Program MBG Bermasalah, Dua Cucu Mahfud MD Ikut Jadi Korban Keracunan
By Shandi March
01 Oct 2025
.png)
Mantan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) RI, Mahfud MD, mengungkap bahwa dua cucunya ikut menjadi korban program Makan Bergizi Gratis (MBG). (Youtube Mahfud MD)
LBJ – Mantan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) RI, Mahfud MD, mengungkap bahwa dua cucunya ikut menjadi korban program Makan Bergizi Gratis (MBG), usai mengonsumsi makanan dari program tersebut di salah satu sekolah di Yogyakarta.
Mahfud menyampaikan hal itu melalui kanal YouTube pribadinya. Ia menuturkan bahwa meski bukan cucu langsung, kedua kerabat dekatnya itu mengalami gejala muntah-muntah setelah menyantap MBG di sekolah. Bahkan, satu di antaranya harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
“Cucu saya juga keracunan... Iya, MBG. Di Yogya. Cucu ponakan ya. Satu kelas itu delapan orang langsung muntah-muntah,” kata Mahfud.
Baca juga : BNPB: 91 Santri Diduga Masih Tertimbun Runtuhan Musala Ambruk di Sidoarjo
Menurut Mahfud, salah satu cucunya cukup beruntung karena hanya menjalani rawat jalan setelah sehari dirawat di rumah.
Namun, kondisi berbeda dialami cucu satunya lagi yang harus menjalani perawatan hingga empat hari di rumah sakit.
"Tapi yang ini (cucu satunya lagi) sampai empat hari di rumah sakit. Ada dua, bersaudara. Beda kelas. Di sekolah yang sama. Masih dirawat di rumah sakit sampai kemarin saya masih di Yogya. Sekarang mungkin hari ini sudah (membaik)," imbuhnya.
Kritik Mahfud terhadap Program MBG
Melihat langsung kasus yang menimpa keluarganya, Mahfud menyoroti pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang menyebut keracunan MBG hanya terjadi pada 0,00017 persen dari total penerima manfaat.
Menurut Mahfud, persoalan ini tidak bisa hanya dihitung berdasarkan angka statistik.
Ia menegaskan keracunan makanan tidak bisa dipandang sebatas angka, karena ada anak-anak yang benar-benar menjadi korban dan menderita akibat lemahnya tata kelola.
Baca juga : Momen Prabowo Nyanyi Bareng Kapolri dan Panglima TNI di Lubang Buaya
Mahfud menilai program MBG memiliki niat baik untuk membantu anak-anak kurang mampu mendapatkan asupan gizi.
Namun, kelemahan terbesar terletak pada tata kelola di tingkat bawah. Ia menyebut pemerintah daerah tidak sepenuhnya dilibatkan, tetapi justru dipaksa menanggung beban ketika ada insiden.
“Begitu ada masalah keracunan, mereka (pemda) yang turun. Ada yang satu sekolah, guru tidak digaji, tidak ikut panitia, tapi ikut membersihkan ompreng. Lalu ada yang hilang dia suruh ganti, padahal dia bukan panitia,” pungkas Mahfud.
Kasus dua cucu Mahfud MD di Yogyakarta menambah panjang daftar korban keracunan MBG yang kini menuai kritik publik.
Banyak pihak mendesak pemerintah melakukan evaluasi menyeluruh agar program prioritas ini tidak kembali memakan korban.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini