Kepanikan di Beirut: Warga Lari dari Serangan Israel yang Tak Terduga
By Cecep Mahmud
26 Sep 2024

Serangan yang tak terduga membuat banyak pengungsi dari selatan Lebanon mencari perlindungan di lingkungan Hamra pada hari Selasa. (X)
LBJ - Kepanikan menyelimuti Beirut ketika ribuan orang melarikan diri dari serangan udara Israel. Serangan yang tak terduga membuat banyak pengungsi dari selatan Lebanon mencari perlindungan di lingkungan Hamra pada hari Selasa.
Meskipun serangan awalnya terkonsentrasi di wilayah selatan, Israel mulai menyerang wilayah utara. Wilayah Kristen yang sebelumnya dianggap aman pun terkena dampak. Ketidakpastian ini menyebabkan kekacauan, seperti yang dirasakan oleh para pengungsi yang baru tiba di Hamra. Mereka telah menempuh perjalanan lebih dari 12 jam untuk mencapai daerah yang biasanya hanya memakan waktu dua jam.
Di hotel Casa D'Or, pasangan suami istri berdiri di meja resepsionis, mencoba menawar harga kamar terakhir yang tersedia, sebuah suite.
Lama, resepsionis hotel, mengaku belum pernah melihat situasi seperti ini dalam empat tahun bekerja.
“Hotel kami penuh,” katanya.
Baca juga: Israel Siap Lancarkan Serangan Darat ke Lebanon
Padahal hotel tempatnya bekerja tingkat huniannya tidak seperti saat ini.
“Sehari sebelum kemarin, kami hanya 40 persen terisi.”
Pasangan itu akhirnya meninggalkan hotel dengan kecewa. Mereka tak berhasil dalam negosiasi dan hanya bisa berdiri bingung di trotoar. Situasi serupa dialami oleh Dr Abbas, seorang ahli jantung, yang baru saja sampai di Hamra setelah 16 jam terjebak kemacetan.
“Kami sudah terbiasa dengan ini,” kata Abbas, yang membawa keluarganya dari Tirus, Lebanon selatan.
Mereka memutuskan tinggal di Beirut daripada mengungsi ke pegunungan. Putra bungsunya, yang baru pertama kali mengalami perang, mencoba menyesuaikan diri.
“Dia sedang berlatih,” Abbas bercanda, mencoba meredakan ketegangan.
Selain kamar hotel, mencari kebutuhan dasar pun menjadi tantangan. Dua wanita yang baru tiba dari Tirus merasa frustrasi karena kesulitan menemukan roti di Hamra.
Baca juga: Serangan Rudal Israel Tewaskan Dua Pekerja UNHCR di Lebanon
Pencarian mereka menarik perhatian orang-orang di sekitar yang akhirnya bergabung dalam perburuan. Setelah beberapa waktu, mereka berhasil menemukan sekantong roti, dan kelompok tersebut merayakannya bersama.
Pemilik toko falafel di sekitar pun hanya bisa meminta maaf karena stok mereka terbatas. Para wanita tersebut kemudian diberi tempat duduk di pinggir jalan, sambil menunggu kopi. Mereka telah menempuh perjalanan 15 jam untuk sampai ke Beirut, dan kini hanya butuh istirahat sejenak.
Di sisi lain, ketegangan sosial meningkat akibat propaganda Israel yang berusaha memecah belah Lebanon. Salim Rayess, pemilik toko roti di Hamra, menyatakan bahwa Israel mencoba menciptakan konflik internal di Lebanon.
Baca juga: Joe Biden Dorong Gencatan Senjata di Gaza: Proposal Terakhir Siap Dibahas
“Mereka [Israel] mencoba mengadu Sunni melawan Syiah, tapi itu tidak berhasil,” ujarnya tegas.
Rayess, seperti banyak warga Beirut lainnya, mencoba membantu para pengungsi dengan menyediakan makanan bagi mereka yang membutuhkan.
Beberapa orang di luar toko saling berbicara tentang kehancuran properti mereka akibat serangan.
“Sekarang, saya hanya menunggu properti terakhir saya dihancurkan juga,” ujar seorang pria, dengan tawa masam di tengah obrolan mereka.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini