Polemik Pansus Haji: Konflik PKB dan PBNU Makin Meruncing
By Shandi March
05 Aug 2024

Ketegangan hubungan antara PKB dan PBNU semakin terlihat setelah DPR membentuk Pansus Angket Haji. (IG@Cakiminow)
LBJ - Ketegangan hubungan antara PKB dan PBNU semakin terlihat setelah DPR membentuk Pansus Angket Haji terkait sengkarut penyelenggaraan ibadah haji 2024. Ketua Umum PKB sekaligus Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengetok palu pembentukan Pansus Haji.
Pansus ini akan menyelidiki keputusan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang diduga mengalihkan tambahan kuota haji reguler sebanyak 20 ribu ke haji khusus.
Anggota Pansus menganggap pengalihan ini melanggar Undang-Undang Penyelenggaraan Haji dan Umrah. Setelah bergulirnya Pansus Haji, Sekjen PBNU Saifullah Yusuf alias Gus Ipul kemudian melontarkan rencana untuk membentuk tim lima atau semacam panitia khusus (Pansus) tentang PKB pada akhir Juli 2024 lalu.
Dalam keterangan resminya, Gus Ipul mengklaim elite PKB banyak membuat pernyataan yang melenceng dari fatsun awal ketika partai itu didirikan.
Bahkan, ada upaya nyata dan sistematis yang dilakukan elite PKB guna menjauhkan partai itu dari struktural NU saat ini. Gus Ipul menegaskan, tim ini merupakan upaya untuk meluruskan sejarah sekaligus mengembalikan PKB ke pemilik sahnya, yakni PBNU.
Baca juga : Bareskrim Kembali Panggil Benny Rhamdani Terkait Sosok T Dalang Judi Online
Baca juga : Perdana Menteri Irak Tegaskan Perdamaian Timur Tengah Tergantung Agresi Israel
Setelah rapat, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf memutuskan untuk membentuk tim yang akan mendalami sekaligus mengkaji ulang hubungan NU dengan PKB. PBNU menunjuk dua orang sebagai tim utama, yakni Wakil Rais Aam Anwar Iskandar dan Wakil Ketua Umum PBNU Amin Said Husni.
Gus Yahya menyebut Anwar Iskandar adalah satu-satunya orang yang tersisa dari para pendiri awal PKB, sementara Amin Said Husni merupakan Wasekjen pertama PKB. Mereka akan memberikan rekomendasi kepada PBNU terkait hubungan NU dengan PKB.
Gus Yahya menjelaskan, keputusan untuk mendalami hubungan NU dengan PKB dilakukan menyusul narasi konflik yang menyiratkan ketegangan hubungan antara kedua organisasi.
Pada momen itu, Gus Yahya juga menyampaikan keberatannya atas pembentukan Pansus Haji. Ia curiga salah satu tujuan pansus itu adalah untuk menyerang NU, karena Kementerian Agama saat ini dipimpin adiknya, Yaqut Cholil Qoumas.
"Soal pansus haji ya. Nah, ini yang kemudian menimbulkan pertanyaan kepada kita pansus haji kemudian nyerang NU, jangan-jangan ini masalah pribadi. Jangan-jangan gitu, loh. Jangan-jangan gara-gara menterinya adik saya," kata Gus Yahya dalam jumpa pers.
Setelah tim ini dibentuk, elite PKB dan tim yang dibentuk PBNU kembali melakukan manuver. PBNU kemudian memanggil eks Sekjen PKB Lukman Edy di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Rabu (31/7) lalu. Usai pertemuan hampir dua jam itu, Lukman menuding Cak Imin menghilangkan peran dewan syuro PKB yang berisikan para kiai-kiai sepuh. Bagi Lukman, menghilangkan peran kiai dalam PKB merupakan masalah yang sangat mendasar.
"PKB di bawah kepemimpinan Cak Imin secara sistematis mengurangi peran-peran dan kewenangan dari para kiai. Bahkan formalnya, Muktamar Bali itu menghilangkan sebagian besar kewenangan dari dewan syuro," kata Lukman.
PBNU kemudian dijadwalkan akan memanggil Sekjen PKB Hasanuddin Wahid pada Senin (5/8) siang hari ini.
Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid menilai Gus Yahya dan Gus Ipul kerap menggembosi PKB. Jazilul menegaskan PKB sedari awal menyadari penuh hubungan historis mereka dengan NU. Ia juga mengaku tak pernah menyoal jika posisi PBNU selama ini dinilai berjarak dengan seluruh parpol, tak terkecuali PKB. "Faktanya, Gus Yahya, Gus Ipul itu sering menggembosi PKB," kata Jazilul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (30/7).
Ketegangan berlanjut dengan Gus Yahya yang mengibaratkan pihaknya sebagai pabrik mobil dan PKB sebagai produk rilisan yang mengalami kesalahan sistem. Menurut Gus Yahya, PBNU sebagai 'pabrik' PKB dapat menarik kembali produknya (recall) jika terdapat masalah atau kesalahan sistem. "Kemarin kan ada perusahaan memproduksi mobil. Sudah dilempar ke pasar, sudah laku," ungkap Gus Yahya, dikutip dari keterangan resmi PBNU pada Sabtu (3/8).
Situasi semakin memanas setelah puluhan massa dari Aliansi Santri Gus Dur menggelar aksi protes di depan Kantor PBNU, Jakarta, Jumat (2/8).
Mereka menuntut Gus Yahya dan Gus Ipul untuk mengundurkan diri dari jabatan mereka. Koordinator Umum Aliansi Santri Gus Dur, Muhamad Sholihin, bahkan mencoba menembus barikade yang dibuat oleh polisi.
"Kami minta polisi mundur lima langkah, kami ingin melihat rumah kami," kata Sholihin.
Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Suleman Tanjung, menuduh PKB sebagai pihak di balik aksi demonstrasi di Kantor PBNU tersebut. Pernyataan Suleman disampaikan setelah menerima surat resmi dari Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) yang membantah keterlibatan mereka dalam aksi tersebut.
"PCNU Indramayu juga telah mengonfirmasi bahwa massa ini digerakkan oleh beberapa orang PKB dari Indramayu," kata Suleman dalam pernyataan tertulisnya, Minggu (4/8).
Suleman juga mencatat arah kedatangan massa dari Jalan Raden Saleh atau Kantor DPP PKB. Massa dipimpin oleh seseorang bernama Muhamad Solihin, yang disebut Suleman sebagai pengurus DPW PKB Jawa Barat dan mantan Ketua DPC PKB Kabupaten Indramayu.
"Mereka ini aneh. Mengatasnamakan Santri Gus Dur tapi malah membela Muhaimin. Bagaimana bisa pecinta Gus Dur membela musuh Gus Dur? Ini tidak masuk akal," ujarnya.***
Pansus ini akan menyelidiki keputusan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang diduga mengalihkan tambahan kuota haji reguler sebanyak 20 ribu ke haji khusus.
Anggota Pansus menganggap pengalihan ini melanggar Undang-Undang Penyelenggaraan Haji dan Umrah. Setelah bergulirnya Pansus Haji, Sekjen PBNU Saifullah Yusuf alias Gus Ipul kemudian melontarkan rencana untuk membentuk tim lima atau semacam panitia khusus (Pansus) tentang PKB pada akhir Juli 2024 lalu.
Dalam keterangan resminya, Gus Ipul mengklaim elite PKB banyak membuat pernyataan yang melenceng dari fatsun awal ketika partai itu didirikan.
Bahkan, ada upaya nyata dan sistematis yang dilakukan elite PKB guna menjauhkan partai itu dari struktural NU saat ini. Gus Ipul menegaskan, tim ini merupakan upaya untuk meluruskan sejarah sekaligus mengembalikan PKB ke pemilik sahnya, yakni PBNU.
Baca juga : Bareskrim Kembali Panggil Benny Rhamdani Terkait Sosok T Dalang Judi Online
Baca juga : Perdana Menteri Irak Tegaskan Perdamaian Timur Tengah Tergantung Agresi Israel
Upaya PBNU untuk Meluruskan Sejarah PKB
Setelah rapat, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf memutuskan untuk membentuk tim yang akan mendalami sekaligus mengkaji ulang hubungan NU dengan PKB. PBNU menunjuk dua orang sebagai tim utama, yakni Wakil Rais Aam Anwar Iskandar dan Wakil Ketua Umum PBNU Amin Said Husni.
Gus Yahya menyebut Anwar Iskandar adalah satu-satunya orang yang tersisa dari para pendiri awal PKB, sementara Amin Said Husni merupakan Wasekjen pertama PKB. Mereka akan memberikan rekomendasi kepada PBNU terkait hubungan NU dengan PKB.
Gus Yahya menjelaskan, keputusan untuk mendalami hubungan NU dengan PKB dilakukan menyusul narasi konflik yang menyiratkan ketegangan hubungan antara kedua organisasi.
Pada momen itu, Gus Yahya juga menyampaikan keberatannya atas pembentukan Pansus Haji. Ia curiga salah satu tujuan pansus itu adalah untuk menyerang NU, karena Kementerian Agama saat ini dipimpin adiknya, Yaqut Cholil Qoumas.
"Soal pansus haji ya. Nah, ini yang kemudian menimbulkan pertanyaan kepada kita pansus haji kemudian nyerang NU, jangan-jangan ini masalah pribadi. Jangan-jangan gitu, loh. Jangan-jangan gara-gara menterinya adik saya," kata Gus Yahya dalam jumpa pers.
Kontroversi dan Manuver Politik
Setelah tim ini dibentuk, elite PKB dan tim yang dibentuk PBNU kembali melakukan manuver. PBNU kemudian memanggil eks Sekjen PKB Lukman Edy di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Rabu (31/7) lalu. Usai pertemuan hampir dua jam itu, Lukman menuding Cak Imin menghilangkan peran dewan syuro PKB yang berisikan para kiai-kiai sepuh. Bagi Lukman, menghilangkan peran kiai dalam PKB merupakan masalah yang sangat mendasar.
"PKB di bawah kepemimpinan Cak Imin secara sistematis mengurangi peran-peran dan kewenangan dari para kiai. Bahkan formalnya, Muktamar Bali itu menghilangkan sebagian besar kewenangan dari dewan syuro," kata Lukman.
PBNU kemudian dijadwalkan akan memanggil Sekjen PKB Hasanuddin Wahid pada Senin (5/8) siang hari ini.
Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid menilai Gus Yahya dan Gus Ipul kerap menggembosi PKB. Jazilul menegaskan PKB sedari awal menyadari penuh hubungan historis mereka dengan NU. Ia juga mengaku tak pernah menyoal jika posisi PBNU selama ini dinilai berjarak dengan seluruh parpol, tak terkecuali PKB. "Faktanya, Gus Yahya, Gus Ipul itu sering menggembosi PKB," kata Jazilul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (30/7).
Ketegangan berlanjut dengan Gus Yahya yang mengibaratkan pihaknya sebagai pabrik mobil dan PKB sebagai produk rilisan yang mengalami kesalahan sistem. Menurut Gus Yahya, PBNU sebagai 'pabrik' PKB dapat menarik kembali produknya (recall) jika terdapat masalah atau kesalahan sistem. "Kemarin kan ada perusahaan memproduksi mobil. Sudah dilempar ke pasar, sudah laku," ungkap Gus Yahya, dikutip dari keterangan resmi PBNU pada Sabtu (3/8).
PBNU Didemo Aliansi Santri Gus Dur
Situasi semakin memanas setelah puluhan massa dari Aliansi Santri Gus Dur menggelar aksi protes di depan Kantor PBNU, Jakarta, Jumat (2/8).
Mereka menuntut Gus Yahya dan Gus Ipul untuk mengundurkan diri dari jabatan mereka. Koordinator Umum Aliansi Santri Gus Dur, Muhamad Sholihin, bahkan mencoba menembus barikade yang dibuat oleh polisi.
"Kami minta polisi mundur lima langkah, kami ingin melihat rumah kami," kata Sholihin.
Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Suleman Tanjung, menuduh PKB sebagai pihak di balik aksi demonstrasi di Kantor PBNU tersebut. Pernyataan Suleman disampaikan setelah menerima surat resmi dari Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) yang membantah keterlibatan mereka dalam aksi tersebut.
"PCNU Indramayu juga telah mengonfirmasi bahwa massa ini digerakkan oleh beberapa orang PKB dari Indramayu," kata Suleman dalam pernyataan tertulisnya, Minggu (4/8).
Suleman juga mencatat arah kedatangan massa dari Jalan Raden Saleh atau Kantor DPP PKB. Massa dipimpin oleh seseorang bernama Muhamad Solihin, yang disebut Suleman sebagai pengurus DPW PKB Jawa Barat dan mantan Ketua DPC PKB Kabupaten Indramayu.
"Mereka ini aneh. Mengatasnamakan Santri Gus Dur tapi malah membela Muhaimin. Bagaimana bisa pecinta Gus Dur membela musuh Gus Dur? Ini tidak masuk akal," ujarnya.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini