Kader NU Ungkap Perjalanan ke Israel: Penelitian dan Pertemuan Presiden Herzog
By Shandi March
19 Jul 2024

Sejumlah Tokoh Muda NU di Israel. (Foto:X)
LBJ - Zainul Maarif, salah satu kader Nahdlatul Ulama (NU),, baru-baru ini mengungkapkan pengalamannya berkunjung ke Israel. Ia bahkan bertemu dengan Presiden Israel, Isaac Herzog.
Perjalanan ini dibiayai oleh sebuah organisasi bernama Itrek. "Biayanya dari, mungkin teman-teman sudah pada tahu ya, bahwa ini organisasinya namanya Itrek ya. Sebenarnya ini nama kependekan dari Israel Trek," kata Zainul di Kantor PWNU Jakarta, Kamis (18/7).
Organisasi yang berbasis di Amerika Serikat ini memiliki program untuk mengirim mahasiswa pascasarjana dan tokoh muda dari berbagai negara untuk melakukan perjalanan selama satu minggu ke Israel.
Menurut laman resmi Itrek, kelompok pro-Israel ini mengatur perjalanan dan menerima dana langsung dari pemerintah Israel untuk memperbaiki citra negara tersebut di mata publik internasional.
Zainul menjelaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya mencakup kunjungan ke Israel, tetapi juga ke Palestina. Ia diajak mengikuti kegiatan ini oleh seorang kawannya dari Universitas Harvard, AS.
"Rangkaian [kegiatannya] itu dari 30 Juni sampai 5 Juli 2024. Jadi baru awal bulan ini. [Bertemu Presiden Israel] itu adalah tanggal 3 Juli 2024," ungkap Zainul.
Zainul juga menyebutkan bahwa ia menggunakan visa turis untuk kunjungannya. Perjalanan dimulai dari Dubai, Uni Emirat Arab, sebelum melanjutkan ke Israel.
Baca juga : Kaesang Pangarep vs Fuji: Siapa yang Lebih Mahal Tarif Endorsenya di Media Sosial?
Baca juga : Viral Pesta Perceraian di Lampung, Seorang Pria Dipolisikan Oleh Istrinya
Kunjungan Zainul ke Israel dan Palestina bertujuan untuk dialog lintas iman dan penelitian lapangan. Ia sedang melakukan penelitian tentang kehidupan umat Islam di Israel.
"Bagaimana kehidupan Muslim di sana? Kalau kehidupan Muslim di Gaza kita sudah tahu. Nah, kalau di Israel seperti apa? Semacam itu," ujar Zainul.
Selain itu, ia juga terlibat dalam dialog lintas iman dan mengajar kajian lintas agama.
"Ya kalau pun ke sana, selain penelitian itu, mohon pertemukan dengan yang relate dengan saya. Yaitu, tokoh-tokoh agama," tambahnya.
Zainul menekankan bahwa ia tidak menerima keuntungan finansial dari kunjungannya. Namun, ia mendapat bantuan untuk biaya visa dan asuransi perjalanan.
"Awalnya malah disuruh bayar itu, visa sama asuransi. Tapi kemudian saya bilang, 'ini high risk, ini risikonya tinggi', semacam itu kan.
'Risikonya tinggi, kok malah kami disuruh beli asuransi?' Maka kemudian, alhamdulillah itu, asuransi dan visa kami bebas, semacam itu. Nah, tapi kemudian tidak ada take home pay, tidak ada, kami tidak dapat duit dari situ," tuturnya.
Perjalanan Zainul Maarif ke Israel yang dibiayai oleh Itrek menunjukkan upaya dialog lintas iman dan penelitian lapangan yang intens. Melalui program ini, berbagai tokoh muda dari berbagai agama dapat memahami lebih dalam kehidupan di Israel dan Palestina.
Namun ternyata tindakan Zainul Maarif dan teman-temanntya ke Israel yang dibiayai oleh Itrek menimbulan kontroversi besar. Mulai dari PBNU, negarawan, poltikus, hingga netizen menghujat tindakan mereka.***
Perjalanan ini dibiayai oleh sebuah organisasi bernama Itrek. "Biayanya dari, mungkin teman-teman sudah pada tahu ya, bahwa ini organisasinya namanya Itrek ya. Sebenarnya ini nama kependekan dari Israel Trek," kata Zainul di Kantor PWNU Jakarta, Kamis (18/7).
Organisasi yang berbasis di Amerika Serikat ini memiliki program untuk mengirim mahasiswa pascasarjana dan tokoh muda dari berbagai negara untuk melakukan perjalanan selama satu minggu ke Israel.
Menurut laman resmi Itrek, kelompok pro-Israel ini mengatur perjalanan dan menerima dana langsung dari pemerintah Israel untuk memperbaiki citra negara tersebut di mata publik internasional.
Zainul menjelaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya mencakup kunjungan ke Israel, tetapi juga ke Palestina. Ia diajak mengikuti kegiatan ini oleh seorang kawannya dari Universitas Harvard, AS.
"Rangkaian [kegiatannya] itu dari 30 Juni sampai 5 Juli 2024. Jadi baru awal bulan ini. [Bertemu Presiden Israel] itu adalah tanggal 3 Juli 2024," ungkap Zainul.
Zainul juga menyebutkan bahwa ia menggunakan visa turis untuk kunjungannya. Perjalanan dimulai dari Dubai, Uni Emirat Arab, sebelum melanjutkan ke Israel.
Baca juga : Kaesang Pangarep vs Fuji: Siapa yang Lebih Mahal Tarif Endorsenya di Media Sosial?
Baca juga : Viral Pesta Perceraian di Lampung, Seorang Pria Dipolisikan Oleh Istrinya
Dialog Lintas Iman
Kunjungan Zainul ke Israel dan Palestina bertujuan untuk dialog lintas iman dan penelitian lapangan. Ia sedang melakukan penelitian tentang kehidupan umat Islam di Israel.
"Bagaimana kehidupan Muslim di sana? Kalau kehidupan Muslim di Gaza kita sudah tahu. Nah, kalau di Israel seperti apa? Semacam itu," ujar Zainul.
Selain itu, ia juga terlibat dalam dialog lintas iman dan mengajar kajian lintas agama.
"Ya kalau pun ke sana, selain penelitian itu, mohon pertemukan dengan yang relate dengan saya. Yaitu, tokoh-tokoh agama," tambahnya.
Zainul menekankan bahwa ia tidak menerima keuntungan finansial dari kunjungannya. Namun, ia mendapat bantuan untuk biaya visa dan asuransi perjalanan.
"Awalnya malah disuruh bayar itu, visa sama asuransi. Tapi kemudian saya bilang, 'ini high risk, ini risikonya tinggi', semacam itu kan.
'Risikonya tinggi, kok malah kami disuruh beli asuransi?' Maka kemudian, alhamdulillah itu, asuransi dan visa kami bebas, semacam itu. Nah, tapi kemudian tidak ada take home pay, tidak ada, kami tidak dapat duit dari situ," tuturnya.
Perjalanan Zainul Maarif ke Israel yang dibiayai oleh Itrek menunjukkan upaya dialog lintas iman dan penelitian lapangan yang intens. Melalui program ini, berbagai tokoh muda dari berbagai agama dapat memahami lebih dalam kehidupan di Israel dan Palestina.
Namun ternyata tindakan Zainul Maarif dan teman-temanntya ke Israel yang dibiayai oleh Itrek menimbulan kontroversi besar. Mulai dari PBNU, negarawan, poltikus, hingga netizen menghujat tindakan mereka.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini