Israel Siap Hadapi Serangan Balasan dari Iran: Tensi Meningkat di Timur Tengah
By Cecep Mahmud
06 Aug 2024

Panglima Komando Pusat AS, Michael Erik Kurilla, tiba di Israel untuk konsultasi. Ia bertemu dengan Gallant dan Halevi. (X/@IDF)
Pembunuhan Tokoh Penting Hizbullah dan Hamas Memicu Ketegangan Regional
LBJ - Israel dan sekutunya bersiap menghadapi serangan balasan dari Iran pada Senin. Hal ini menyusul terbunuhnya komandan senior Hizbullah, Fouad Shokor, di Beirut dan Kepala Politbiro Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran.
Israel mengklaim bertanggung jawab atas pembunuhan Shokor. Namun, mereka belum berkomentar tentang pembunuhan Haniyeh, yang oleh Hamas dan Iran dikaitkan dengan Israel.
Iran menolak seruan untuk berunding mengenai tanggapannya. Mereka berjanji untuk menghukum Israel.
"Iran berupaya membangun stabilitas di kawasan tersebut, tetapi ini hanya akan terjadi jika agresor dihukum dan rezim Zionis dicegah," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Nasser Kanaani.
"Reaksi Iran tidak dapat dihindari," paparnya lagi.
Baca juga:Perdana Menteri Irak Tegaskan Perdamaian Timur Tengah Tergantung Agresi Israel
Pemimpin Israel mengindikasikan kesiapan menghadapi serangan yang dipimpin Iran. Ini termasuk potensi tindakan dari Hizbullah di Lebanon, pasukan Houthi di Yaman, dan milisi Irak.
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, menyatakan bahwa pasukan Israel tengah mempersiapkan "transisi cepat ke penyerangan." Ia melakukan penilaian situasi dengan para komandan udara tingkat atas.
Israel Persiapkan Diri Hadapi Serangan Balasan Iran
Dalam sebuah pernyataan, kantornya menyatakan bahwa "mengingat perkembangan terkini, menteri telah diberi pengarahan tentang kesiapan pertahanan udara dan potensi kemampuan ofensif."
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan bahwa Kepala Staf Umum, Herzi Halevi, telah menyetujui "rencana operasional untuk berbagai skenario."
"Rencana ofensif kami di masa mendatang sudah siap," kata Ori Gordin, Komandan Komando Utara IDF.
"Kami bertekad untuk mengubah situasi di sini di utara dan membawa pulang penduduk kami," tambahnya.
Baca juga: Houthi Semakin Mengancam, Kapal Induk AS di Ambang Bahaya
Bantuan Sekutu Israel
Amerika Serikat mengerahkan lebih banyak pasukan ke wilayah tersebut untuk memperkuat pertahanan Israel. Mereka mengerahkan kapal perang tambahan dan satu skuadron jet tempur lainnya.
Israel juga mengharapkan bantuan Inggris untuk melindungi jika terjadi serangan. Pada bulan April, Israel berhasil mencegat serangan balasan yang dipimpin Iran dengan bantuan Amerika Serikat, Inggris, dan Yordania.
Panglima Komando Pusat AS, Michael Erik Kurilla, tiba di Israel untuk konsultasi. Ia bertemu dengan Gallant dan Halevi. Foto IDF memperlihatkan komandan tinggi dari kedua pasukan di pangkalan militer Kyria di Tel Aviv.
IDF mengatakan bahwa mereka mengadakan "penilaian situasi bersama mengenai masalah keamanan dan strategis."
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mengatakan kepada menteri G7 bahwa serangan balik diperkirakan akan dimulai dalam 24-48 jam ke depan, seperti yang diberitakan media Israel
Gallant juga berbicara dengan Menteri Pertahanan Italia, Guido Crosetto. Di platform media sosial X, Gallant mencatat bahwa ia memberi informasi terbaru kepada Crosetto tentang "perkembangan keamanan dan ancaman yang ditimbulkan oleh Iran dan proksinya."
Maskapai penerbangan seperti Ryanair, Wizz Air, dan Lufthansa menangguhkan penerbangan ke Israel karena kekhawatiran atas ketidakstabilan.***
Sumber: Berbagai media
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini