Jangan Asal Ambil Amalan dari Internet, Simak Nasihat Buya Yahya
By Shandi March
19 Sep 2024
Pengasuh LPD Al Bahjah, KH Yahya Zainul Ma'arif atau Buya Yahya. (Foto: staialbahjah.ac.id)
LBJ - Di era digital saat ini, umat Islam semakin mudah mengakses berbagai materi keagamaan, baik melalui media sosial maupun platform digital lainnya.
Kajian agama dan amalan-amalan Islami dapat dengan mudah ditemukan, termasuk amalan yang menjanjikan berbagai manfaat seperti pelunas utang, rezeki lancar, hingga mendapatkan jodoh. Namun, muncul pertanyaan penting: bolehkah kita mengamalkan amalan yang bersumber dari internet atau media sosial?
Buya Yahya, seorang ulama kharismatik, pernah menjelaskan pandangannya terkait hal ini. Menurut Buya, sebelum mengamalkan sesuatu dari internet, sangat penting untuk memastikan sumber amalan tersebut.
"Kalau ada orang share kepada Anda harus tahu dari mana itu sumbernya, kan begitu. Kalau tidak, gak bener ibadah semacam itu. Harus ada dong (sumbernya)," kata Buya Yahya dalam sebuah video yang diunggah di YouTube Al Bahjah TV, Selasa (17/9/2024).
Pentingnya Memastikan Keaslian Sumber Amalan
Buya Yahya menegaskan bahwa benar atau tidaknya amalan yang dibagikan di internet harus dinilai oleh orang yang berilmu. Sebab, bisa saja hadis atau rujukan yang digunakan oleh pembuat konten tersebut adalah palsu.
"Tapi kembali kepada sumbernya. Kalau sumbernya yang ma'ruf, yang sudah selama ini dikenal, dia seorang alim, sholeh, memberi share, oke (boleh diamalkan). Tapi kalau asal (harus) waspada,” tegasnya.
Beliau juga mengingatkan agar umat Islam berhati-hati dalam menerima dan menyebarkan informasi amalan dari internet.
"Jadi jangan sampai asal mengamalkan bahkan jangan asal menge-share," lanjut Buya Yahya.
Dalam dunia maya yang terbuka luas, banyak pula oknum yang mengajarkan amalan yang sesat dan menyesatkan. Karena itu, sangat penting untuk memiliki guru yang bisa membimbing dalam menjalankan amalan yang benar.
Dari penjelasan Buya Yahya, jelas bahwa umat Islam diperbolehkan mengambil amalan dari internet atau media sosial selama sumbernya jelas dan berasal dari ulama yang dikenal kebaikannya. Jika tidak, lebih baik menahan diri dari mengamalkan atau menyebarkan informasi tersebut.
"Kalau bukan, nggak dulu, bentar dulu. Banyak hadis palsu seperti di amalan Rajab. Amalan ini pahalanya begini, sementara hadisnya palsu yang gak boleh diamalkan," kata Buya Yahya.
Dengan demikian, kita harus waspada dan selalu memeriksa keaslian sumber sebelum mengamalkan apapun yang kita temukan di internet.***
You said:
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini