×
image

Hamas Desak Mediasi Berdasarkan Kesepakatan Sebelumnya, Tolak Proposal Baru

  • image
  • By Cecep Mahmud

  • 12 Aug 2024

Hamas mendesak para mediator untuk kembali pada proposal gencatan senjata sebelumnya, sementara Israel terus meningkatkan agresi di wilayah tersebut. (X/@erlanishere)

Hamas mendesak para mediator untuk kembali pada proposal gencatan senjata sebelumnya, sementara Israel terus meningkatkan agresi di wilayah tersebut. (X/@erlanishere)


Hamas meminta mediator untuk fokus pada rencana yang telah disepakati sebelumnya


LBJ - Hamas menolak proposal gencatan senjata baru dan menegaskan bahwa perundingan harus didasarkan pada kesepakatan yang telah diusulkan sebelumnya. Mereka menekankan bahwa para mediator harus berfokus pada proposal yang sudah disepakati, bukan menciptakan rencana baru yang hanya memperpanjang konflik.

Hamas menginginkan perundingan menggunakan kerangka kerja dari proposal Presiden AS Joe Biden pada 31 Mei, dan resolusi yang diajukan oleh Qatar dan Mesir pada 6 Mei.

"Mediator harus menegakkan ini terhadap Israel, bukan melakukan negosiasi baru," kata Hamas dalam pernyataan resminya.

Sebelumnya, proposal 6 Mei telah disepakati oleh Hamas, tetapi ditolak oleh Israel. Proposal tersebut mencakup pembebasan tawanan Israel di Gaza dan sejumlah warga Palestina dari penjara Israel.

Baca juga: Negara Timur Tengah Mengecam Serangan Udara Israel terhadap Sekolah di Gaza

Hamas menolak upaya negosiasi baru di tengah ketegangan yang meningkat di Gaza.


Menurut laporan dari Hamdah Salhut, media Israel menafsirkan sikap Hamas sebagai penolakan total terhadap gencatan senjata. Namun, Salhut menegaskan bahwa Hamas hanya ingin mediator kembali pada proposal awal yang telah mereka setujui.

Pekan lalu, pemimpin AS, Mesir, dan Qatar mengusulkan pertemuan pada 15 Agustus di Kairo atau Doha untuk menyelesaikan gencatan senjata di Gaza. Juru bicara Hamas, Jihad Taha, menyatakan bahwa kelompoknya sedang mempertimbangkan undangan ini.

"Penghalang keberhasilan usulan terakhir adalah Israel," ujarnya.

Baca juga: Palestina Sebut Amerika Bertanggung Jawab Penuh atas Serangan Israel

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa ia tidak akan menyetujui kesepakatan apa pun tanpa kekalahan penuh Hamas. Namun, Israel tetap berencana mengirim negosiator pada 15 Agustus. Jika perundingan berlangsung, ini akan menjadi kali pertama Yahya Sinwar memimpin perundingan sebagai pemimpin Hamas di Gaza.

Di tengah persiapan perundingan, serangan udara Israel terhadap Gaza terus berlanjut. Hamas menuduh Israel menggunakan kekerasan untuk menggagalkan perundingan. Mereka menyebut serangan di Sekolah al-Tabin sebagai bukti bahwa Israel hanya ingin meningkatkan agresinya. Meski demikian, Hamas menegaskan akan tetap mematuhi proposal mediator yang telah disepakati sebelumnya.***

Sumber: Al Jazeera

Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post