Bidan Tak Ada, Ibu di Banyuwangi Melahirkan di Mobil, Dinkes Beri Klarifikasi
By Shandi March
16 Jul 2024

Ibu di Banyuwangi Lahiran di Mobil karena Bidan Tak Ada, Dinkes Klarifikasi. (Tangkap layar LBJ)
LBJ - Aden dan Sudanisih, pasangan suami-istri, terpaksa menjalani proses persalinan di dalam mobil karena tidak ada bidan yang berjaga di Rumah Bersalin (RB) Desa Sarongan. Peristiwa mendebarkan tersebut terjadi di Dusun Sumberdadi, Desa Kandangan, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, Kamis (11/7).
“Tidak ada orang sama sekali di rumah sakit bersalin,” ungkap Budi Santoso, warga yang menemani pasangan tersebut dalam video viral pada Kamis (11/7).
Video rekaman Budi diunggah kembali oleh akun instagram @lensa_berita_jakarta.
Budi merekam situasi rumah bersalin yang kosong dan menyatakan kekecewaannya atas kondisi yang dialami Sudanisih, yang harus melahirkan di dalam mobil.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, Amir Hidayat, memberikan klarifikasi terkait kejadian tersebut. Ia membantah bahwa tidak ada tenaga medis di lokasi saat peristiwa terjadi.
“Ada 1 perawat dan itu bisa kami konfirmasi ke lapangan terkait siapa petugas yang berjaga saat itu,” jelas Amir pada Senin (15/7).
Namun, Amir tidak menyangkal bahwa bidan yang seharusnya berjaga sedang tidak berada di tempat, karena sedang melaksanakan tugas promotif-preventif kepada ibu hamil di wilayah yang sama.
“Bidan yang berjaga sedang memberikan tindakan promotif-preventif kepada ibu hamil yang lokasinya masih berada di wilayah yang sama,” tambahnya.
Amir menegaskan bahwa bidan memiliki dua tugas utama yaitu pelayanan dan tugas kewilayahan. Bidan yang bersangkutan memastikan tidak ada potensi persalinan segera sebelum melaksanakan tugas di luar.
Baca juga : Tiko Diperiksa Lagi oleh Polres Metro Jaksel Terkait Kasus Penggelapan Uang
Baca juga : Donald Trump Ngotot Cari Sepatu Saat Dievakuasi Secret Service dalam Insiden Penembakan
Kepala Puskesmas Sumberagung, dr Yulius Roni Satrio, membenarkan kejadian tersebut dan menyampaikan permintaan maaf.
Berdasarkan pemeriksaan, pasien sudah merasakan nyeri perut sejak pukul 07.00 pagi dan ketuban pecah dalam perjalanan menuju rumah bersalin.
Sudanisih melahirkan di mobil pada pukul 09.50 WIB, sementara plasenta lahir pada pukul 10.30 WIB setelah dibantu oleh bidan yang datang beberapa waktu kemudian.
“Plasenta lahir dengan lengkap pada pukul 10.30 WIB. Bidan melakukan penjahitan pada robekan jalan lahir. Bidan melakukan 'perawatan ibu pasca-melahirkan'. Bayi lahir dengan berat badan 3,5 kilogram,” beber Roni. Ia juga memastikan bahwa kondisi ibu dan bayi sehat.
Meski demikian, bayi belum bisa mendapatkan ASI eksklusif dan sementara diganti dengan susu formula. Namun, hal ini tidak terkait dengan kejadian persalinan sebelumnya, karena anak pertama Sudanisih juga tidak mendapatkan ASI.
“Rumahnya jauh sekitar 5 kilometer (dari rumah bersalin). Nanti akan kami siasati karena akan ada kunjungan nifas dari bidan beberapa kali,” jelas Roni.
Bidan juga akan melakukan pemeriksaan sampel darah bayi untuk skrining Hipotiroid Kongenital, sebuah prosedur standar untuk setiap bayi.
Peristiwa ini menjadi evaluasi penting bagi Dinas Kesehatan Banyuwangi. Amir Hidayat menyatakan bahwa ke depannya tugas kewilayahan tidak lagi dibebankan kepada bidan jaga dan setiap sif harus selalu ada minimal satu bidan dan satu perawat yang berjaga selama 24 jam.***
“Tidak ada orang sama sekali di rumah sakit bersalin,” ungkap Budi Santoso, warga yang menemani pasangan tersebut dalam video viral pada Kamis (11/7).
Video rekaman Budi diunggah kembali oleh akun instagram @lensa_berita_jakarta.
Budi merekam situasi rumah bersalin yang kosong dan menyatakan kekecewaannya atas kondisi yang dialami Sudanisih, yang harus melahirkan di dalam mobil.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, Amir Hidayat, memberikan klarifikasi terkait kejadian tersebut. Ia membantah bahwa tidak ada tenaga medis di lokasi saat peristiwa terjadi.
“Ada 1 perawat dan itu bisa kami konfirmasi ke lapangan terkait siapa petugas yang berjaga saat itu,” jelas Amir pada Senin (15/7).
Namun, Amir tidak menyangkal bahwa bidan yang seharusnya berjaga sedang tidak berada di tempat, karena sedang melaksanakan tugas promotif-preventif kepada ibu hamil di wilayah yang sama.
“Bidan yang berjaga sedang memberikan tindakan promotif-preventif kepada ibu hamil yang lokasinya masih berada di wilayah yang sama,” tambahnya.
Amir menegaskan bahwa bidan memiliki dua tugas utama yaitu pelayanan dan tugas kewilayahan. Bidan yang bersangkutan memastikan tidak ada potensi persalinan segera sebelum melaksanakan tugas di luar.
Baca juga : Tiko Diperiksa Lagi oleh Polres Metro Jaksel Terkait Kasus Penggelapan Uang
Baca juga : Donald Trump Ngotot Cari Sepatu Saat Dievakuasi Secret Service dalam Insiden Penembakan
Permintaan Maaf dari Kepala Puskesmas
Kepala Puskesmas Sumberagung, dr Yulius Roni Satrio, membenarkan kejadian tersebut dan menyampaikan permintaan maaf.
Berdasarkan pemeriksaan, pasien sudah merasakan nyeri perut sejak pukul 07.00 pagi dan ketuban pecah dalam perjalanan menuju rumah bersalin.
Sudanisih melahirkan di mobil pada pukul 09.50 WIB, sementara plasenta lahir pada pukul 10.30 WIB setelah dibantu oleh bidan yang datang beberapa waktu kemudian.
“Plasenta lahir dengan lengkap pada pukul 10.30 WIB. Bidan melakukan penjahitan pada robekan jalan lahir. Bidan melakukan 'perawatan ibu pasca-melahirkan'. Bayi lahir dengan berat badan 3,5 kilogram,” beber Roni. Ia juga memastikan bahwa kondisi ibu dan bayi sehat.
Meski demikian, bayi belum bisa mendapatkan ASI eksklusif dan sementara diganti dengan susu formula. Namun, hal ini tidak terkait dengan kejadian persalinan sebelumnya, karena anak pertama Sudanisih juga tidak mendapatkan ASI.
“Rumahnya jauh sekitar 5 kilometer (dari rumah bersalin). Nanti akan kami siasati karena akan ada kunjungan nifas dari bidan beberapa kali,” jelas Roni.
Bidan juga akan melakukan pemeriksaan sampel darah bayi untuk skrining Hipotiroid Kongenital, sebuah prosedur standar untuk setiap bayi.
Peristiwa ini menjadi evaluasi penting bagi Dinas Kesehatan Banyuwangi. Amir Hidayat menyatakan bahwa ke depannya tugas kewilayahan tidak lagi dibebankan kepada bidan jaga dan setiap sif harus selalu ada minimal satu bidan dan satu perawat yang berjaga selama 24 jam.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini