Demonstrasi di Seluruh Prancis Tolak Penunjukan Michel Barnier sebagai PM Baru
By Cecep Mahmud
08 Sep 2024
Warga Prancis tolak penunjukan Michel Barnier sebagai PM baru (X/@VictoryDay_Hope)
LBJ - Ribuan warga Prancis turun ke jalan pada Sabtu (2/9) untuk memprotes penunjukan Michel Barnier sebagai Perdana Menteri baru. Protes ini digerakkan oleh partai-partai sayap kiri setelah Presiden Emmanuel Macron mengabaikan kandidat mereka, Lucie Castets. Demonstrasi terjadi di berbagai kota di Prancis, dengan seruan menolak langkah Macron.
Demonstrasi diorganisir oleh koalisi sayap kiri Front Populer Baru, dengan partisipasi besar dari partai France Unbowed. Jean-Luc Mélenchon, pendiri France Unbowed, dan anggota parlemen sayap kiri turut serta dalam aksi ini. Para demonstran menganggap Macron telah mengkhianati suara rakyat dengan mengangkat Barnier, seorang politisi sayap kanan.
Protes berlangsung di berbagai kota, termasuk Paris, La Rochelle, dan Ajaccio. Di Paris, ribuan orang berkumpul di Bastille Square, berbaris hingga Square of Nation. Mereka meneriakkan slogan seperti "Macron, keluar!" dan "Macron anti-demokrasi."
Salah satu pengunjuk rasa di Le Mans mengungkapkan, "Saya terkejut dengan penolakan terhadap demokrasi, suara pemilih tidak dihargai."
Protes dimulai pada hari Sabtu, 2 September 2023, pukul 13:00 GMT. Serangkaian demonstrasi ini direncanakan berlangsung sepanjang hari di berbagai kota.
Protes terjadi di seluruh negeri. Di La Rochelle, sekitar 2.000 orang turun ke jalan, sementara di Paris, menurut pemerintah kota, ada 26.000 orang yang hadir. Penyelenggara melaporkan jumlah yang lebih besar, mencapai 160.000 orang di Paris dan 300.000 orang di seluruh Prancis.
Ketidakpuasan meluas setelah Macron menolak menunjuk Lucie Castets, kandidat dari blok sayap kiri yang menang dalam pemilu legislatif. Sebaliknya, ia memilih Michel Barnier yang lebih konservatif sebagai PM. Hal ini dianggap sebagai pengkhianatan terhadap hasil pemilu oleh para pendukung sayap kiri.
Protes diorganisir secara damai oleh partai-partai sayap kiri. Namun, suara yang disampaikan tegas, menolak penunjukan Barnier dan langkah Macron yang dianggap merampas kekuasaan. Mereka menuntut agar suara pemilih dihormati dan pemerintah mencerminkan hasil pemilu yang memenangkan blok sayap kiri.
Dengan adanya protes ini, ketidakpuasan publik terhadap keputusan Macron semakin nyata. Penunjukan Barnier hanya memperkuat kritik bahwa pemerintah tidak mendengarkan aspirasi rakyat.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini