×
image

China Cabut Larangan Penerimaan Pesawat Baru Boeing

  • image
  • By Cecep Mahmud

  • 13 May 2025

Ilustrasi pesawat Boeing (Pixabay/LeeRosario)

Ilustrasi pesawat Boeing (Pixabay/LeeRosario)


LBJ - Pemerintah China mencabut larangan bagi maskapai penerbangan domestik untuk menerima pesawat baru dari Boeing.

Langkah ini diambil setelah China dan Amerika Serikat sepakat menurunkan tarif sementara. Tujuannya adalah meredakan ketegangan perdagangan (perang dagang) yang telah berlangsung selama beberapa tahun.

Mengutip laporan Bloomberg News pada Selasa (13/5/2025), sejumlah pejabat China telah memberi tahu maskapai dalam negeri. Mereka kini dapat melanjutkan pemesanan pesawat buatan Amerika Serikat (AS).

Keputusan ini menandai perubahan signifikan. Sebelumnya, pengiriman pesawat terhenti akibat saling balas tarif antara dua negara ekonomi terbesar dunia itu.

Bulan lalu, Boeing mengonfirmasi bahwa maskapai China menunda penerimaan pesawat baru. Hal ini disebabkan oleh dampak tarif balasan yang tinggi.

Baca juga: Tiongkok dan AS Sepakat Ringankan Tarif Perdagangan Selama 90 Hari

Negosiasi 90 hari dan penurunan tarif

Pelonggaran ini diumumkan sehari setelah pertemuan antara China dan AS di Jenewa. Dalam pertemuan tersebut, kedua negara sepakat untuk memangkas tarif impor selama 90 hari.

Tarif bea masuk Amerika yang sebelumnya mencapai 145 persen atas produk-produk dari China, kini dipangkas menjadi 30 persen. Sementara itu, China menurunkan tarif balasannya dari 125 persen menjadi 10 persen.

Presiden AS Donald Trump menyebut kesepakatan ini sebagai “perubahan total” dalam arah hubungan dagang kedua negara. Ia juga menyampaikan bahwa negosiasi lanjutan dengan Presiden China Xi Jinping akan segera digelar.

Baca juga: Serangan Udara Israel Hantam Rumah Sakit Nasser Khan Younis, Tewaskan Wartawan

Boeing menargetkan untuk mengirimkan sekitar 50 unit pesawat ke China sepanjang 2025. Hal ini disampaikan oleh CEO Boeing, Kelly Ortberg, bulan lalu.

Namun hingga kini, pihak Boeing belum memberikan komentar resmi terkait pencabutan larangan tersebut. Kementerian Luar Negeri China juga belum merespons permintaan klarifikasi dari media, sebagaimana diberitakan AFP.***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post