Slovenia Resmi Akui Palestina Sebagai Negara Berdaulat
By Cecep Mahmud
05 Jun 2024
Deprecated: htmlspecialchars(): Passing null to parameter #1 ($string) of type string is deprecated in /home/lbjjakarta/public_html/post.php on line 221
[caption id="attachment_3675" align="aligncenter" width="654"] Palestina secara resmi telah diakui oleh Slovenia sebagai negara merdeka dan berdaulat (XYZonemedia.com)[/caption]
LBJ - Parlemen Slovenia pada Selasa melakukan pemungutan suara yang menentukan untuk mengakui negara Palestina sebagai langkah diplomatik yang diharapkan dapat meredakan ketegangan di Gaza.
Keputusan ini membuat Slovenia menjadi negara Eropa keempat yang melakukan hal serupa dalam beberapa pekan terakhir, setelah Spanyol, Norwegia, dan Irlandia.
Dari 90 kursi di parlemen, 52 anggota menyetujui pengakuan Palestina. Ketua Parlemen Urska Klakocar Zupancic menyatakan bahwa hasil pemungutan suara nebyatakan Palestina sebagai sebuah negara yang merdeka.
Baca juga: Satgas Ops Damai Cartenz-2024 Gagalkan Transaksi senjata di jayapura
"Republik Slovenia mengakui Palestina sebagai negara berdaulat yang merdeka," ucap Urska Klakocar Zupancic dikutip dari Xinhua.
Menteri Luar Negeri Tanja Fajon menambahkan bahwa pengakuan ini akan meningkatkan reputasi Slovenia sebagai negara yang menghormati hukum internasional dan resolusi PBB.
Selain itu, Fajon mengungkapkan bahwa langkah ini akan memberikan tekanan pada Israel untuk menghentikan serangan di Gaza dan pada Hamas untuk melepaskan sandera.
"Kami berupaya menuju perdamaian dan solusi dua negara," ujarnya.
Baca juga: Sandiaga Uno: Generasi Z Butuh Tapera untuk Kepemilikan Rumah
Sebagian besar anggota Partai Demokrat Slovenia (SDS), partai oposisi utama, tidak menghadiri sidang parlemen. Mereka mengusulkan referendum untuk menunda pemungutan suara setidaknya selama 30 hari, namun usulan ini ditolak oleh mayoritas parlemen.
SDS berpendapat bahwa pengakuan Palestina tidak akan menghentikan konflik di Gaza dan hanya akan merugikan kepentingan Slovenia.
Sebelumnya, pada 22 Mei, Norwegia, Irlandia, dan Spanyol membuat pengumuman terkoordinasi mengenai pengakuan Palestina yang mulai berlaku pada 28 Mei. Namun, keputusan ini dikutuk oleh Israel.
Pada hari Senin, lebih dari 20 pakar dan pelapor khusus PBB mendesak semua negara untuk mengakui Palestina sebagai negara. Hingga saat ini, lebih dari 140 negara telah mengakui Palestina, mewakili lebih dari dua pertiga anggota PBB.
Baca juga: Sahroni Akui Nasdem Terima Dana Rp860 Juta dari Syahrul Yasin Limpo
Perdana Menteri Slovenia, Robert Golob, juga hadir dalam sesi parlemen yang didedikasikan untuk pengakuan Palestina, menegaskan dukungannya terhadap langkah ini.
Dengan pengakuan ini, Slovenia menunjukkan komitmennya untuk mendukung solusi damai di Timur Tengah dan menghormati hukum internasional.***
LBJ - Parlemen Slovenia pada Selasa melakukan pemungutan suara yang menentukan untuk mengakui negara Palestina sebagai langkah diplomatik yang diharapkan dapat meredakan ketegangan di Gaza.
Keputusan ini membuat Slovenia menjadi negara Eropa keempat yang melakukan hal serupa dalam beberapa pekan terakhir, setelah Spanyol, Norwegia, dan Irlandia.
Langkah Bersejarah Slovenia
Dari 90 kursi di parlemen, 52 anggota menyetujui pengakuan Palestina. Ketua Parlemen Urska Klakocar Zupancic menyatakan bahwa hasil pemungutan suara nebyatakan Palestina sebagai sebuah negara yang merdeka.
Baca juga: Satgas Ops Damai Cartenz-2024 Gagalkan Transaksi senjata di jayapura
"Republik Slovenia mengakui Palestina sebagai negara berdaulat yang merdeka," ucap Urska Klakocar Zupancic dikutip dari Xinhua.
Menteri Luar Negeri Tanja Fajon menambahkan bahwa pengakuan ini akan meningkatkan reputasi Slovenia sebagai negara yang menghormati hukum internasional dan resolusi PBB.
Selain itu, Fajon mengungkapkan bahwa langkah ini akan memberikan tekanan pada Israel untuk menghentikan serangan di Gaza dan pada Hamas untuk melepaskan sandera.
"Kami berupaya menuju perdamaian dan solusi dua negara," ujarnya.
Baca juga: Sandiaga Uno: Generasi Z Butuh Tapera untuk Kepemilikan Rumah
Tanggapan dan Tantangan
Sebagian besar anggota Partai Demokrat Slovenia (SDS), partai oposisi utama, tidak menghadiri sidang parlemen. Mereka mengusulkan referendum untuk menunda pemungutan suara setidaknya selama 30 hari, namun usulan ini ditolak oleh mayoritas parlemen.
SDS berpendapat bahwa pengakuan Palestina tidak akan menghentikan konflik di Gaza dan hanya akan merugikan kepentingan Slovenia.
Sebelumnya, pada 22 Mei, Norwegia, Irlandia, dan Spanyol membuat pengumuman terkoordinasi mengenai pengakuan Palestina yang mulai berlaku pada 28 Mei. Namun, keputusan ini dikutuk oleh Israel.
Panggilan untuk Pengakuan Internasional
Pada hari Senin, lebih dari 20 pakar dan pelapor khusus PBB mendesak semua negara untuk mengakui Palestina sebagai negara. Hingga saat ini, lebih dari 140 negara telah mengakui Palestina, mewakili lebih dari dua pertiga anggota PBB.
Baca juga: Sahroni Akui Nasdem Terima Dana Rp860 Juta dari Syahrul Yasin Limpo
Perdana Menteri Slovenia, Robert Golob, juga hadir dalam sesi parlemen yang didedikasikan untuk pengakuan Palestina, menegaskan dukungannya terhadap langkah ini.
Dengan pengakuan ini, Slovenia menunjukkan komitmennya untuk mendukung solusi damai di Timur Tengah dan menghormati hukum internasional.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini