×
image

Ronen Bar Umumkan Pengunduran Diri di Tengah Ketegangan dengan PM Netanyahu

  • image
  • By Cecep Mahmud

  • 29 Apr 2025

Kepala keamanan dalam negeri Israel, Ronen Bar, menyatakan akan mengakhiri jabatannya pada 15 Juni mendatang. (tangkap layar X/@i24NEWS_EN)

Kepala keamanan dalam negeri Israel, Ronen Bar, menyatakan akan mengakhiri jabatannya pada 15 Juni mendatang. (tangkap layar X/@i24NEWS_EN)


LBJ - Kepala keamanan dalam negeri Israel, Ronen Bar, menyatakan akan mengakhiri jabatannya pada 15 Juni mendatang. Pengumuman ini disampaikan di tengah meningkatnya ketegangan dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Keduanya terlibat perselisihan publik terkait upaya Netanyahu untuk memecat Bar.

Tindakan pemecatan tersebut sebelumnya memicu gelombang protes di Israel.

"Setelah 35 tahun mengabdi, demi kelancaran proses penunjukan pengganti dan serah terima jabatan, saya akan mengakhiri masa tugas saya pada tanggal 15 Juni 2025," ujar Bar dalam acara peringatan di agensinya, seperti dikutip dalam pernyataan pada Senin (28/4/2025).

Bar sebelumnya menentang pemecatannya melalui jalur hukum yang memicu perpecahan di masyarakat. Dalam pernyataan tertulis kepada Mahkamah Agung pada Minggu (27/4/2025), Netanyahu menyebut Bar sebagai "pembohong".

Baca juga: Trump Desak Putin Akhiri Perang Ukraina, Isyaratkan Kesepakatan Damai Hampir Tercapai

Komentar tersebut muncul setelah Bar menuduh perdana menteri menuntut kesetiaan pribadi dan memerintahkannya untuk memata-matai pengunjuk rasa anti-pemerintah.

Netanyahu membantah tuduhan tersebut dan menyebutnya sebagai "kebohongan belaka".

Sebaliknya, Bar juga membantah tuduhan Netanyahu dan pihak lainnya terkait kegagalan Shin Bet dalam memberikan peringatan dini terkait serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Serangan tersebut memicu perang di Gaza. Bar berpendapat bahwa upaya pemecatannya didorong oleh keinginan untuk menghentikan "pencarian kebenaran" mengenai peristiwa sebelum 7 Oktober dan juga terkait tuduhan korupsi yang dihadapi Netanyahu.

Netanyahu sempat mengusulkan Laksamana Madya Eli Sharvit sebagai pengganti Bar. Namun, pencalonan tersebut dibatalkan setelah mendapat kritik dari Amerika Serikat. Pemerintah Israel sebelumnya mengumumkan pemecatan Bar bulan lalu, namun langkah tersebut dibekukan oleh Mahkamah Agung.

Para kritikus menilai upaya pemecatan Bar sebagai bagian dari upaya Netanyahu merusak lembaga-lembaga demokrasi Israel.

Baca juga: Hamas Tawarkan Gencatan Senjata 5 Tahun Siap bebaskan Seluruh Sandera

Sejumlah warga Israel mengecam langkah-langkah yang dianggap sebagai perubahan otokratis oleh Netanyahu. Ia juga disebut meluncurkan proses pemakzulan terhadap sejumlah kritikus, termasuk Jaksa Agung Gali Baharav-Miara.

Parlemen Israel juga telah menyetujui undang-undang yang memberikan lebih banyak kekuasaan kepada politisi dalam penunjukan hakim. Langkah ini merupakan bagian utama dari rencana reformasi peradilan Netanyahu yang kontroversial.

Menteri Kehakiman Yariv Levin menyatakan bahwa undang-undang tersebut bertujuan untuk "mengembalikan keseimbangan" antara cabang legislatif dan yudikatif.

Namun, para kritikus menilai undang-undang baru tersebut sebagai "paku di peti mati demokrasi Israel". Paket reformasi peradilan secara keseluruhan memicu gelombang protes besar di Israel pada tahun 2023 sebelum fokus publik beralih ke perang di Gaza.

Pengunduran diri Ronen Bar semakin menambah kompleksitas lanskap politik Israel yang tengah bergejolak.***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post