Dua Jurnalis Al Jazeera Tewas dalam Serangan Udara di Gaza
By Cecep Mahmud
01 Aug 2024

Ismail al-Ghoul (kanan) dan Rami al-Rifi (kiri), jurnalis Al Jazeera, tewas dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza. (kolase tangkap layar AlJazeera)
Ismail al-Ghoul dan Rami al-Rifi, jurnalis Al Jazeera, meninggal dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza.
LBJ - Jurnalis Al Jazeera Ismail al-Ghoul dan juru kameranya Rami al-Rifi tewas dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza pada Rabu lalu. Serangan tersebut menghantam mobil yang mereka tumpangi di kamp pengungsi Shati, sebelah barat Kota Gaza.
Ismail dan Rami berada di sana untuk melaporkan kondisi sekitar rumah Ismail Haniyeh, pemimpin politik Hamas. Haniyeh dibunuh pada dini hari Rabu di Teheran, Iran, dalam serangan yang disalahkan Hamas pada Israel.
Anas al-Sharif dari Al Jazeera yang berada di rumah sakit tempat jenazah kedua rekannya dibawa, menyampaikan, bahwa kedua jurnalis selalu menyampaikan penderitaan rakyat Palestina.
“Ismail menyampaikan penderitaan rakyat Palestina yang terusir, penderitaan orang-orang yang terluka, dan pembantaian yang dilakukan oleh pendudukan [Israel] terhadap orang-orang tak berdosa di Gaza,” kata Anas.
Baca juga: Jasad Fouad Shokor Ditemukan di Bawah Reruntuhan
Tanda Pengenal Media Sudah Jelas
Saat serangan terjadi, Ismail dan Rami mengenakan rompi media dan mobil mereka memiliki tanda pengenal jelas. Mereka terakhir kali menghubungi meja berita 15 menit sebelum serangan, melaporkan adanya serangan di sebuah rumah dekat tempat mereka berada dan diminta segera pergi.
Mereka menuju Rumah Sakit Al-Ahli Arab ketika mereka terbunuh. Hingga kini, Israel belum memberikan komentar resmi terkait insiden tersebut. Israel sebelumnya membantah telah menargetkan jurnalis selama perang 10 bulan di Gaza yang menewaskan 39.445 orang, mayoritas anak-anak dan wanita.
Israel Targetkan Jurnalis
Dalam pernyataan resminya, Al Jazeera Media Network menyebut pembunuhan ini sebagai “pembunuhan yang ditargetkan” oleh pasukan Israel dan berjanji untuk “mengambil semua tindakan hukum untuk mengadili para pelaku kejahatan ini.”
“Serangan terbaru terhadap jurnalis Al Jazeera ini merupakan bagian dari kampanye penargetan sistematis terhadap jurnalis jaringan tersebut dan keluarga mereka sejak Oktober 2023,” kata jaringan tersebut.
Baca juga: Tragis, Ismail Haniyeh Pemimpin Hamas Tewas di Teheran dalam Serangan yang Diduga Melibatkan Israel
Jumlah Korban Jurnalis Mencapai Ratusan
Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) melaporkan bahwa sedikitnya 111 jurnalis dan pekerja media tewas sejak perang dimulai pada 7 Oktober. Kantor media pemerintah Gaza melaporkan bahwa 165 jurnalis Palestina tewas sejak perang dimulai.
Mohamed Moawad, pemimpin redaksi Al Jazeera Arabic, mengatakan jurnalis jaringan yang berbasis di Qatar tersebut tewas pada hari Rabu saat mereka "dengan berani meliput peristiwa di Gaza utara".
Ismail Jurnalis yang Profesional
Ismail terkenal karena profesionalisme dan dedikasinya, menarik perhatian dunia terhadap penderitaan dan kekejaman yang terjadi di Gaza, khususnya di Rumah Sakit al-Shifa dan lingkungan utara daerah kantong yang terkepung itu.
Baca juga: Israel Sebut Komandan Militer Hizbullah Tewas dalam Serangan Udara di Beirut
Istrinya tinggal di kamp pengungsi internal di Gaza bagian tengah dan tidak bertemu suaminya selama berbulan-bulan. Ia juga meninggalkan seorang putri kecil. Ismail dan Rami keduanya lahir pada tahun 1997.
“Tanpa Ismail, dunia tidak akan melihat gambar-gambar pembantaian yang menghancurkan ini,” tulis Moawad di X.
Moward menjelaskan bahwa al-Ghoul selalu menyampaikan fakta dan realita yang ada di lapangan.
“Tanpa henti meliput peristiwa tersebut dan menyampaikan realitas Gaza kepada dunia melalui Al Jazeera”, tambahnya.
Israel telah membunuh Ismail al-Ghoul dan membungkam suara mereka yang memberitakan kondisi tanah air yang mereka cintai.
“Suaranya kini telah dibungkam, dan tidak perlu lagi menyerukan kepada dunia bahwa Ismail telah memenuhi misinya untuk rakyat dan tanah airnya,” kata Moawad.
Moward juga menyindir pihak Israel yang telah melakukan pembantaian terhadap warga sipil dan jurnalis.
“Malu pada mereka yang telah gagal melindungi warga sipil, jurnalis, dan kemanusiaan,” tutupya.***
Sumber: Aljazeera
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini