×
image

Aksi Mogok dan Unjuk Rasa Warga Berlanjut Hingga Melumpuhkan Israel

  • image
  • By Cecep Mahmud

  • 03 Sep 2024

Protes berpusat di Tel Aviv, Yerusalem, dan kota-kota besar lainnya. Para demonstran menutup Jalan Raya Ayalon di Tel Aviv. (X/@SprinterFamily)

Protes berpusat di Tel Aviv, Yerusalem, dan kota-kota besar lainnya. Para demonstran menutup Jalan Raya Ayalon di Tel Aviv. (X/@SprinterFamily)


LBJ - Unjuk rasa dan aksi mogok melumpuhkan berbagai kota di Israel pada Senin (4/9), sehari setelah ditemukannya enam mayat sandera di terowongan Gaza. Ribuan warga turun ke jalan menuntut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk segera mengamankan pembebasan sandera yang masih tertahan di Gaza.

Protes berpusat di Tel Aviv, Yerusalem, dan kota-kota besar lainnya. Para demonstran menutup Jalan Raya Ayalon di Tel Aviv, jalan bebas hambatan utama di Israel, selama berjam-jam.

Mereka juga memblokir akses ke stasiun-stasiun kereta di Tel Aviv dan Herzliya. Tuntutan mereka jelas: Netanyahu harus merundingkan gencatan senjata dengan Hamas untuk mengamankan pembebasan sandera.

"Keputusan Netanyahu membunuh para sandera," ujar Nisan Kalderon, saudara salah satu sandera yang masih ditahan.

Kalderon dan ribuan warga lainnya berkumpul di luar kediaman Netanyahu di Yerusalem, membawa peti mati yang dibungkus bendera Israel sebagai simbol kematian para sandera yang gagal diselamatkan.

Unjuk rasa ini juga diikuti aksi mogok yang melibatkan penutupan berbagai fasilitas umum seperti bioskop, teater, restoran, hingga bank. Pada Senin, aksi mogok meluas hingga ke taman kanak-kanak, sekolah, dan rumah sakit di beberapa kota. Transportasi umum dan toko-toko juga terpengaruh, menambah parah kondisi negara yang sudah di ambang krisis.

Pemogokan sempat dibatalkan pada pukul 14:30 waktu setempat setelah pengadilan memutuskan aksi tersebut tidak memiliki pemberitahuan yang cukup. Namun, dampaknya sudah terasa, dengan aktivitas di banyak sektor berhenti atau melambat secara signifikan.

Sementara itu, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengonfirmasi bahwa enam mayat ditemukan pada Sabtu di terowongan bawah tanah di Rafah, Gaza Selatan. Mayat-mayat tersebut terdiri dari dua perempuan dan empat laki-laki, semuanya disandera sejak serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober 2023. IDF memperkirakan mereka dibunuh oleh Hamas sekitar 48 hingga 72 jam sebelum pasukan Israel mencapai mereka.

Hamas dalam pernyataan resminya mengakui mayat-mayat tersebut ditemukan oleh tentara Israel, namun menegaskan bahwa mereka terbunuh akibat penembakan Israel. Hal ini menambah ketegangan dan kemarahan publik yang semakin menuntut tindakan tegas dari pemerintah.

Situasi ini semakin menekan Netanyahu, yang dituding gagal mengamankan kesepakatan gencatan senjata yang dapat menyelamatkan nyawa sandera. Hingga kini, setidaknya 101 sandera masih berada dalam cengkeraman Hamas, sementara warga Israel terus mendesak pemerintah untuk bertindak cepat.***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post