×
image

Warga Brazil Jatuh di Gunung Rinjani, Terjebak 36 Jam Tanpa Bantuan

  • image
  • By Shandi March

  • 24 Jun 2025

Sosok warga Brazil yang jatuh di Gunung Rinjani. (X@poponze)

Sosok warga Brazil yang jatuh di Gunung Rinjani. (X@poponze)


LBJ – Nasib nahas menimpa seorang pendaki asal Brazil bernama Juliana saat mendaki Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu 21 Juni 2025. Ia dikabarkan terjatuh dari jalur pendakian dan terjebak di tebing terjal selama 36 jam tanpa pertolongan memadai.

Menurut akun X @haduhudah yang mengutip pernyataan adik korban, Juliana sempat ditinggalkan rombongan tanpa diketahui keberadaannya.

"Dia jatuh krna ditinggalin rombongan dan gaada yg tau,” tulis akun tersebut.

Drone pencari sempat mendeteksi keberadaan Juliana dalam kondisi hidup, namun beberapa saat kemudian sinyal keberadaannya hilang.

“Waktu pake drone masih hidup tapi sekarang ga ada titik temu. Komennya pada nyalahin keterbatasan Indo,” lanjutnya.

Baca juga : Pasha Ungu Emosi Sebut Dimas Anggara Aniaya Kiesha Alvaro, Minta Screenplay Bertanggung Jawab

Keluhan juga muncul dari pihak keluarga korban. Dalam unggahan yang tersebar, adik korban menyebut bahwa selama 36 jam pertama, Juliana tidak mendapatkan makanan, minuman, maupun pakaian hangat, padahal tim SAR sempat mengetahui ia masih hidup.

“Guys itu gue ngutip dari komentarnya warga brazil ya, adek korban speak up kmrin slm 36 jam prtama ga dikasih minum, makanan, dan pakaian hangat pdhl udah tau klo korban masih hidup,” ujar akun tersebut mengutip pernyataan sang adik korban.

Tim evakuasi mulai bergerak sejak Sabtu pukul 14.32 WITA, namun proses penyelamatan tidak mudah. Malam harinya, tepatnya pukul 20.00 WITA, korban dilaporkan makin terperosok ke celah yang lebih dalam.

Tali sepanjang 300 meter sudah dikerahkan, tetapi belum mampu menjangkau lokasi jatuhnya Juliana. Tim SAR pun sempat mencoba berkomunikasi, namun tidak mendapatkan respons dari korban.

Baca juga : Okie Agustina Ungkap Keisha Alvaro Dianiaya Dimas Anggara Saat Syuting

Koordinasi dilakukan secara intensif bersama Gubernur NTB melalui konferensi video. Melihat waktu krusial yang semakin menipis, Gubernur mengusulkan penggunaan helikopter untuk mempercepat proses penyelamatan.

Namun, penggunaan helikopter bukan perkara mudah. Ada tantangan teknis seperti kondisi cuaca berkabut, jarak pandang terbatas, serta beban angkut air helikopter yang bisa mengganggu manuver di lokasi ekstrem.

Akibat kondisi tersebut, tim SAR sempat menarik diri sementara waktu hingga situasi memungkinkan untuk melanjutkan pencarian.***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post