Serangan AS di Yaman Tewaskan 92 Orang, Picu Kecaman dan Balasan Houthi
By Cecep Mahmud
21 Apr 2025

Serangan udara AS di Yaman telah menewaskan 92 orang. (tangkap layar)
LBJ - Serangkaian serangan yang dilakukan oleh Amerika Serikat di Yaman dalam beberapa hari terakhir dilaporkan telah menyebabkan sedikitnya 92 orang tewas. Jumlah korban ini menjadikan operasi tersebut sebagai serangan paling mematikan yang dilakukan AS di negara tersebut. Informasi ini dikutip dari laporan kantor berita AFP pada Senin (21/4/2025).
Serangan paling mematikan terjadi pada Jumat lalu di sebuah pelabuhan bahan bakar Yaman. Kelompok Houthi menyatakan serangan itu menewaskan sedikitnya 80 orang dan melukai 150 lainnya.
Militer AS menyatakan serangan di Ras Issa bertujuan untuk mengganggu pasokan dan pendanaan kelompok pemberontak Houthi. Kelompok yang didukung Iran ini menguasai sebagian besar wilayah Yaman.
Sebelumnya, pada Minggu (20/4/2025), serangan udara AS di Sanaa juga mengakibatkan 12 orang tewas dan 30 lainnya luka-luka. Intensitas serangan AS di Yaman meningkat dalam 15 bulan terakhir di bawah kepemimpinan Presiden AS Donald Trump. Saluran televisi yang dikelola Houthi menayangkan gambar kobaran api besar setelah serangan terbaru.
Baca juga: Perang Tarif AS-Tiongkok Berimbas, Pesawat Boeing Pesanan Maskapai China Kembali ke AS
Media Houthi melaporkan adanya serangan baru AS di sekitar ibu kota Sanaa pada Jumat malam. Juru bicara kementerian kesehatan Houthi, Anees Alasbahi, menyebutkan tim penyelamat masih mencari korban di terminal bahan bakar di Laut Merah.
Ia memperingatkan jumlah korban tewas kemungkinan akan bertambah. Stasiun TV pemberontak Al-Masirah melaporkan peningkatan jumlah korban berdasarkan keterangan pejabat setempat.
Menyusul serangan tersebut, kelompok Houthi mengumumkan serangan rudal yang menargetkan Israel dan dua kapal induk AS. Militer Israel mengklaim telah berhasil mencegat rudal yang diluncurkan dari Yaman pada Jumat.
Aksi protes dengan seruan "Matilah Amerika! Mamatilah Israel!" terjadi di berbagai kota yang dikuasai pemberontak, termasuk demonstrasi besar di Sanaa.
Juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, menyampaikan kepada massa di Sanaa bahwa peningkatan kekuatan militer Amerika dan agresi yang berkelanjutan akan memicu lebih banyak serangan balasan dan operasi ofensif. Situasi ini menunjukkan potensi peningkatan konflik di kawasan tersebut.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini