LBJ - Penggunaan sepeda listrik oleh anak-anak untuk berangkat dan pulang sekolah kini semakin marak. Meski efisien, ada banyak hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua, terutama terkait kesiapan mental anak. Psikolog anak dan keluarga, Sani Budiantini Hermawan dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, menekankan bahwa kemampuan anak dalam mengendarai sepeda listrik tidak bisa dianggap remeh.

"Anak harus mahir menggunakan rem, mengarahkan setang, serta memiliki spontanitas dalam merespons situasi di jalan," kata Sani kepada ANTARA, Sabtu (14/09).

Selain keterampilan, orang tua juga perlu mempertimbangkan kondisi jalan yang dilalui anak setiap hari. Tidak semua jalur aman bagi anak yang mengendarai sepeda listrik. Oleh karena itu, survei rute sangat penting agar perjalanan anak ke sekolah tidak berisiko.

Jarak rumah dan sekolah juga menjadi faktor yang mempengaruhi. Menurut Sani, perjalanan yang terlalu jauh dapat menyebabkan anak kelelahan.

"Kelelahan bisa mengurangi fokus dan respon anak terhadap situasi di sekitarnya, sehingga risiko kecelakaan meningkat," ungkapnya.

Sani menambahkan bahwa usia bukanlah satu-satunya indikator kesiapan mental anak dalam berkendara.

"Anak harus paham aturan lalu lintas dan tidak membahayakan diri atau orang lain," tegasnya.

Di samping itu, kenyamanan anak dalam menggunakan sepeda listrik juga harus diperhatikan. Orang tua perlu bertanya apakah anak merasa nyaman dan tidak stres saat berkendara. Stres dapat membuat anak berkendara dengan sembrono, apalagi jika mereka sering terlambat ke sekolah.

Pada akhirnya, keputusan orang tua untuk membiarkan anak menggunakan sepeda listrik harus mempertimbangkan faktor keterampilan, kesiapan mental, dan kenyamanan anak. Keselamatan adalah yang utama dalam perjalanan ke sekolah.***

Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini