Korban Tewas Serangan Udara Israel di Lebanon Meningkat Menjadi 492
By Cecep Mahmud
24 Sep 2024

Asap mengepul di wilayah Lebanon akibat serangan udara Israel. (X)
LBJ - Jumlah korban tewas akibat serangan udara Israel terbesar di Lebanon sejak awal konflik Israel-Palestina telah meningkat menjadi 492 orang. Hal ini disampaikan oleh Kementerian Kesehatan Lebanon pada Senin malam. Selain itu, 1.645 orang terluka dalam serangan yang terjadi di berbagai wilayah Lebanon.
Pejabat kesehatan Lebanon melaporkan bahwa dari total korban tewas, 35 di antaranya adalah anak-anak, sementara 58 korban lainnya adalah wanita.
"Banyak korban masih belum teridentifikasi," ungkap salah satu pejabat yang enggan disebutkan namanya.
Serangan udara ini meningkatkan konflik antara Israel dan Hizbullah ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Peningkatan ini bermula setelah serangan terhadap infrastruktur komunikasi di Lebanon pekan lalu, yang menyebabkan puluhan orang tewas. Konflik ini memicu ketegangan besar di kawasan, dengan kekhawatiran bahwa konflik akan meluas secara regional.
Panglima militer Israel, Herzi Halevi, menyatakan bahwa Israel tengah mempersiapkan "fase selanjutnya" dari operasi militernya.
"Kami menargetkan infrastruktur tempur Hizbullah yang telah dibangun selama 20 tahun," kata Halevi dalam pernyataan resminya.
Pada hari Senin, serangan udara Israel menargetkan Ali Karki, komandan senior Hizbullah di Beirut. Namun, Hizbullah mengonfirmasi bahwa Karki "dalam keadaan sehat dan telah pindah ke tempat aman."
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Israel bertindak untuk mengubah “keseimbangan keamanan” di utara. Ia menegaskan dalam pertemuan keamanan bahwa "semua orang berada di garis bidik," memberi peringatan kepada Hizbullah. Menurutnya, aksi ini diperlukan untuk memastikan keamanan Israel dari serangan lebih lanjut.
Serangan udara besar-besaran Israel terjadi di wilayah Lebanon selatan dan timur, menargetkan sekitar 1.100 lokasi. Dampaknya dirasakan di beberapa kota besar seperti Tirus, Nabatieh, dan Iqlim al-Tuffah, yang memaksa ribuan warga mengungsi ke Beirut dan Gunung Lebanon. Di perbatasan, media Suriah melaporkan banyak warga Lebanon yang melarikan diri ke Suriah.
Selain Israel dan Hizbullah, banyak negara lain terlibat secara tidak langsung. Mesir, Turki, dan Iran menyuarakan kecaman atas tindakan militer Israel.
“Serangan ini hanya akan memperburuk krisis di kawasan,” ungkap juru bicara Kementerian Luar Negeri Mesir.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyatakan kekhawatirannya atas keselamatan warga sipil. Ia meminta segera diadakan deeskalasi konflik dan mencari solusi diplomatik.
"Keamanan warga sipil harus menjadi prioritas utama," ujar Guterres dalam sebuah pernyataan.
Serangan udara Israel dibalas oleh Hizbullah dengan lebih dari 180 roket yang ditembakkan ke Israel utara. Militer Israel melaporkan bahwa sistem pertahanan udara mereka berhasil mencegat beberapa roket. Meski begitu, beberapa proyektil menghantam wilayah Israel dan menyebabkan kebakaran, melukai lima warga Israel.
Ketegangan antara Israel dan Hizbullah ini memuncak setelah serangan di Lebanon pekan lalu. Serangan udara Israel terbaru ini dilancarkan pada hari Senin, dan diperkirakan akan terus berlanjut dalam beberapa hari mendatang. Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant meminta warga Israel tetap tenang.
"Ini adalah hari-hari di mana kita semua harus menunjukkan ketenangan," katanya.***
Sumber; Xinhua
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini