Pendidikan di Papua Terancam, OPM Bakar Sekolah-sekolah di Pegunungan Bintang
By Shandi March
15 Jul 2024
Pendidikan di Papua Terancam, OPM Bakar Sekolah-sekolah di Pegunungan Bintang.(Tangkap layar)
LBJ - Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali melakukan aksi teror dengan membakar bangunan sekolah di Kampung Borban, Distrik Okbap, Kabupaten Pegunungan Bintang. Kejadian ini terekam dalam video yang beredar di media sosial, menampilkan tiga pria membakar kursi dan meja di salah satu ruangan sekolah yang terbuat dari papan.
Dalam video berdurasi 28 detik tersebut, terlihat api yang melahap seluruh bangunan sekolah. Total ada tiga video yang beredar, menunjukkan pembakaran sekolah SD, SMP, SMA, dan SMK di wilayah tersebut. Aksi pembakaran ini merupakan lanjutan dari tindakan serupa oleh OPM sejak Jumat (12/7).
Baca juga : 47 Korban Mabuk Kecubung Dirawat di RSJ, Polda Kalsel Lakukan Penindakan
Unggahan akun X @Heraloebss mengutip pernyataan juru bicara OPM, Sebby Sambom, yang menyatakan bahwa mereka tidak menginginkan pembangunan infrastruktur oleh pemerintah Indonesia di Papua.
@Heraloebss menulis, “OPM membakar semua sekolah SD, SMP, SMA, dan SMK di Distrik Okbap Kabupaten Pegunungan Bintang,” yang dikutip oleh Lensa Berita Jakarta pada Senin (15/7).
Sebby Sambom menjelaskan bahwa TPNPB Kodap XXXV, sayap militer OPM yang dipimpin oleh Ananias Ati Mimin, melakukan pembakaran ini.
Ia menegaskan bahwa mereka menolak fasilitas pendidikan yang dianggap sebagai pos militer oleh Indonesia di Papua.
“Mereka akan membakar semua sekolah di Papua dan akan kembali membangun setelah merdeka nanti,” tegas Sebby.
Baca juga : Kasus Mafia Tanah Terbesar Terungkap di Jawa Tengah, Potensi Kerugian Negara Rp3,41 Triliun
Reaksi masyarakat terhadap aksi brutal ini sangat keras. Banyak yang mengutuk tindakan OPM yang dianggap merugikan masyarakat Papua sendiri.
“Mereka bilang OPM ini gerakan perjuangan. Mana ada gerakan perjuangan melakukan hal-hal terbelakang seperti itu? Fasilitas pendidikan malah dihancurkan,” komentar akun @DeilyUpdate.
Tindakan pembakaran ini tidak hanya menyebabkan kerugian materi, tetapi juga menghambat akses pendidikan bagi anak-anak di wilayah tersebut.
Banyak yang berpendapat bahwa tindakan OPM hanya akan membuat Papua semakin tertinggal dan sulit berkembang. “Diberi akses pendidikan malah dibakar. OPM takut anak muda Papua mendapat akses pendidikan karena kepintaran tersebut dapat mengancam keberlangsungan dan keberlanjutan generasi OPM,” kata @Generasiosing.
Banyak pihak sangat menyayangkan aksi pembakaran fasilitas pendidikan ini, karena menyebabkan anak-anak di wilayah tersebut kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang layak.
“Sampai kapan pun Papua tidak akan maju dengan cara seperti ini. Merdeka hanya di mulut, kalau merdeka pun percuma karena rakyatnya akan tetap bodoh dan mudah dibodohi oleh negara lain,” ujar @hsubhan.
Pembakaran fasilitas pendidikan ini menunjukkan tantangan besar dalam menyediakan akses pendidikan di daerah konflik seperti Papua.
Masyarakat berharap tindakan OPM ini segera diatasi agar pendidikan di Papua dapat berjalan normal dan anak-anak di sana dapat menikmati hak mereka untuk belajar.***
Dalam video berdurasi 28 detik tersebut, terlihat api yang melahap seluruh bangunan sekolah. Total ada tiga video yang beredar, menunjukkan pembakaran sekolah SD, SMP, SMA, dan SMK di wilayah tersebut. Aksi pembakaran ini merupakan lanjutan dari tindakan serupa oleh OPM sejak Jumat (12/7).
Baca juga : 47 Korban Mabuk Kecubung Dirawat di RSJ, Polda Kalsel Lakukan Penindakan
Penolakan Infrastruktur oleh OPM
Unggahan akun X @Heraloebss mengutip pernyataan juru bicara OPM, Sebby Sambom, yang menyatakan bahwa mereka tidak menginginkan pembangunan infrastruktur oleh pemerintah Indonesia di Papua.
@Heraloebss menulis, “OPM membakar semua sekolah SD, SMP, SMA, dan SMK di Distrik Okbap Kabupaten Pegunungan Bintang,” yang dikutip oleh Lensa Berita Jakarta pada Senin (15/7).
Sebby Sambom menjelaskan bahwa TPNPB Kodap XXXV, sayap militer OPM yang dipimpin oleh Ananias Ati Mimin, melakukan pembakaran ini.
Ia menegaskan bahwa mereka menolak fasilitas pendidikan yang dianggap sebagai pos militer oleh Indonesia di Papua.
“Mereka akan membakar semua sekolah di Papua dan akan kembali membangun setelah merdeka nanti,” tegas Sebby.
Baca juga : Kasus Mafia Tanah Terbesar Terungkap di Jawa Tengah, Potensi Kerugian Negara Rp3,41 Triliun
Reaksi Masyarakat
Reaksi masyarakat terhadap aksi brutal ini sangat keras. Banyak yang mengutuk tindakan OPM yang dianggap merugikan masyarakat Papua sendiri.
“Mereka bilang OPM ini gerakan perjuangan. Mana ada gerakan perjuangan melakukan hal-hal terbelakang seperti itu? Fasilitas pendidikan malah dihancurkan,” komentar akun @DeilyUpdate.
Tindakan pembakaran ini tidak hanya menyebabkan kerugian materi, tetapi juga menghambat akses pendidikan bagi anak-anak di wilayah tersebut.
Banyak yang berpendapat bahwa tindakan OPM hanya akan membuat Papua semakin tertinggal dan sulit berkembang. “Diberi akses pendidikan malah dibakar. OPM takut anak muda Papua mendapat akses pendidikan karena kepintaran tersebut dapat mengancam keberlangsungan dan keberlanjutan generasi OPM,” kata @Generasiosing.
Banyak pihak sangat menyayangkan aksi pembakaran fasilitas pendidikan ini, karena menyebabkan anak-anak di wilayah tersebut kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang layak.
“Sampai kapan pun Papua tidak akan maju dengan cara seperti ini. Merdeka hanya di mulut, kalau merdeka pun percuma karena rakyatnya akan tetap bodoh dan mudah dibodohi oleh negara lain,” ujar @hsubhan.
Pembakaran fasilitas pendidikan ini menunjukkan tantangan besar dalam menyediakan akses pendidikan di daerah konflik seperti Papua.
Masyarakat berharap tindakan OPM ini segera diatasi agar pendidikan di Papua dapat berjalan normal dan anak-anak di sana dapat menikmati hak mereka untuk belajar.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini