Israel Berambisi Kuasai Koridor Philadelphia, Konflik Gaza Kian Memanas
By Cecep Mahmud
05 Sep 2024

Perbatasan Gaza dengan Mesir (koridor Philadelphia) menjadi sandungan upaya gencatan senjata di Gaza. (tangkap layar)
LBJ - Israel kembali menegaskan ambisinya untuk menguasai seluruh perbatasan antara Gaza dan Mesir. Ini menunjukkan bahwa perang brutal di Gaza masih jauh dari selesai. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dalam konferensi pers Sabtu lalu, menyatakan bahwa Koridor Philadelphia harus berada di bawah kendali Israel demi menjamin keamanan.
Koridor Philadelphia, sepanjang 14 km, merupakan perbatasan antara Gaza dan Mesir. Israel memegang kendali jalur ini sejak perjanjian damai tahun 1979 dengan Mesir.
“Itu harus ditutup. Pengaturan lain tidak akan menjamin demiliterisasi yang kami cari,” tegas Netanyahu pada konferensi persnya.
Jalur ini awalnya berfungsi untuk mencegah masuknya senjata dan material ke Palestina tanpa pengawasan ketat. Namun, sejak penarikan Israel dari Gaza pada 2005, Mesir dan Hamas memegang kendali wilayah ini.
Menurut Netanyahu, penguasaan Koridor Philadelphia sangat penting bagi keamanan Israel. Langkah ini merupakan bagian dari strategi untuk menutup setiap celah yang memungkinkan adanya penyelundupan senjata ke Gaza.
Rami Khouri, seorang jurnalis dan dosen di American University of Beirut, menyatakan bahwa langkah Netanyahu ini bertujuan untuk “meyakinkan pendukung dalam negeri dan menekan warga Palestina untuk memperkuat posisi negosiasi Israel dengan AS dan Mesir.”
Khouri menambahkan, semakin Israel memperluas wilayahnya, semakin besar perlawanan yang muncul dari Palestina.
Baik Mesir maupun Hamas menentang rencana Israel untuk menguasai kembali Koridor Philadelphia. Presiden Mesir, Abdel Fattah el-Sisi, dengan tegas menyatakan bahwa Kairo tidak akan mengizinkan pengungsian warga Palestina ke Mesir. Hamas, yang telah mengontrol Jalur Gaza sejak 2007, juga menolak keras campur tangan Israel lebih lanjut di wilayah tersebut.
Penguasaan koridor ini berarti pendudukan de facto Gaza oleh Israel, yang tidak disetujui oleh Amerika Serikat. Israel mungkin menghadapi peningkatan ketegangan baik dengan Mesir maupun Hamas, serta perlawanan yang lebih besar dari warga Palestina.
Selain itu, Israel juga sedang mempertimbangkan pembentukan zona penyangga di wilayah utara Gaza. Ini merupakan bagian dari strategi “hari setelah Hamas” untuk mencegah serangan terhadap Israel seperti yang terjadi pada 7 Oktober lalu.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini