×
image

Israel Izinkan 100 Truk Bantuan Masuk Gaza

  • image
  • By Cecep Mahmud

  • 21 May 2025

Setidaknya 14.000 anak-anak terancam kematian dalam 24 jam kedepan. (foto X/@tania_zahr6226)

Setidaknya 14.000 anak-anak terancam kematian dalam 24 jam kedepan. (foto X/@tania_zahr6226)


LBJ - Kantor Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) pada Selasa (20/5) mengumumkan bahwa Israel telah menyetujui masuknya sekitar 100 truk bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Jumlah ini jauh lebih besar dibandingkan sembilan truk yang diizinkan masuk sehari sebelumnya, sebuah langkah yang disambut baik namun masih jauh dari kebutuhan mendesak wilayah tersebut.

Juru Bicara OCHA, Jens Laerke, menyatakan kepada wartawan di Jenewa, "Kami telah mengajukan permintaan dan menerima persetujuan lebih banyak truk untuk masuk hari ini, jauh lebih banyak dibanding kemarin."

Ia berharap sebagian besar atau seluruh truk tersebut dapat melintasi perbatasan dan mencapai titik distribusi di Gaza.

Tantangan Logistik dan Kebutuhan Mendesak

Pengumuman ini datang sehari setelah hanya sembilan truk bantuan diizinkan masuk melalui penyeberangan Kerem Shalom pada Senin. Angka tersebut dikritik keras oleh OCHA dan berbagai organisasi kemanusiaan karena tidak mencukupi kebutuhan mendesak masyarakat Gaza. Dari sembilan truk pada Senin, hanya lima yang berhasil masuk ke Gaza karena kendala logistik.

Baca juga: Nyawa Ribuan Anak-anak Gaza Terancam di Tengah Blokade dan Kelaparan Massal

Laerke menjelaskan bahwa proses penyeberangan sangat kompleks, melibatkan beberapa tahap pemindahan dan pengemasan ulang dari satu truk ke truk lain.

Bahkan lima truk yang berhasil masuk pada Senin belum sepenuhnya diizinkan untuk mendistribusikan bantuan karena masih dalam pengawasan otoritas Israel. Namun, pada Selasa pagi, OCHA telah mendapatkan izin untuk mengambil kelima truk tersebut dan juga truk-truk lain yang kemungkinan masuk pada hari yang sama.

Peringatan PBB dan Bantuan yang Tertahan

OCHA dan organisasi kemanusiaan lainnya secara konsisten menyerukan akses kemanusiaan yang aman, berkelanjutan, dan dalam skala besar ke Gaza, di mana pasokan makanan, obat-obatan, dan bahan bakar sangat terbatas.

Kepala OCHA, Tom Fletcher, sebelumnya pada Selasa memperingatkan dalam wawancara dengan program Radio 4 BBC bahwa sekitar 14.000 bayi di Gaza dapat meninggal dalam waktu 24 jam jika truk bantuan tidak segera mencapai komunitas yang membutuhkan.

Fletcher menjelaskan bahwa ribuan truk bantuan berisi "makanan bayi dan nutrisi" telah siap dikirim namun tertahan akibat pembatasan dari Israel. Louise Wateridge, juru bicara Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), menggambarkan ketimpangan besar antara kebutuhan mendesak di Gaza dan bantuan yang tertahan hanya beberapa jam perjalanan jauhnya di Yordania. Ia menyebut situasi ini "tidak masuk akal, mengerikan, dan terus terang, tidak bisa dimaafkan."

Baca juga: Inggris, Prancis, dan Kanada Ancam Israel dengan Tindakan Konkret atas Eskalasi Gaza

Konflik Berkelanjutan dan Dampak Kemanusiaan

Rekaman video dari Gaza menunjukkan gudang-gudang UNRWA di dalam wilayah tersebut kini kosong, sementara stok bantuan melimpah di Amman, Yordania, dan titik logistik lainnya termasuk di Mesir.

Sejak Oktober 2023, militer Israel terus melancarkan serangan brutal di Gaza dan menolak seruan internasional untuk gencatan senjata. Serangan tersebut telah menewaskan hampir 53.500 warga Palestina, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post