Israel Deportasi Dua Anggota Parlemen Inggris, Picu Kecaman London
By Cecep Mahmud
07 Apr 2025

Yuan Yang dan Abtisam Mohamed, tiba di Israel dari London pada hari Sabtu. Mereka ditolak masuk sebagai bagian dari delegasi parlemen.
LBJ - Israel mendeportasi dua anggota parlemen Inggris dan menolak izin masuk mereka. Hal ini dikonfirmasi oleh Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy.
Anggota parlemen dari Partai Buruh, Yuan Yang dan Abtisam Mohamed, tiba di Israel dari London pada hari Sabtu. Mereka ditolak masuk sebagai bagian dari delegasi parlemen.
Kementerian imigrasi Israel menyatakan kecurigaan bahwa keduanya berencana untuk "mendokumentasikan aktivitas pasukan keamanan dan menyebarkan kebencian anti-Israel," demikian laporan Sky News.
David Lammy mengecam tindakan Israel tersebut. Ia menyebutnya "kontraproduktif dan sangat memprihatinkan" dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: Israel Akui Kesalahan Serangan yang Tewaskan 15 Petugas Medis di Gaza
Lammy telah menyampaikan ketidaksetujuannya kepada pemerintah Israel. Ia menegaskan bahwa perlakuan terhadap anggota parlemen Inggris tidak dapat dibenarkan.
Pemerintah Inggris telah menghubungi kedua anggota parlemen untuk memberikan dukungan. Fokus utama Inggris saat ini adalah mengamankan gencatan senjata. Selain itu, negosiasi untuk menghentikan konflik di Gaza, membebaskan sandera, dan mengakhiri konflik juga menjadi prioritas.
Yang dan Mohamed menyatakan keterkejutan mereka atas keputusan Israel. "Kami terkejut dengan langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh otoritas Israel," tulis mereka di X.
Langkah tersebut adalah penolakan masuk bagi anggota parlemen Inggris yang hendak mengunjungi Tepi Barat yang diduduki. Mereka menekankan pentingnya bagi anggota parlemen untuk menyaksikan langsung situasi di wilayah Palestina.
Keduanya juga menyoroti peran mereka dalam menyuarakan kepatuhan terhadap hukum humaniter internasional terkait konflik Israel-Palestina di parlemen. Mereka berpendapat bahwa anggota parlemen harus bebas berbicara tanpa rasa takut menjadi sasaran.
Sebelumnya, Israel juga menyatakan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sebagai "persona non grata" tahun lalu. Dua anggota Parlemen Eropa juga ditolak masuk pada bulan Februari.
Baca juga: PBB: Rata-rata 100 Anak di Gaza Tewas atau Terluka Setiap Hari Sejak 18 Maret
Peristiwa deportasi ini terjadi di tengah reaksi keras terhadap Israel. Hal ini terkait video yang bertentangan dengan klaim Israel mengenai pembunuhan 15 petugas medis Palestina.
Video tersebut menunjukkan tim Bulan Sabit Merah dan Pertahanan Sipil Palestina bergerak perlahan dengan lampu darurat menyala. Kendaraan mereka ditembaki selama lebih dari lima menit.
Militer Israel sebelumnya mengklaim bahwa kendaraan tersebut bergerak mencurigakan tanpa lampu atau sinyal darurat. Mahkamah Internasional (ICJ) sebelumnya menyatakan klaim genosida di Gaza dapat dipercaya.
Pengacara hak asasi manusia Inggris, Geoffrey Nice, menyerukan tekanan internasional lebih besar pada Israel. Tujuannya adalah meminta pertanggungjawaban penuh atas pembunuhan petugas medis.
Nice menyatakan sulit mempercayai bahwa pelaku pembunuhan adalah "elemen jahat" dalam militer Israel. Ia menambahkan bahwa tanpa pembenaran yang lebih baik, tindakan tersebut merupakan kejahatan perang yang serius.
Sejak operasi militer baru pada 18 Maret, 1.309 orang dilaporkan tewas di Gaza. Data ini berasal dari Kementerian Kesehatan wilayah tersebut.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini