×
image

BMKG Ingatkan Potensi Megathrust M8,8 di Yogyakarta, Warga Diminta Waspada Tsunami

  • image
  • By Shandi March

  • 25 Sep 2025

BMKG Ingatkan Potensi Megathrust M8,8 di Yogyakarta, Warga Diminta Waspada Tsunami. (Foto: Freepik)

BMKG Ingatkan Potensi Megathrust M8,8 di Yogyakarta, Warga Diminta Waspada Tsunami. (Foto: Freepik)


LBJ – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan serius bagi warga Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Wilayah ini tergolong rawan gempa bumi dan tsunami dengan potensi gempa megathrust mencapai magnitudo M8,8. Ancaman tersebut dapat muncul tanpa tanda khusus, sehingga masyarakat diimbau meningkatkan kewaspadaan.

“Ancaman ini nyata dan bisa terjadi tiba-tiba. Karena itu, kesiapsiagaan harus terus diperkuat,” ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Selasa (23/9), dalam keterangan tertulis.

Dalam kurun sepuluh tahun terakhir, DIY tercatat mengalami 114 gempa bumi dengan magnitudo di atas 5, dua di antaranya merusak, serta 44 gempa yang dirasakan warga. Data ini menunjukkan betapa tingginya aktivitas seismik di kawasan pesisir selatan.

Kulon Progo, lokasi Yogyakarta International Airport (YIA), menjadi sorotan karena posisinya yang strategis sekaligus rawan bencana.

Baca juga : BMKG Ungkap Penyebab Banjir Parah Bali Gegara Curah Hujan Ekstrem hingga Alih Fungsi Lahan

“Keberadaan YIA adalah simbol kesiapsiagaan bencana. Dengan desain khusus tersebut, Kulon Progo memiliki peluang menjadi contoh daerah tangguh bencana. Ketangguhan inilah yang akan menjaga rasa aman masyarakat sekaligus meningkatkan kepercayaan wisatawan dan investor," ujar Dwikorita.

Bandara ini disebut sebagai satu-satunya di Asia Tenggara yang sejak awal dirancang tahan gempa megathrust dan tsunami.

Edukasi dan Mitigasi Tsunami

Untuk meminimalkan dampak bencana, BMKG memperkuat edukasi melalui berbagai program seperti Sekolah Lapang Gempabumi dan Tsunami, Masyarakat Siaga Tsunami, dan BMKG Goes To School.

Hingga kini, enam desa di DIY telah diakui sebagai Masyarakat Siaga Tsunami, dan 166 sekolah terlibat dalam edukasi kebencanaan dengan lebih dari 20 ribu peserta.

Dwikorita menambahkan pentingnya 12 Indikator Tsunami Ready dari UNESCO-IOC, mulai dari rambu evakuasi, peta bahaya, hingga rencana kontinjensi.

Baca juga :Diduga Keracunan, 7 Siswa SMAN 15 Jakarta Mual dan Sakit Perut Usai Santap MBG

“Jika indikator tersebut dipenuhi, target zero victim bukan mustahil tercapai. Kuncinya adalah sinergi antara pemerintah daerah, masyarakat, dan swasta dalam membangun kesiapsiagaan yang berkelanjutan,” ujarnya.

Dwikorita menekankan bahwa bencana alam memang tak dapat dicegah, tetapi dampaknya bisa dikurangi.

“Dengan kesiapsiagaan, kita tidak hanya menyelamatkan nyawa, tetapi juga memastikan pembangunan dan pariwisata tetap berkelanjutan,” tandasnya.

BMKG mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk terus memperkuat kesadaran serta respons cepat terhadap tanda-tanda bahaya.***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post