×
image

Jejak Gelap Sihanoukville: Kota Terlarang yang Jadi Tempat Tertangkapnya Buronan Sabu Rp5 Triliun Dewi Astutik

  • image
  • By Shandi March

  • 03 Dec 2025

Detik-detik penangkapan Dewi Astutik, buronan Interpol dalam kasus dua ton sabu bernilai fantastis, Rp5 triliun. Ia diamankan di lobi hotel di pusat Kota Sihanoukville, Kamboja, Senin (1/12). (Dok.BNN)

Detik-detik penangkapan Dewi Astutik, buronan Interpol dalam kasus dua ton sabu bernilai fantastis, Rp5 triliun. Ia diamankan di lobi hotel di pusat Kota Sihanoukville, Kamboja, Senin (1/12). (Dok.BNN)


LBJ — Sebuah operasi senyap di Kamboja akhirnya menutup pelarian panjang Dewi Astutik, buronan Interpol dalam kasus dua ton sabu bernilai fantastis, Rp5 triliun. Ia diamankan di lobi hotel di pusat Kota Sihanoukville, Senin (1/12), wilayah yang sudah lama menyandang reputasi sebagai sarang aktivitas kriminal lintas negara.

BNN menyebut penangkapan ini sebagai salah satu keberhasilan terbesar dalam pengungkapan jaringan narkoba internasional. Dewi diduga berperan sebagai aktor penting dalam distribusi sabu berskala industri yang melibatkan sindikat lintas negara.

Sihanoukville—ibu kota Provinsi Preah Sihanouk—memang sudah lama menjadi sorotan. Kawasan itu identik sebagai tempat terlarang yang dikenal dengan aktivitas ilegal seperti penyelundupan narkoba, perjudian ilegal, perdagangan manusia, dan penipuan daring oleh kelompok kejahatan teroganisir.

Baca juga : Reuni Akbar 212 2025: Ribuan Massa Padati Monas, Isu Palestina Hingga Usulan Libur Nasional

Identitas tersebut melekat kuat, bahkan menjadi alasan mengapa para pelaku kriminal kerap merasa aman bersembunyi di kota pesisir itu.

Fenomena penipuan daring yang memperbudak manusia makin memperburuk citra Sihanoukville. Kota itu juga identik dengan laporan penipuan daring yang memperbudak orang, sebagian besar dari China dan sekitar Asia Tenggara. Modusnya beragam, dari penipuan investasi hingga percintaan, dengan perputaran uang yang mencapai miliaran dolar.

Kondisi tersebut diperparah oleh temuan pihak berwenang Kamboja yang mengungkap keberadaan sebanyak 500 warga negara asing berada di kompleks Sihanoukville pada September 2022, menurut laporan Camboja News.

Mereka sebagian besar terhubung dengan jaringan kriminal dan aktivitas ilegal yang kian mengakar.

Baca juga : Walhi Bongkar Deforestasi Masif Sumut Lewat Citra Satelit, Bantah Klaim Bobby soal Cuaca Ekstrem

Penindakan terhadap narkoba di kota itu juga tidak sedikit. Dalam catatan CNA, pernah terjadi penangkapan besar di sebuah rumah sewaan, dengan barang bukti 1,5 ton sabu.

Bahkan, pada Desember 2022, Sekretaris Jenderal BPPN Meas Virith menyampaikan bahwa terdapat 886 kilogram narkoba yang disita oleh kepolisian setempat.

Jumlah itu belum termasuk lebih dari 900 kilogram lain yang disita dan diperdagangkan oleh lima warga negara China, sebagaimana dikutip dari Cambodianess.

Beberapa kasus juga menyingkap bagaimana warga asing diperdaya dengan janji pekerjaan menggiurkan, hanya untuk berakhir menjadi korban perdagangan manusia.

Baca juga : Toba Pulp Bantah Jadi Biang Kerok Banjir Sumatra, Ini Penjelasannya

Artikel Al Jazeera menulis bahwa para pekerja menghadapi penyiksaan hingga kematian jika mencoba kabur.

Sihanoukville menjadi contoh ekstrem bagaimana kriminalitas modern berkembang dalam bentuk yang lebih terorganisir dan brutal.

Di tengah gambaran suram inilah Dewi Astutik memilih bersembunyi. Namun langkah itu tak menyelamatkannya. Penangkapannya di lobi hotel mewah menjadi penegasan bahwa sekalipun kota itu memiliki reputasi gelap, gerak sindikat internasional tetap bisa dipatahkan.

Kini, tugas selanjutnya adalah membuka tabir jaringan yang selama ini melindunginya—dan memastikan perputaran narkoba miliaran rupiah itu berhenti di tangan para pelaku yang sebenarnya.***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post