Hamas dan Fatah Bersatu di Beijing: Tanda Baru Persatuan Palestina?
By Cecep Mahmud
24 Jul 2024

Hamas dan Fatah serta 12 organisasi lain di Palestina menandatangani "Deklarasi Beijing". (X/@navaidhamid)
Deklarasi Beijing: Langkah Bersejarah dalam Rekonsiliasi Internal Palestina
LBJ - Empat belas organisasi Palestina, termasuk Hamas dan Fatah, telah menandatangani Deklarasi Beijing. Perjanjian ini bertujuan untuk "mengakhiri perpecahan dan memperkuat persatuan Palestina." Proses ini dimediasi oleh Cina pada tanggal 21-23 Juli di Beijing.
Menurut Ayman Yousef, profesor ilmu politik dan hubungan internasional di Universitas Arab-Amerika di Palestina, perundingan ini sangat penting.
"Putaran terakhir negosiasi antara Fatah dan Hamas untuk mencapai rekonsiliasi internal penuh di Beijing adalah penting," ujarnya.
Pengembangan ini mendapat izin dan persetujuan dari presiden Palestina, Mahmoud Abbas.
Baca juga: Israel Kembali Perintahkan Warga Gaza Mengungsi Ribuan Tinggalkan Harta Benda
Langkah Baru Palestina
Sejak kemenangan legislatif Hamas di Jalur Gaza pada tahun 2006, terjadi perselisihan dengan Fatah yang menyebabkan pertikaian internal dan pengusiran Fatah dari wilayah tersebut pada tahun 2007. Deklarasi Beijing ini menandai langkah maju dalam mengaktifkan sistem politik Palestina di tengah konflik Gaza-Israel.
Yousef menyatakan, "Palestina telah mengambil langkah ke arah yang benar dengan mengaktifkan sistem politik mereka dari dalam."
Ia juga menyoroti peran Cina sebagai mediator yang dipercaya dalam konflik ini.
"Cina berusaha memainkan peran penting, tidak hanya dalam mempertemukan Palestina di satu meja, tetapi juga untuk lebih aktif di seluruh Timur Tengah dan di panggung konflik Palestina-Israel," jelas Yousef.
Baca juga: OKI Kutuk Serangan Israel terhadap Konvoi PBB ke Gaza
Negara Palestina Merdeka
Musa Abu Marzouk, kepala delegasi Hamas, menyebut penandatanganan Deklarasi Beijing sebagai momen bersejarah. Ia menekankan pentingnya menciptakan negara Palestina yang merdeka dengan ibu kota di Yerusalem.
Israel, di sisi lain, mengkritik kesepakatan ini dan berjanji akan melenyapkan Hamas. Pers AS juga mengecilkan arti kesepakatan yang dimediasi oleh Cina, dengan mengklaim bahwa rencana tersebut tidak memiliki peta jalan yang jelas.
Namun, rekonsiliasi Hamas dan Fatah menunjukkan bahwa warga Palestina siap memilih masa depan politik mereka sendiri. Mereka melihat Cina sebagai mediator yang dapat dipercaya dalam upaya menciptakan perdamaian di wilayah tersebut.***
Sumber: Sputnik
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini