×
image

Yahya Sinwar Menjadi Pemimpin Baru Hamas Gantikan Ismail Haniyeh

  • image
  • By Cecep Mahmud

  • 07 Aug 2024

Yahya Sinwar terpilih menjadi pemimpin Hamas menggantikan Ismail Haniyeh yang tewas di Teheran. (X/@EyesOnSouth1)

Yahya Sinwar terpilih menjadi pemimpin Hamas menggantikan Ismail Haniyeh yang tewas di Teheran. (X/@EyesOnSouth1)


Pengangkatan Sinwar Memperkuat Gaza dalam Dinamika Hamas


LBJ - Hamas telah memilih Yahya Sinwar sebagai pemimpin baru biro politiknya di Gaza. Pemilihan Sinwar ini terjadi setelah pembunuhan Ismail Haniyeh di Teheran pada 31 Juli.

Dalam pernyataan singkat, kelompok Palestina tersebut menyatakan, “Gerakan Perlawanan Islam Hamas mengumumkan terpilihnya Komandan Yahya Sinwar sebagai kepala biro politik gerakan tersebut, menggantikan Komandan Ismail Haniyeh yang telah wafat, semoga [Tuhan] mengasihaninya.”

Sinwar, 61, dipandang oleh Israel sebagai otak di balik serangan 7 Oktober oleh Hamas di wilayah Israel. Serangan tersebut menewaskan lebih dari 1.100 orang dan menawan lebih dari 200 orang lainnya.

Serangan militer Israel di Gaza setelahnya telah menewaskan hampir 40.000 warga Palestina, termasuk ribuan wanita dan anak-anak. Hampir seluruh 2,3 juta penduduk Gaza terpaksa mengungsi, menciptakan krisis kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Baca juga: Tragedi Gaza: 40 Orang Tewas dalam Serangan Israel Terbaru

Pembunuhan Haniyeh, yang diduga dilakukan oleh Israel, mengirimkan gelombang kejut ke seluruh wilayah. Banyak pihak melihat tindakan ini sebagai upaya pemerintah Israel untuk menggagalkan perundingan gencatan senjata, di mana Haniyeh berperan penting. Mereka menganggap pengangkatan Sinwar sebagai pengganti Haniyeh sebagai tanda bahwa Gaza kini memegang kendali penuh dalam visi politik Hamas.

Yahya Sinwar Penduduk Asli Gaza




Nour Odeh, analis politik Palestina di Ramallah, mengatakan kepada Al Jazeera, “Ia [Sinwar] telah melejit ke posisi yang berpengaruh di Hamas, memimpinnya di Gaza. Pilihan Hamas untuk mengangkatnya sebagai pemimpin gerakan kini menempatkan Gaza di garis depan dan pusat.”



Hizbullah menyambut baik pengangkatan Sinwar pada Selasa malam. Mereka menyebutnya sebagai pesan kuat kepada Israel dan Amerika Serikat.

"Memilih saudara Yahya Sinwar dari jantung Jalur Gaza yang terkepung – yang hadir di garis depan bersama para pejuang perlawanan – menegaskan kembali bahwa tujuan yang dicari musuh dengan membunuh para pemimpin telah gagal," kata Hizbullah dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Tragedi Gaza: 40 Orang Tewas dalam Serangan Israel Terbaru

Sinwar lahir di kamp pengungsian Gaza dan pernah menjadi kepala aparat keamanan Al-Majd. Ia menjadi pemimpin Hamas di Jalur Gaza pada tahun 2017. Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Sinwar dan beberapa pemimpin Hamas lainnya atas tuduhan kejahatan perang pada 7 Oktober.

Meski Israel berjanji untuk memusnahkan Hamas, kelompok bersenjata Palestina ini tetap bertahan di Gaza. Sinwar berhasil menghindari penangkapan, meskipun kepala pertahanan Israel, Yoav Gallant, menyatakan bahwa Sinwar hidup “dalam waktu pinjaman.”

Marwan Bishara, analis politik senior Al Jazeera, menyatakan, "Saya pikir fokus pada Gaza, dan fokus pada Sinwar, merupakan sinyal perlawanan yang besar. Hamas tidak akan kehilangan Gaza, Hamas akan tetap menjadi kekuatan di Gaza, dan karena itu pemimpinnya ada di sana."***

Sumber; Al Jazeera

Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post