusan Warga Sipil
By Cecep Mahmud
30 Sep 2024

Serangan udara di wilayah Lebanon. (X)
LBJ - Serangan udara Israel menghantam berbagai wilayah di Lebanon, termasuk Ain al-Delb dekat Sidon, Lebanon selatan. Serangan tersebut menghancurkan dua bangunan tempat tinggal dan menewaskan 32 orang. Banyak di antara korban adalah keluarga pengungsi yang berlindung di bangunan tersebut. Pejabat kesehatan Lebanon mengonfirmasi jumlah korban yang terus meningkat akibat pemboman yang terjadi sejak awal konflik ini.
Pihak yang terlibat dalam konflik ini adalah Israel dan Hizbullah, sebuah kelompok militan yang berbasis di Lebanon. Israel mengklaim bahwa serangannya ditujukan pada sasaran-sasaran Hizbullah, namun pejabat Lebanon mengatakan bahwa pemboman tersebut menghantam rumah-rumah warga sipil di Lebanon selatan, Bekaa, Baalbek-Hermel, dan pinggiran selatan Beirut. Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati menyebut serangan ini sebagai "operasi kriminal harian."
Serangan udara Israel menyasar beberapa wilayah di Lebanon, termasuk kota Beirut, yang sebelumnya dianggap sebagai zona aman dari serangan Israel. Pada hari Senin, serangan pertama Israel menghantam kawasan jembatan Kola di jantung Beirut, membunuh setidaknya tiga orang. Serangan di Beirut ini merupakan eskalasi serius dalam konflik yang sedang berlangsung.
Baca juga: Sekjen PBB Antonio Guterres Desak Penghentian Kekerasan di Lebanon
Serangan dimulai sejak 23 September, ketika Israel meluncurkan kampanye pengeboman besar-besaran terhadap Lebanon. Pada hari Minggu, serangan terus berlanjut dan memaksa lebih dari 1 juta orang mengungsi dari rumah mereka. Ali Hijazi, direktur Lutheran World Relief di Lebanon, mengatakan bahwa para pengungsi harus meninggalkan rumah mereka dalam waktu singkat, hanya membawa barang-barang penting.
Konflik antara Israel dan Hizbullah dipicu oleh serangan balik Hizbullah atas tindakan militer Israel di Gaza. Meskipun Israel menyatakan serangan ini bertujuan untuk melumpuhkan Hizbullah, para pengamat menilai tindakan ini sebagai bagian dari perang yang lebih luas di kawasan, melibatkan kelompok militan dari Yaman dan Irak yang mendukung Hizbullah dan Palestina. Konflik ini semakin menegaskan eskalasi militer yang meluas di seluruh Timur Tengah.
Serangan Israel telah menimbulkan kehancuran besar di desa-desa dan kota-kota Lebanon, khususnya di bagian selatan negara itu. Ribuan warga sipil mengungsi ke tempat penampungan sementara, dan banyak yang tinggal di jalanan kota Beirut. Sebanyak 118.000 pengungsi kini berlindung di 778 tempat penampungan resmi.
Ali Hijazi menggambarkan situasi ini sebagai "krisis pengungsian terbesar di kawasan ini," dengan orang-orang hidup dalam ketidakpastian dan ketakutan.
“Satu juta orang berpindah dari satu tempat ke tempat lain dalam beberapa hari di tengah krisis pengungsian terbesar di kawasan ini,” ujar Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati dalam wawancara dengan media lokal.
Sementara itu, Ali Hijazi dari Lutheran World Relief menyatakan, “Orang-orang sekarang hidup dalam ketakutan dan mereka benar-benar menghadapi hal yang tidak diketahui. Mereka benar-benar takut apakah krisis ini akan berlangsung lebih lama.”***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini