×
image

Terinspirasi New York, Pramono Anung Ubah Proyek Mangkrak Jakarta Jadi Taman Kota

  • image
  • By Shandi March

  • 23 Jul 2025

Suasana destinasi wisata yang penuh dengan penghijauan di Kota Tua, Jakarta Pusat. (@adriansyahyasin)

Suasana destinasi wisata yang penuh dengan penghijauan di Kota Tua, Jakarta Pusat. (@adriansyahyasin)


LBJ – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung membawa pulang inspirasi segar dari New York, Amerika Serikat. Ia mengungkapkan rencananya menyulap proyek-proyek mangkrak di ibu kota menjadi ruang terbuka hijau tanpa perlu pembebasan lahan yang rumit.

Dalam keterangannya di Jakarta Selatan, Selasa (22/7), Pramono menyebut kunjungannya ke High Line New York—sebuah rel kereta tua yang disulap jadi taman kota—memberinya ide untuk menerapkan pendekatan serupa di Jakarta.

“Jadi kebetulan kemarin saya juga pergi ke High Line, itu tempat yang di New York mangkrak, stasiun kereta, dan sebagainya. Terus terang itu menginspirasi untuk menjadi ruang terbuka hijau,” ujar Pramono.

Baca juga : Lomba Digitalisasi Pasar Jakarta 2025 Dorong UMKM Menuju Ekonomi Digital

Menurutnya, proyek mangkrak di Jakarta—yang sebagian besar dimiliki pemerintah pusat atau daerah—menyimpan potensi besar sebagai solusi atas keterbatasan lahan taman.

“Kenapa itu dilakukan? Yang pertama pasti tidak ada pembebasan. Salah satu problem utama di Jakarta itu kan pembebasan lahan. Ruang-ruang mangkrak ini rata-rata dimiliki oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah,” tegasnya.

Ia berharap konsep ini bisa diwujudkan dalam waktu dekat, agar warga Jakarta punya lebih banyak ruang bersantai, berolahraga, atau sekadar melepas penat di tengah kota.

Jakarta Lebih Baik dari New York?

Tak hanya bicara soal ruang hijau, Pramono juga mengklaim kemacetan Jakarta kini jauh lebih baik dibandingkan New York. Bahkan, menurutnya, Jakarta sudah tak lagi masuk dalam daftar 10 besar kota termacet di dunia.

Baca juga : ASN DKI Jakarta Siap Kerja dari Mana Saja, Gubernur Pramono: Ini Sudah Jadi Kebutuhan

“Sekarang ini dibandingkan dengan New York, Jakarta jauh lebih baik,” ujarnya.

“Dulu Jakarta nggak pernah nggak sepuluh besar kota macet, sekarang ini New York tetap kota macet, Jakarta udah nomor 90,” imbuh Pramono.

Ia menilai keberhasilan tersebut berkat integrasi sistem transportasi publik seperti MRT, LRT, KRL, Transjakarta hingga Transjabodetabek yang semakin diminati warga.

“Mudah-mudahan ini menjadi penopang utama untuk mengatasi persoalan kemacetan di Jakarta,” tutupnya.

Dengan inspirasi urban dari luar negeri dan realisasi proyek-proyek pro-rakyat di dalam negeri, Pramono berharap bisa menghadirkan wajah baru Jakarta: lebih hijau, lebih lancar, dan lebih manusiawi.***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post