Dedi Mulyadi Unggah Video, Bawel Sejak 2021 Terkait Bahaya Tambang Cirebon yang Kini Renggut Belasan Nyawa
By Shandi March
31 May 2025
.jpeg)
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengunggah ulang video penyidakan dirinya ke lokasi tambang batu Gunung Kuda pada tahun 2021 lalu. (Youtube Humas Jabar)
LBJ - Tragedi longsor tambang batu di Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, yang merenggut 14 nyawa dan menyebabkan 8 lainnya hilang pada Jumat (30/5), kembali mencuatkan sorotan tajam. Di tengah duka mendalam, mantan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengunggah ulang video penyidakan dirinya ke lokasi tambang tersebut pada tahun 2021 lalu. Video ini menjadi bukti otentik bahwa ia telah lama menyuarakan kekhawatiran terhadap standar keamanan tambang. Kala itu, Dedi masih menjabat sebagai anggota Komisi VI DPR RI.
"Terkait Gunung Kuda, Cirebon, saya sudah bawel sejak tahun 2021," tulis Dedi dalam keterangan video di akun Instagram pribadinya, Sabtu (31/5).
Video yang diunggah Dedi tersebut diambil pada tanggal 7 Oktober 2021. Dalam rekaman itu, Dedi terlihat menyidak langsung lokasi tambang usai insiden longsor serupa terjadi pada 30 September 2021. Meskipun kala itu tidak ada korban jiwa, Dedi telah melihat potensi bahaya yang sangat tinggi.
"Kalau lihat cara tambangnya, potensi untuk roboh dari atas itu sangat tinggi," kata Dedi saat mengunjungi langsung lokasi longsor tambang Gunung Kuda di tahun 2021.
Baca juga : Longsor Gunung Kuda Cirebon: 14 Penambang Tewas, 8 Masih Hilang
Dalam video tersebut, Dedi juga secara eksplisit meminta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap aktivitas tambang.
"Saya minta, walaupun bukan bidang komisi saya, Kementerian ESDM untuk melakukan evaluasi ke sini ya. Walau bukan bidang komisi saya, saya komisinya, kan, lingkungan hidup, tapi dari sisi lingkungan hidup ini sangat berbahaya karena yang diambil bawahnya dan potensi untuk robohnya sangat tinggi," ucap Dedi.
Ia bahkan secara spesifik menyoroti karakteristik batuan di lokasi tersebut. "Batuannya bukan batuan yang keras. Jadi batuannya bukan batuan yang keras yang seperti batuan-batuan yang saya temukan di tempat lain untuk bangunan. Ini batuannya mudah roboh," lanjutnya.
Dedi Mulyadi tidak berhenti pada peringatan dini. Dalam unggahan terbarunya, ia secara tegas menuntut pengelola tambang Gunung Kuda, yaitu Koperasi Pondok Pesantren Al-Azhariyah, untuk bertanggung jawab penuh atas insiden longsor maut yang terjadi kemarin. Ia menduga peristiwa tragis ini terjadi karena penambang tidak memiliki kapabilitas yang memadai di bidangnya, sebuah kekhawatiran yang pernah ia sampaikan tiga tahun lalu.
"Bisa jadi penambangnya tidak memiliki kemampuan atau keahlian di bidang itu sebagaimana saya katakan 3 tahun yang lalu karena saya pernah berkunjung ke sana dan saya meragukan [tambang batu ini] bahwa ini sangat rawan terhadap kecelakaan kerja," kata Dedi.
Baca juga : Pemprov Jabar Hentikan Sementara Seluruh Aktivitas Tambang Gunung Kuda
"Untuk itu pihak pengelola penambangan yaitu Koperasi Pondok Pesantren Al-Azhariyah harus bertanggung jawab terhadap 14 korban meninggal dunia dan yang lainnya yang mengalami luka-luka. Mereka meninggalkan keluarga, meninggalkan anak dan istrinya sehingga anak-anaknya menjadi yatim," tegasnya.
Faktor Kesalahan Metode Penambangan dan Penutupan Lokasi
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Barat, Bambang Tirto Mulyono, juga membenarkan bahwa peristiwa ini disebabkan oleh kesalahan metode penambangan yang dilakukan oleh pihak pengelola. Padahal, pihaknya telah berulang kali memperingatkan bahkan sampai memasang garis polisi di lokasi tambang sejak Februari 2025 karena metode penambangan yang tidak sesuai standar keselamatan.
Saat ini, lokasi penambangan telah ditutup sementara. Dedi Mulyadi bahkan telah memberikan instruksi agar lokasi tambang ini ditutup secara permanen demi menghindari tragedi serupa di masa mendatang. Insiden ini terjadi sekitar pukul 10.00 WIB pada Jumat (30/5), ketika para pekerja tengah beraktivitas di lokasi tambang bersama dengan alat berat.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini