×
image

Modifikasi Cuaca di Sumbar, 30 Ton Garam Ditabur di Langit Gunung Marapi

  • image
  • By Shandi March

  • 25 May 2024

<br />
<b>Deprecated</b>:  htmlspecialchars(): Passing null to parameter #1 ($string) of type string is deprecated in <b>/home/lbjjakarta/public_html/post.php</b> on line <b>218</b><br />


Deprecated: htmlspecialchars(): Passing null to parameter #1 ($string) of type string is deprecated in /home/lbjjakarta/public_html/post.php on line 221


[caption id="attachment_3465" align="alignnone" width="649"]Sejumlah rumah hancur akibat banjir bandang sepekan lalu di kawasan Lembah Anai, Tanah Datar, Sumatera Barat Sejumlah rumah hancur akibat banjir bandang sepekan lalu di kawasan Lembah Anai, Tanah Datar, Sumatera Barat. (Ilustrasi:XYZonemedia.com)[/caption]

LBJ - Dalam upaya pengendalian dampak bencana, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menargetkan penaburan 30 ton garam di langit sekitar Gunung Marapi, Sumatera Barat.

BMKG telah memulai modifikasi cuaca dengan menabur garam di langit sekitar Gunung Marapi. "30 ton penaburan garam karena modifikasi cuaca diteruskan dengan prioritas pada wilayah sekitar Gunung Marapi," kata Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto di Jakarta, Jumat (25/5/2024), dikutip dari Antara.

Pelaksanaan Modifikasi Cuaca


Baca juga : Kawah Nirwana Erupsi Tiga Kali: Warga Diimbau Tetap Tenang

Dari total 30 ton garam yang akan digunakan, 15 ton pertama telah ditaburkan sejak 15 Mei 2024 melalui beberapa sortie penerbangan pesawat.

Sisanya, 15 ton garam, akan ditabur hingga 29 Mei 2024 sesuai kesepakatan dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat. "Semua sudah disiapkan untuk terus dilakukan sampai tanggal 29 Mei ini," tegas Seto.
Tujuan dan Harapan

Tujuan utama dari modifikasi cuaca ini adalah untuk mengurangi curah hujan di Sumatera Barat, khususnya di daerah sekitar Gunung Marapi.

Ini penting karena analisis tim meteorologi BMKG menunjukkan potensi hujan berintensitas sedang hingga lebat masih akan melanda daerah tersebut hingga awal Juni.

Baca juga : Megawati Tawarkan Puan Jabatan Ketua Umum PDIP

“Kami berharap upaya modifikasi cuaca ini bisa berjalan dengan baik dan dapat mengurangi curah hujan di Sumbar, khususnya daerah di sekitar Gunung Marapi yang jadi prioritas,” ujar Seto.

Tim Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG menemukan bahwa sebagian besar aliran sungai di Sumatera Barat berhulu dari Gunung Marapi, yang masih menyisakan endapan material vulkanik sekitar satu juta meter kubik.

Oleh karena itu, pengendalian curah hujan di sekitar Gunung Marapi menjadi prioritas utama dalam operasi modifikasi cuaca ini untuk mencegah banjir lahar dingin dan longsor susulan.***

Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post