×
image

Sindiran DPR soal Donasi Relawan Rp10 Miliar: Negara Hadir, Tapi Tidak Terlihat

  • image
  • By Shandi March

  • 09 Dec 2025

Anggota Komisi I DPR Endipat Wijaya. (Foto : Laman Partai Gerindra).

Anggota Komisi I DPR Endipat Wijaya. (Foto : Laman Partai Gerindra).


LBJ - Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) diminta bergerak lebih cepat dan agresif dalam menyebarluaskan informasi mengenai kinerja pemerintah dalam menangani banjir dan longsor di Sumatra. Desakan tersebut datang dari Anggota Komisi I DPR RI, Endipat Wijaya, dalam rapat kerja bersama Komdigi di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (8/12).

Endipat menilai pemerintah kalah cepat dari narasi relawan yang berhasil menggalang donasi hingga Rp10 miliar dalam 24 jam.

Dalam rapat kerja bersama Komdigi di Gedung DPR, Jakarta, Senin (8/12), Endipat menegaskan bahwa publik seakan tak melihat kerja besar pemerintah karena kurangnya strategi komunikasi.

“Fokus nanti, ke depan Kementerian Komdigi ini mengerti dan tahu persis isu sensitif nasional dan membantu pemerintah memberitahukan dan mengamplifikasi informasi, sehingga enggak kalah viral dibandingkan dengan teman-teman yang sekarang ini, paling-paling di Aceh, di Sumatra, dan lain-lain itu,” kata dia di ruang rapat Komisi I DPR, Jakarta, Senin (8/12).

Baca juga : Dikritik Yapping, Ferry Irwandi Balas dengan Aksi Donasi Bencana Rp10 Miliar

Endipat mengaku prihatin karena narasi publik berkembang ke arah yang seolah-olah negara tak hadir. Padahal, menurutnya, pemerintah menjadi pihak pertama yang terjun di wilayah terdampak.

Ia mencontohkan banyak pihak yang hanya sesekali muncul, tetapi terlihat paling menonjol.

“Ada orang yang cuma datang sekali, tapi seolah-olah paling bekerja di Aceh,” ujarnya.

Politikus Gerindra itu menegaskan pemerintah telah membangun ratusan posko dan menyalurkan bantuan dalam jumlah besar.

“Padahal negara sudah hadir dari awal, ada orang baru datang, baru bikin satu posko, ngomong pemerintah enggak ada. Padahal pemerintah sudah bikin ratusan posko di sana,” lanjutnya.

Endipat kemudian membandingkan angka kontribusi relawan dengan dana pemerintah. Ia menyebut narasi yang berkembang justru menempatkan negara seolah tertinggal.

Baca juga : Bupati Aceh Selatan Klarifikasi dan Minta Maaf ke Prabowo Setelah Umrah di Tengah Bencana

“Orang-orang cuma nyumbang Rp 10 miliar, negara sudah triliun-triliunan ke Aceh itu, bu. Jadi yang kayak gitu-gitu, mohon dijadikan perhatian,” ungkapnya.

Dia juga menyoroti peran TNI AU yang bergerak sejak hari pertama bencana terjadi.

“Angkatan Udara hari pertama langsung ada, 4-5 pesawat datang ke sana, tapi dibilang enggak pernah hadir. Mungkin itu karena kita kalah dalam menginformasikan,” tuturnya.

Donasi Relawan Rp10,3 Miliar Menggema di Publik

Ferry Irwandi bersama tim NGO dan relawan berhasil mengumpulkan Rp10,3 miliar untuk para korban bencana Sumatera. (X@irwandi ferry).

Di sisi lain, aksi content creator Ferry Irwandi menjadi fenomena tersendiri. Dalam 24 jam, ia bersama tim NGO dan relawan berhasil mengumpulkan Rp10,3 miliar. Kehadirannya di wilayah terdampak serta pengiriman logistik dalam skala besar ikut mendorong viralnya aksi tersebut.

“Kita membawa 2,6 ton hari ini dan akan disusul yang lain. Fokus utama kita adalah titik-titik yang memang minim bantuan yang terisolasi,” ujar Ferry saat tiba di Medan, Kamis (4/12).

Baca juga : Sugiono Kecam Mirwan MS yang Umrah Saat Banjir: Sikap Pemimpin Tak Patut

Relawan Ferry dan tim Kita Bisa menyalurkan kebutuhan darurat, termasuk makanan siap santap bergizi, keperluan ibu dan anak, serta barang-barang penting yang sering terlewat dalam distribusi umum.

“Kita siapkan makanan siap makan yang bergizi, bukan mi instan, yang bisa langsung mereka dapat, mereka makan,” jelas Ferry.

Timnya juga bergerak mengatasi kelangkaan air bersih dengan mencari filter dan terminal air bersih di wilayah terdampak.

Distribusi bantuan kemudian menyasar daerah hilir seperti Tamiang serta Desa Tualang di Langkat, wilayah yang secara logistik tergolong sulit.

“Kemarin kita sempat kesulitan sekali menemukan angkutan udara karena traffic nol koma rame,” kata Ferry. Meski demikian, bantuan DitPolairud, pengamanan Polda Sumut, dan dukungan BNPB hingga TNI membuat distribusi tetap berjalan.

Di akhir keterangannya, Ferry memberi catatan kepada pemerintah, berharap bisa bekerja lebih baik .

“Enggak semua orang yang mengkritik pemerintah itu benci. Kadang, bentuk peduli yang paling tinggi itu kritikan,” tutupnya.***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post