Penembak Jitu Bunuh Pekerja UNRWA di Tepi Barat: Konflik Semakin Memanas
By Cecep Mahmud
15 Sep 2024

Penembak jitu Israel bunuh seorang pekerja PBB di kamp pengungsi el Far’a, Tepi Barat. (X)
LBJ - Seorang pekerja Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Sufyan Jaber Abed Jawwad, tewas ditembak oleh penembak jitu di kamp pengungsi el Far’a, Tepi Barat. Kejadian ini menambah deretan korban di tengah meningkatnya kekerasan militer Israel di wilayah tersebut.
Jawwad, yang bekerja sebagai petugas sanitasi di Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), meninggalkan seorang istri dan lima anak. “UNRWA sangat terpukul oleh kematian ini, yang merupakan kejadian pertama dalam lebih dari satu dekade di wilayah tersebut,” kata perwakilan UNRWA.
Sufyan Jaber Abed Jawwad adalah seorang pekerja yang berdedikasi melayani pengungsi Palestina. Dia bekerja di kamp el Far’a ketika tewas. Militer Israel menuduhnya terlibat dalam kegiatan teroris dan melempar alat peledak. Namun, UNRWA menegaskan bahwa Jawwad tidak pernah terlibat dalam aktivitas teroris.
Militer Israel menyatakan penembakan terjadi sebagai bagian dari operasi di kamp pengungsi tersebut.
“Dia melempar alat peledak ke pasukan kami,” ujar juru bicara militer, Letnan Kolonel Nadav Shoshani.
Baca juga: Keluarga Aktivis Turki-Amerika Desak AS Selidiki Penembakan di Tepi Barat
Namun, hingga kini belum ada bukti yang mendukung klaim tersebut.
Kejadian penembakan berlangsung di kamp pengungsi el Far’a, Tepi Barat. Wilayah ini merupakan salah satu titik panas dalam operasi militer Israel selama berminggu-minggu terakhir. Selain el Far’a, kamp pengungsi di Tulkaram, Jenin, dan Nur Shams juga menjadi pusat perhatian.
Kekerasan di Tepi Barat dan Gaza mulai memanas dalam beberapa pekan terakhir. Peristiwa ini terjadi tak lama setelah tentara Israel menembak mati Ayşenur Ezgi Eygi, seorang aktivis AS-Turki, dalam protes damai di Beita. Kematian Eygi juga memicu kecaman dari komunitas internasional, termasuk Presiden Joe Biden.
Konflik di Gaza telah menyebar ke Tepi Barat, memperparah ketegangan. UNRWA menyebutkan bahwa kekerasan ini telah mencapai “tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.”
Baca juga: Serangan Udara Israel Tewaskan 42 Warga Sipil, Termasuk Wanita dan Anak-anak
Infrastruktur sipil, termasuk air dan listrik, hancur, membuat akses terhadap kebutuhan dasar semakin sulit.
Kematian pekerja UNRWA dan aktivis AS-Turki ini menarik perhatian dunia. UNRWA menyatakan keprihatinannya dan mengumumkan penghentian layanan di beberapa kamp pengungsi demi keselamatan staf dan pengungsi. Selain itu, keluarga korban menyerukan penyelidikan menyeluruh atas insiden tersebut.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini