Keji! Blokade Bantuan Israel Biarkan Warga Gaza Merana di Tengah Bombardir
By Cecep Mahmud
25 Apr 2025

Blokade bantuan Israel selama delapan minggu memperdalam penderitaan anak-anak Gaza. (tangkap layar)
LBJ - Israel dilaporkan terus memberlakukan blokade selama delapan minggu terhadap pasokan makanan, obat-obatan, dan bantuan kemanusiaan yang menuju Gaza. Tindakan ini terjadi bersamaan dengan intensifnya serangan udara terhadap rumah-rumah warga sipil dan tempat penampungan tenda.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menggambarkan situasi ini sebagai "krisis kemanusiaan terburuk" selama berlangsungnya konflik.
Dilansir Al Jazeera, setidaknya 13 warga Palestina tewas dalam serangkaian serangan Israel pada malam dan dini hari Kamis. Di antara korban tewas termasuk tiga anak yang berada di sebuah tenda dekat Nuseirat di Gaza tengah. Selain itu, seorang wanita dan empat anak lainnya dilaporkan tewas di sebuah rumah di Kota Gaza.
Serangan baru-baru ini juga merenggut nyawa seorang jurnalis lokal bernama Saeed Abu Hassanein. Kematiannya menambah daftar panjang jurnalis yang terbunuh di Gaza menjadi setidaknya 232 orang sejak awal perang.
Baca juga: Trump: Potensi Penurunan Tarif Bergantung pada Respons Tiongkok
Pusat komunikasi Otoritas Palestina, yang berpusat di Tepi Barat, mengeluarkan pernyataan keras. Mereka menyebut tidak ada "jeda", "tidak ada belas kasihan", dan "tidak ada kemanusiaan" dalam serangan yang dilancarkan Israel.
Pernyataan tersebut juga menyertakan rekaman video yang memperlihatkan tank-tank Israel bergerak melewati sisa-sisa kamp pengungsi Shaboura di Gaza selatan.
"Di kamp pengungsi Shaboura, seperti di setiap sudut lain di Gaza, kehancuran tidak pernah berakhir," demikian pernyataan dari pusat komunikasi tersebut.
Krisis kemanusiaan di Gaza semakin diperparah oleh blokade bantuan yang terus diterapkan oleh Israel. Penjabat kepala Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) menyebut blokade ini sebagai "penghancuran kehidupan Palestina secara sengaja".
OCHA dalam pembaruan situasi terbarunya pada 23 April menyatakan, "Jalur Gaza kini kemungkinan menghadapi krisis kemanusiaan terburuk dalam 18 bulan sejak meningkatnya permusuhan pada Oktober 2023."
Baca juga: Ben-Gvir Klaim Dapat Lampu Hijau dari Parlemen AS Bombardir Depot Bantuan Gaza
Kementerian Kesehatan Gaza menyoroti dampak "berbahaya dan dahsyat" yang dialami perempuan dan anak-anak. Mereka menghadapi kekurangan gizi yang parah akibat kekurangan makanan, air minum, dan susu formula bayi yang memadai.
Penolakan Israel untuk mengizinkan bantuan masuk ke Gaza bertentangan dengan perintah Mahkamah Internasional sejak Mei 2024. Mahkamah memerintahkan Israel untuk segera memfasilitasi masuknya bantuan ke wilayah kantong tersebut guna mencegah kelaparan dan kekurangan.
Situasi di Gaza terus memburuk akibat blokade bantuan yang berkepanjangan dan serangan militer yang intensif. Krisis kemanusiaan mencapai titik nadir, mengancam kehidupan jutaan penduduk sipil, terutama anak-anak dan perempuan. Desakan internasional agar Israel menghentikan blokade dan mematuhi perintah Mahkamah Internasional semakin kuat di tengah kehancuran yang meluas.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini