Krisis Pengungsian Gaza Makin Parah, 90 Persen Warga Terpaksa Mengungsi Berkali-kali
By Cecep Mahmud
09 Jul 2024
Deprecated: htmlspecialchars(): Passing null to parameter #1 ($string) of type string is deprecated in /home/lbjjakarta/public_html/post.php on line 221
[caption id="attachment_5320" align="aligncenter" width="680"]
Warga Palestina terpaksa mengungsi berkali-kali akibat serangan Israel di wilayah Gaza (X/@unrwa)[/caption]
LBJ - Petugas kemanusiaan PBB melaporkan bahwa 90 persen warga Gaza kini mengungsi. Banyak di antara mereka harus mengungsi berulang kali. Pihak militer Israel memerintahkan evakuasi besar-besaran. OCHA (Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan) menyebutkan, puluhan ribu orang diperintahkan untuk segera mengungsi dari 19 blok apartemen di Kota Gaza.
Pada hari Minggu, penduduk diperintahkan mengungsi ke bagian barat Kota Gaza. Sedangkan perintah hari Senin mencakup wilayah yang telah didatangi sebelumnya. Mereka harus pindah ke tempat penampungan di Deir al Balah.
Perintah evakuasi berdampak langsung pada 13 fasilitas kesehatan, termasuk dua rumah sakit dan sembilan titik medis. OCHA melaporkan, dari 36 rumah sakit di Gaza, hanya 13 yang berfungsi sebagian. Pengungsian ini memaksa orang-orang yang telah mengungsi untuk mengungsi lagi.
Baca juga: Serangan Israel di Gaza Ancam Negosiasi Gencatan Senjata
Mereka terpaksa meninggalkan barang-barang mereka dan sulit menemukan keamanan serta akses ke layanan penting. Anak-anak bahkan harus mengantre berjam-jam hanya untuk mendapatkan air setiap hari.
Akses ke layanan kesehatan darurat juga menjadi tantangan besar. Keterbatasan komunikasi, biaya transportasi yang tinggi, dan jarak yang jauh membuat warga sulit mencapai pusat medis. Di Gaza utara, sekitar 80.000 pengungsi internal dari Shuja'iyeh dan wilayah lain tidak memiliki tempat berlindung yang aman. Banyak dari mereka tidur di antara puing-puing dan sampah padat tanpa kasur atau pakaian yang cukup.
Militer Israel menetapkan beberapa wilayah sebagai zona evakuasi, memaksa banyak keluarga mengalami pengungsian berturut-turut. Ketidakamanan, jalan rusak, dan keterbatasan akses menghambat pergerakan bantuan kemanusiaan. Kekurangan bahan bakar mengakibatkan operasi kemanusiaan terhenti. Sektor Keamanan Pangan melaporkan jatah makanan di wilayah Gaza tengah dan selatan berkurang.
Hanya tujuh dari 18 toko roti yang masih beroperasi di Deir al Balah. Dapur umum juga kesulitan beroperasi, menyebabkan berkurangnya jumlah makanan yang disiapkan. Rumah tangga yang mengungsi harus membakar kayu dan plastik untuk memasak, meningkatkan risiko kesehatan.
Baca juga: Tragedi Kebakaran di Sumut: Polisi Tetapkan Dua Eksekutor sebagai Tersangka dalam Kematian Wartawan dan Keluarganya
Penilaian bersama oleh FAO dan UNOSAT memperkirakan 57 persen lahan pertanian Gaza rusak. FSS melaporkan hampir kekurangan total protein di pasar lokal. Produksi pertanian di Rafah dan Khan Younis mengalami kerusakan tambahan akibat operasi militer. Hal ini mengakibatkan kekurangan pangan lebih lanjut di wilayah tersebut.
Pada hari Jumat, MSF melaporkan bahwa stok medis darurat di Nasser Medical Complex habis. Semua departemen kewalahan menampung pasien, jauh melebihi kapasitas tempat tidur. Rumah sakit tersebut tidak dapat membawa pasokan medis ke Gaza sejak akhir April. Otoritas Israel menolak masuknya pasokan baru.
Dengan situasi yang semakin memburuk, warga Gaza terus menghadapi tantangan besar dalam mencari keamanan dan akses layanan dasar. Pengungsi sangat menharapkan bantuan kemanusiaan dari duni Internasional untuk mengatasi krisis kemanusiaan.***
Sumber : Xinhua

Pengungsian Massal Akibat Perintah Evakuasi Baru
LBJ - Petugas kemanusiaan PBB melaporkan bahwa 90 persen warga Gaza kini mengungsi. Banyak di antara mereka harus mengungsi berulang kali. Pihak militer Israel memerintahkan evakuasi besar-besaran. OCHA (Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan) menyebutkan, puluhan ribu orang diperintahkan untuk segera mengungsi dari 19 blok apartemen di Kota Gaza.
Pada hari Minggu, penduduk diperintahkan mengungsi ke bagian barat Kota Gaza. Sedangkan perintah hari Senin mencakup wilayah yang telah didatangi sebelumnya. Mereka harus pindah ke tempat penampungan di Deir al Balah.
Dampak Terhadap Fasilitas Kesehatan
Perintah evakuasi berdampak langsung pada 13 fasilitas kesehatan, termasuk dua rumah sakit dan sembilan titik medis. OCHA melaporkan, dari 36 rumah sakit di Gaza, hanya 13 yang berfungsi sebagian. Pengungsian ini memaksa orang-orang yang telah mengungsi untuk mengungsi lagi.
Baca juga: Serangan Israel di Gaza Ancam Negosiasi Gencatan Senjata
Mereka terpaksa meninggalkan barang-barang mereka dan sulit menemukan keamanan serta akses ke layanan penting. Anak-anak bahkan harus mengantre berjam-jam hanya untuk mendapatkan air setiap hari.
Tantangan Akses Bantuan dan Keamanan
Akses ke layanan kesehatan darurat juga menjadi tantangan besar. Keterbatasan komunikasi, biaya transportasi yang tinggi, dan jarak yang jauh membuat warga sulit mencapai pusat medis. Di Gaza utara, sekitar 80.000 pengungsi internal dari Shuja'iyeh dan wilayah lain tidak memiliki tempat berlindung yang aman. Banyak dari mereka tidur di antara puing-puing dan sampah padat tanpa kasur atau pakaian yang cukup.
Krisis Bahan Bakar dan Bantuan
Militer Israel menetapkan beberapa wilayah sebagai zona evakuasi, memaksa banyak keluarga mengalami pengungsian berturut-turut. Ketidakamanan, jalan rusak, dan keterbatasan akses menghambat pergerakan bantuan kemanusiaan. Kekurangan bahan bakar mengakibatkan operasi kemanusiaan terhenti. Sektor Keamanan Pangan melaporkan jatah makanan di wilayah Gaza tengah dan selatan berkurang.
Hanya tujuh dari 18 toko roti yang masih beroperasi di Deir al Balah. Dapur umum juga kesulitan beroperasi, menyebabkan berkurangnya jumlah makanan yang disiapkan. Rumah tangga yang mengungsi harus membakar kayu dan plastik untuk memasak, meningkatkan risiko kesehatan.
Baca juga: Tragedi Kebakaran di Sumut: Polisi Tetapkan Dua Eksekutor sebagai Tersangka dalam Kematian Wartawan dan Keluarganya
Kerusakan Pertanian dan Kekurangan Pangan
Penilaian bersama oleh FAO dan UNOSAT memperkirakan 57 persen lahan pertanian Gaza rusak. FSS melaporkan hampir kekurangan total protein di pasar lokal. Produksi pertanian di Rafah dan Khan Younis mengalami kerusakan tambahan akibat operasi militer. Hal ini mengakibatkan kekurangan pangan lebih lanjut di wilayah tersebut.
Krisis Medis di Rumah Sakit
Pada hari Jumat, MSF melaporkan bahwa stok medis darurat di Nasser Medical Complex habis. Semua departemen kewalahan menampung pasien, jauh melebihi kapasitas tempat tidur. Rumah sakit tersebut tidak dapat membawa pasokan medis ke Gaza sejak akhir April. Otoritas Israel menolak masuknya pasokan baru.
Dengan situasi yang semakin memburuk, warga Gaza terus menghadapi tantangan besar dalam mencari keamanan dan akses layanan dasar. Pengungsi sangat menharapkan bantuan kemanusiaan dari duni Internasional untuk mengatasi krisis kemanusiaan.***
Sumber : Xinhua
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini